Sembilan

103K 4.1K 67
                                    

Setelah Arvind mengatakan jika Feli sekarang adalah pacarnya, Feli hampir gila karena setiap menit setiap detik berbayang muka Arvind dan kalimat Arvind yang entah kenapa bisa membuatnya bahagia.

Seperti saat ini, Feli sedang duduk di kelas mendengarkan guru mapel biologi menerangkan materi Genetika panjang lebar namun, ia malah sibuk mencoret-coret kertas sambil tersenyum. Bu Eni-guru mapel biologi pun menatap Feli heran. Namun, dia membiarkan Feli dan melanjutkan materinya. Sedangkan Bita yang mulai penasaran kenapa Feli senyam-senyum dari pagi akhirnya menyadarkan Feli yang tampak lebih asik terbang ke dalam imajinasinya daripada mendengarkan Bu Eni berbicara di depan.

"Fel! Heh!" Bita menyenggol lengan Feli pelan.

Feli yang kaget langsung berhenti tersenyum dan berpura-pura sedang mencatat materi yang di tuliskan di papan tulis.

"Fel Lo kenapa sih? Senyam-senyum mulu kayak orang gila?" Tanya Bita penasaran.

"Enggak, Gue enggak senyam-senyum." Kata Feli alibi.

"Halah enggak usah bohong deh Lo! Cerita kek sama Gue." Ucap Bita kesal.

"Apa sih, Bit. Gue perasaan biasa-biasa aja." Elak Feli lagi dan lagi.

"Kan gitu kan..." Bita menggembungkan pipinya. Dia kesal Feli tak mau cerita kepadanya.

"Besok deh kapan-kapan Gue cerita, sekarang tuh dengerin Bu Eni cerita dulu. Kasian kalau enggak di dengerin." Kata Feli kepada Bita. Dan Bita sok membuang muka karena Feli tak mau cerita kepadanya saat ini.

"Hih gitu saja marah. Iya nanti Gue ceritain deh... sedetail-detailnya." Feli pada akhirnya pun mengalah. Dan Bita kembali tersenyum. Hal itu membuat Feli memutar bola matanya jengah.

"Nah gitu dong dari tadi!" Bita pun kembali mendengarkan Bu Eni yang sedang menjelaskan.

Satu jam kemudian, pelajaran Biologi berakhir dan sekarang saatnya jam istirahat di mulai.

Sebelum semua temannya keluar dari kelas, Jidan-ketua kelas di kelas Feli pun berteriak dan meminta teman-temannya tetap di kelas karena ada sebuah pengumuman.

Feli, Bita dan yang lainnya pun mengurungkan niat mereka untuk keluar dari kelas.

"Sehubungan dengan pembuatan buku katalog atau year book, gimana kalau kita sekarang diskusi gimana kelompok katalognya?" Tanya Jidan yang sudah berdiri di depan kelas.

"Boleh tuh setuju!"

"Setuju!"

"Setuju!"

"Alahh cacing-cacing di perut Gue berontak nih."

Sahut mereka semua hingga membuat suasana kelas yang tadinya hening menjadi gaduh.

"Hehhh tenang dulu heh!" Gaga menyela agar semuanya diam sejenak. Dan mereka pun terdiam kembali.

"Gini aja deh gimana kalau kita bagi lewat undian biar adil dan cepet?" Saran seoang siswa di kelas itu.

"Boleh tuh."

"Ayolah bikin!"

"Cussss."

"Ayo cepetan ah kasian peliharaan Gue ini belum makan." Ucap seoang siswa sambil mengelus perutnya sendiri.

"Yaudah kalau begitu tolong sekretaris bikin undian!" Perintah Jidan kepada salah satu temannya.

Dan mereka pun mulai membuat undian, kemudian dilanjutkan dengan setiap siswa mengambil satu undian yang sudah bernomor. Lalu mereka memberitahu pada sekretaris nomor berapa yang mereka dapatkan.

 Perjodohan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang