Dua Puluh Empat

67.7K 2.3K 53
                                    

Arlo membuka pintu mobil, lalu ia masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi.

Feli menatap Arlo sebentar lalu kembali menatap ke arah lain.

"Kayaknya gue harus ngomong deh sama lo." Ucap Arlo sembari menyalakan mobilnya dan menjalankan mobilnya keluar dari sekolah Arvind.

"Gue mau pulang." Kata Feli yang sudah tidak bersemangat.

"Gue traktir gelato yok!" Ajak Arlo kepada Feli.

"Gue mau pulang aja," tolak Feli.

"Ayolah Fel, kita makan gelato dulu baru nanti gue anter pulang deh." Bujuk Arlo.

"Enggak ah gue mau pulang aja," Feli tetap menolak ajakan Arlo.

"Yah... yaudah gue anter pulang deh... tapi setelah gue bali gelato oke! Oke Arlo!" Arlo sama keras kepalanya dengan Feli, hal itu membuat Feli menghela napas kesal.

Mobil mereka pun bergerak menuju sebuah tempat penjual es krim gelato yang dimaksud Arlo.

Arlo memarkirkan mobilnya terlebih dahulu, barulah ia keluar dan membukakan pintu untuk Feli. Karena tak tahu harus apa, Feli pun keluar dari mobil lalu mengikuti Arlo dengan malas.

Feli menatap kesekeliling outlet itu, Ia merasa semakin malas karena tempat itu sangat ramai.

"Arlo balik aja deh, gue mau pulang."

"Alah udah samapi di sini juga, nanti ah beli gelato dulu!"

"Ramai tapi Loo.."

"Gapapa... masih ada tempt buat kita kok."

Kebetulan tempatnya di-outdoor dan lokasinya itu di taman kota. Jadi tidak heran jika ditempat itu sangat ramai oleh pengunjung.

"Kita duduk di depan mobilnya aja ya, gapapa kan duduk di situ?" Tanya Arlo menujuk kursi yang berada di dekat mobil penjual Gelato itu.

Feli mengangguk saja karena dia sudah tidak berselera makan.

"Mau rasa apa Fel?" Tanya Arlo sembari duduk di kursi yang mirip dengan kursi bar tersebut.

"Enggak ah lo aja." Jawab Feli malas.

"Oke strawberry ya.." Arl kemudian memanggil penjualnya.

"Bang, gelato rasa strawberrynya satu sama rasa bubblegumnya satu." Pesan Arlo.

"Oke tunggu ya mas mbak." Penjual itu pun segera membuatkan pesanan Arlo dan Feli.

Arlo sempat menatap Feli sebentar lalu dia teringat akan mengatakan sesuatu kepada Feli.

"Fel, tau enggak sih dulu Arvind sama Gaga pernah sayang sama satu orang?" Tanya Arlo sambil memaikan kursinya yang bisa diputar.

Feli mendongak dan menatap Arlo.
"Enggak." Jawab Feli seadanya.

"Dulu tuh ya Fel pas kelas 11 semester 1 Arvind sama Gaga itu sama-sama patah hati gara-gara putus dari pacar mereka yang pertama, Gaga patah hati karena Ravela, sedangkan Arvind patah hati karena Viola. Terus mereka tuh sama-sama menyemangati satu sama lain biar enggak terus-terusan sedih kan, dan mereka bikin games tuh cari cewek yang paling cantik buat dijadiin pacar, ntar yang jadian dulu bakal di traktir ngedate... nah mereka tuh ternyata sama-sama suka sama si Anya, waktu itu Anya anak baru di SMA Pancasila. Nah Arvind dan Gaga tuh sering banget minjem mobil gue buat bolos ke sana, oh ya waktu itu Arvind masih sekolah di SMA Bina Bangsa ya." Arlo menarik napas sejenak untuk melanjutkan cerita panjangnya.

"Arvind anak Bina Bangsa? Kok gue gak pernah tau kalau Arvind anak SMA kita juga?" Tanya Feli yang mulai tertarik dengan cerita Arlo.

"Heem, dulu dia di SMA Bina Bangsa. Dia jarang sih bikin ulah kalau di sekolah, sekalinya bikin ulah ketahuannya di sekolah sebelah. Bentar deh gue ceritainnya runtut aja biar lo gampang pahaminya."

 Perjodohan Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu