Sembilan

234K 15.7K 1.5K
                                    

"Bisakah aku bahagia layaknya anak remaja pada umumnya?"

***

Rea baru saja pulang sekolah menggunakan angkutan umum. Setelah sampai di kediaman keluarga Rizal, Rea heran melihat tatanan rumah yang berbeda dari sebelumnya.

Rumah itu kini dihias cantik, terdapat beberapa balon di sudut ruangan.

Dan juga terdapat tulisan Reina's Birthday di sana.

Hampir saja Rea lupa. Kakak tirinya itu sedang berulang tahun saat ini.

Ah, Rea tak mau ambil pusing dengan hal itu.

Rea langsung menaiki tangga menuju kamar tercintanya dan mengabaikan para pekerja yang sibuk mendekor ruangan.

Rea sangat lelah hari ini.

Tidur.

Ya, Rea butuh itu. Dengan mudah matanya langsung terpejam secara sempurna.

Rea terbangun ketika mendengar sebuah ketukan di pintu kamarnya. Ia berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal di alam mimpi tadi.

Ketukan kembali terdengar.

Dengan langkah gontai, Rea berjalan ke arah pintu dan membukakannya. Rifa datang sambil membawa paperbag di tangannya.

"Kenapa Bunda?"

"Cepat siap-siap sekarang. Sebentar lagi teman-teman Reina akan datang." ucap Rifa sambil memberikan paperbag itu pada Rea.

"Rea di kamar aja,Bun. Gak usah keluar." Tolak Rea.

"Jangan membantah,Rea!"

Tak ada pilihan lain, Rea harus menuruti permintaan Bundanya.

Setelah selesai mengganti pakaian, Rea dibantu untuk menghias diri oleh Rifa. Rea cukup senang, ternyata Bundanya masih peduli dengannya.

"Udah selesai ya,Bunda?" Tanya Rea, karena Rifa kembali memasukkan peralatan make up ketempatnya semula.

"Sudah."

Rea melihat pantulan dirinya di depan cermin.

Rea terkejut melihatnya.

Dengan dress bermotif bunga-bunga selutut dan rambut yang dikepang dua juga hiasan aneh di wajahnya. Rea tampak seperti anak kampung.

"Bunda, kenapa Rea didandan seperti ini?"

Ia bahkan tak percaya Bundanya tega melakukan hal ini. Ini jauh berbeda dengan ekspektasinya.

"Jangan banyak tanya. Cepat turun kebawah!"

Mau tak mau, Rea segera turun ke bawah. Hatinya sangat sedih hari ini.

Saat menuruni anak tangga, semua pasang mata tertuju pada Rea. Mereka melempar tatapan aneh padanya.

Tentu saja Rea merasa tidak nyaman jika ditatap seperti itu.

Sedangkan Reina, gadis itu tampak cantik malam ini. Dengan gaun berwarna biru muda yang membalut tubuhnya, Reina terlihat sangat perfect.

Rea berjalan mendekati Reina.

"Dia siapa,Rein?" Tanya salah satu teman Reina.

"Dia Rea, adik tiri gue"

"Oh,pantes buluk." Tukas temannya seraya tersenyum sinis.

Rea melihat ke sekeliling. Banyak orang yang sedang menatapnya. Ada pula yang berbisik-bisik sambil melempar tatapan tak suka.

Fireflies [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang