14.Ratu Cabe-cabean

Start from the beginning
                                    

"Gue Dino Debasa Prastian" ucap Dino.

"Gue Attheo Adinata Bramasta" timpal Theo datar.

"Tiara Lorine Mark" balas Tiara ramah.

"Zia Anastasia Beverly" timpal Zia sambil tersenyum tipis.

Setelah mereka berkenalan, lalu Gisell dan Shara datang sambil membawa pesanan para sahabatnya.

"Eh sejak kapan mereka ada di sini?" tanya Shara polos.

"Sejak jaman dinosaurus" jawab Arga ngawur.

"Kok lo masih idup sih? Kan harusnya kan udah mati" tanya Shara lagi yang kelewat polos, membuat yang lain terkekeh kecil, terkecuali Theo yang hanya memasang wajah datar.

"Eh lo nyumpahin gue mati apa?!" balas Arga setengah kesel.

"Eh.. Enggak kok kan gue tadi cuma nanya"

Arga mengusap wajahnya kasar lalu dia beranjak berdiri dari duduknya, membuat yang lain mengerutkan keningnya.

"Lo mau kemana?" tanya Hitto.

"Mau ke samudra atlantik buat nengelemin nih anak satu, biar otaknya gak lemot" jawab Arga ngawur sambil melirik ke arah Shara.

"Ya mau pesan makanan lah! Emang lo kira kesini buat apa? Ngerumpi? Ya makan lah!" lanjut Arga lagi.

"Ohh, ya udah yuk laper juga gue, dari tadi dengerin lo ngoceh" ucap Hitto sambil terkekeh.

"Iyek!" ucap Arga lalu menarik tangan Hitto untuk pergi memesan.

"Eh Ar pesenin gue kaya biasanya ya?" ucap Reyhan.

"Gue juga Ar!" timpal Dino Yang diangguki oleh Arga.

"To gue titip milkshake vanilla sama bakso ya!" ucap Theo datar.

"Gue titip somay sama jus melon ya to!" ucap Radit sedikit berteriak kepada Hitto, karena Hitto sudah lumayan jauh.

Sedangkan dibangku sebelah lebih tepatnya di bangku Alya dkk, mereka sedang asik bercanda ria sambil memakan pesannya.

"Sal itu yang namanya Theo?" tanya Zia.

"Iya itu yang semalem gue ceritain" jawab Alya.

"Oh iya mulai sekarang jangan panggil gue Salsa ya Zi, Tia!" lanjut Alya.

"Loh kenapa emang?" tanya Tiara heran.

"Karena disini gak ada yang manggil Salsa, Panggilnya Alya!" jawab Alya santai.

Zia dan Tiara hanya ber'oh'ria dan melanjutkan makannya.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu membuat para penghuni sekolah sudah berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing tak terkecuali bagi Theo dkk.

Theo, Radit, Reyhan, Arga, Hitto, dan Dino selalu menjadi pusat perhatian. Tapi mereka hanya bersikap biasa saja.

"Bro abis ini maen dulu kuy!" ajak Arga semangat.

"Boleh tuh!" sahut Dino.

"Tapi kemana?" tanya Hitto.
"Di rumahnya si Twins aja, lagian kan Theo belum pernah maen kesana" usul Arga membuat Twins hanya memutar bola mata malas.

"Gue gak ikut lah" ucap Theo datar.

"Eitss! Lo wajib ikut! Gue gak nerima penolakan ya" ucap Arga tegas membuat Theo terpaksa harus menganggukkan kepalanya.

"Ya udah kuyy kalo gitu!" ucap Arga lalu menarik tangan Theo.

"Ehem!" Theo berdehem membuat Arga membalikan badannya.

"Kenapa?" tanya Arga polos.
"Lepas!" jawab Theo datar.

"Ehehehehe sorry terlalu semangat sih" ucap Arga sambil memamerkan gigi putih nya.

"Dasar jones!" sindir Reyhan.

"Eh masnya kalo ngomong itu miror dulu ya! Emang situ gak jones apa?!" balas Arga sinis.

"Yeh gue walaupun jomblo tapi tetep banyak fansnya!  Lah lo gimana?"

"Eh tuh mulut mau gue sumpel pake semvaknya firaun kali ya! Bikin kesel aja!"

"Sono cari aja sem–"

"Diem! Lo berdua gak malu apa di liatin sama yang lain?! Kaya bocah TK aja!" ucap Hitto menengahi.

Reyhan dan Arga memandang sekeliling, ternyata benar apa yang di katakan Hitto banyak yang melihat mereka dengan tatapan heran, ada yang menahan tawa, bahkan ada yang tertawa terbahak-bahak.

Reyhan dan Arga hanya menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Yuk balik!" ucap Radit lalu berjalan menuju parkiran diikuti oleh Theo, Dino, Hitto, Arga, dan Reyhan.

***

Saat Theo sudah berada di area parkir mereka hendak masuk kedalam mobilnya tetapi tidak jadi karena ada suara yang memanggil Theo. Sedangkan Radit dkk sudah pulang duluan.

"Theo!" teriak seorang cewek yang sejak kemarin mengganggu Theo.

Theo membalikkan badannya lalu menaikan satu alisnya seolah berkata 'apa?'.

"Emm lo pulang bareng siapa?" tanya cewek itu.

"Kenapa?" bukannya menjawab malah Theo bertanya balik.

"Gue nebeng ya? Soalnya Lily sama Wina udah balik duluan" ucap cewek itu.

"Gak boleh! Theo balik bareng gue!" ucap cewek yang baru datang lalu mengandeng tangan Theo.

Theo yang mendapat perlakuan tersebut terjolak kaget, lantaran tak biasanya ada cewek yang pernah memperlakukan nya seperti ini.

"Lah lo bukannya bawa mobil sendiri ya Al?" tanya cewek itu.

Yap! Cewek yang mengandeng tangan Theo adalah Alya.

"Enggak tadi pagi aja ya gue brangkat bareng Theo jadi pulang juga harus bareng Theo!" jawab Alya datar.

"Ya gak bisa gitu dong Al!  Kan gue tadi udah bilang sama Theo!" ucap cewek itu tak mau kalah.

"Emang Theo udah jawab?!" sarkastis Alya.

"Y.. Ya.. Ya tapi kan–"

"Udah deh lauren lo pulang bareng sahabat lo aja, atau gak lo pulang naik ojol aja oke!" potong Alya terlebih dahulu.

Lauren Dhani adalah seorang cewek ya yang bisa dibilang jablay karena pakaiannya yang super duper ketat, muka penuh dengan make up berlebihan, dan Ratu bullying. Alya memang dari dulu tidak pernah menyukai sikap Lauren, karena sikapnya yang sok berkuasa.

Lauren pergi meninggalkan Alya dan Theo dengan sesekali menghentakkan kakinya.

"Ekhem!" Theo berdehem membuat Alya langsung melepaskan tangannya yang menggandeng tangan Theo.

"Lo apa-apaan sih?" tanya Theo datar.

"Tadi gue cuma nyelametin lo dari Ratu cabe-cabean tuh" jawab Alya tak kalah datar.

"Lagian nanti kalo lo pulang bareng tuh cabe, nanti gue balik sama siapa? Kan gue gak bawa mobil, mobilnya juga masih di bengkel" lanjut Alya.

"Terserah!" ucap Theo lalu berjalan memasuki mobilnya.
"Yeh dasar mahluk aneh!" gerutu Alya lalu masuk ke mobil Theo.

Setelah Alya masuk mobil Theo melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota Jakarta yang cukup ramai.

~bersambung...
Jangan lupa buat vote and comment! See you next part😚

Allya Theo Perjodohan? [On Going♡]Where stories live. Discover now