Lima

316K 17.3K 2.9K
                                    


"Aku bersinar, namun tak terang. Lalu bolehkan aku mempunyai mimpi untuk bisa menggapai mu?"

***


Setelah berkali-kali berusaha memanggil Si pria tampan, Rea menyerah.

Tidak ada tanggapan, lalu untuk apa lagi dia di sana.

Dengan langkah gontai, Rea kembali ke kelasnya.

Kedua temannya, Anna dan Kaira masih sibuk memperdebatkan perihal wajah-wajah tampan milik kakak kelasnya.

Dan Via, anak itu sudah berpindah duduk sekarang. Ia memilih duduk di barisan belakang bersama kekasihnya. Rea hanya bisa mendengus pasrah.

"Ingat jalan pulang juga, Re?" Sindir Kaira. Rea hanya menaikkan alisnya tanda tidak mengerti.

"Kita berdua tadi nyariin lo tau."

"Iya maaf deh, gue abis dari UKS tadi."
Rea menunjukkan tangan kanannya yang terluka.

"Yaampun Re, tangan lo kenapa?" Tanya Anna, "sakit gak?" lanjutnya seraya menyentuh pelan tangan Rea yang dibalut perban.

"Akh.. sakit Ann, jangan di pegang dulu." Tukas Rea.

Ia menyembunyikan tangannya di kolong meja, alih-alih menjauhkannya dari marabahaya yang bisa saja terjadi tanpa diduga-duga. Seperti saat di sentuh Anna misalnya.

"Tangan lo kenapa, Re?" tanya Kaira. Gadis ini tampak tenang, tidak seperti Anna yang terlalu panikan.

"Tadi jatoh."

"Makanya Re, lain kali kalo mau pergi bilang-bilang dulu dong. Kena sial kan lo."

Rea hanya manggut-manggut, ia tidak mau memperpanjang masalah.

"Via kenapa?" Rea memilih mengalihkan pembicaraan

"Tadi sih dia minta izin buat pindah ke belakang. Mau nemenin Arlan katanya. Gue mah terserah dia aja."

"Muka lo gak usah disedih-sedihin juga kali. Miris gue liatnya." Anna melempar karet penghapus ke wajah Kaira.

"Apasih lo Ann, rese!" Kaira juga tak mau kalah, ia melempar tutup pena miliknya ke arah Anna. Sepertinya mereka mulai dekat.

"Eh Re, lo tau gak-"

"Enggak" 

Rea sengaja memotong pembicaraan Anna.

"Gue belum selesai ngomong, Re."

"Hehe yaudah lanjut."

"Si Kaira naksir sama kakak kelas loh."

"Oh ya? Siapa?"

Rea berpura-pura tertarik dengan ucapan Anna.

Kaira membalikkan badan nya ke depan dan menelungkupkan kepalanya di atas meja.

Sepertinya dia masih malu-malu iblis untuk terbuka kepada Rea.

"Dia suka sama kak Agam. Lo tau kan? Itu loh, anggota OSIS yang kece itu." Anna sengaja menekankan kata Kece. Sepertinya dia masih ingin menggoda Kaira.

Rea sedikit terkejut mendengar nama cowok yang sedang ditaksir oleh temannya ini

Tidak ada salahnya memang, jika Kaira memiliki rasa pada Agam yang notabenenya adalah salah satu anggota OSIS.

"Tapi bukannya kak Agam udah punya pacar?"

"Nah itu dia, gue juga udah bilang gitu tadi. Dia mau nikung kak Shelia . Salut gue." Anna sedikit meremehkan Kaira, "eh Kai, yang ada lo yang dibunuh hidup-hidup sama si penyihir galak itu."

Fireflies [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang