"Enggak... please jangan. Dia baik-baik aja dia cuma tidur sebentar." Ucap Feli yang ketenangannya kembali terusik.

"Berhenti menghibur diri dengan cara membodohi diri kamu sendiri Fel!" Arvind dengan terpaksa mengambil bayi itu dari Feli dan membawanya pergi secepat yang dia bisa.

Feli berteriak histeris saat Arvind membawa bayinya pergi. Bahkan dia juga berusaha turun dari kasurnya dan mengejar Arvind. Namun, sayang ada dokter dan suster datang  menahannya dan menyuntikan obat bius ke dalam tubuhnya. Perlahan ia pun mulai tak sadarkan diri dan lupa akan segalanya.

🐥🐥

Setelah kepergian anak pertama mereka, Feli dan Arvind sempat saling mendiamkan satu sama lain selama beberapa bulan hingga Feli benar-benar bisa menerima keadaannya. Bukan karena Arvind tidak mencoba menenangkan Feli, melainkan Feli sendiri yang memilih untuk menjauh dari Arvind.

Kemudian saat Feli sudah mulai membuka diri dan sudah menyelesaikan kuliahnya, Arvind mengajak Feli berlibur ke Bali dan memulai semuanya dari awal. Ia juga berniat untuk mencoba membuat malaikat kecil lagi untuk melengkapi kehidupan mereka berdua.

Arvind merasa lega sekaligus bersyukur karena Feli tidak pernah meminta berpisah walaupun mereka sering mengalami berbagai cobaan dalam rumah tangga. Memang tidak salah orang tuanya menjodohkan dirinya dengan Feli. Dan dia berharap hubungannya tetap seperti ini selamanya.











🐥🐥









Beberapa tahun kemudian....

"Good molning Mommy... good molning Daddy..." sebuah teriakan mulai memecah keheningan di ruang makan.

Feli yang sedang menyiapkan sarapan pagi keluarga kecilnya itu pun menoleh ke arah sumber suara. Sedangkan Arvind malah sok-sokan tidak mendengar sapaan hangat dari anak kecil yang sedang berlari kearahnya dengan tas kecil berbentuk mobilnya.

"Eh Ravind sini sayang duduk di kursi sebelah Daddy kamu!" Ucap Feli lembut sembari meletakan beberpaa piring ke atas meja.

"Ada siapa sih Mom emangnya? Kok enggak kelihatan ya?" Tanya Arvind yang menggoda anaknya yang sekarang sudah berdiri di sebelahnya.

"Hihhh... Lavind keliatan tau Daddy!" Protes Ravind sambil menunjukan dirinya di samping Arvind.

"Mom tadi siapa ya yang ngomong?" Tanya Arvind lagi kepada Feli. Feli terkekeh melihat Arvind yang selalu menggoda Ravind seperti itu.

"Daddy ish! Lavind di sini! Mommy Lavind mau jadi tinggi bial Daddy bisa liat Lavind." Ucap Ravind sembari mengerucutkan bibirnya. Merasa gemas melihat ekspresi Ravind, Arvind langsung mengangkat tubuh kecil itu ke pangkuannya lalu menciumi pipinya.

"Ravind kecil huuu Ravind kecil.. makanya enggak kelihatan." Ejek Arvind sambil menciumi pipi Ravind gemas.

"Lavind besal tauu..." Ravind tak mau kalah dari Arvind. Namun, dia anteng aja diuselin Arvind.

"Segini besar?" Tanya Arvind kepada Ravind. Dan Ravind mengangguk semangat.

"Hih... orang kamu sama tas kamu besaran tas kamu." Arvind semakin gemas dengan anaknya.

"Endak... tas Lavind kecil! Lavind lebih besal dali tas Lavind!" Ucap Ravind tak terima.

"Hih nih anak ngeyelan nurun dari siapa sih?" Tanya Arvind gemas.

"Ya dari Daddynya lah..." kata Feli sembari duduk di kursi sebelah Arvind.

"Sayang kamu mau makan sama apa? Mau ayam atau ikan?" Tanya Feli kepada Ravind.

 Perjodohan Where stories live. Discover now