28 + 1

106 17 9
                                    

"Kenapa diundurin?" tanyaku kepada Gytha setelah ia mengatakan bahwa acara ulang tahun Mawar diundur. Pertanyaanku itu hanya disambut oleh sebuah gelengan dari Gytha yang sedang sibuk menyetir mobilnya.

"Gue heran deh sama Calum, kenapa coba dia tetap gak mau putus sama Mawar?" tanya Gytha entah kepada siapa.

Namun, mengingat aku adalah satu-satunya orang yang sedang bersama dengannya, aku mengangkat kedua bahuku pertanda aku juga tak tahu jawaban atas pertanyaannya itu. Tanpa kuduga, sebuah pertanyaan yang seharusnya kutanyakan sejak awal kepada Gytha tiba-tiba saja kembali muncul. Kurasa ini adalah waktu yang tepat untuk melontarkan pertanyaan itu.

"Gyth, gue mau nanya deh," ucapku sekadar basa-basi. Tanpa menunggu tanggapan dari Gytha, aku melakukan aksiku. "Gyth, belakangan ini yang jadi teman dekatnya Mawar itu, kan, elo. Tapi kenapa lo malah dukung kita buat mempermalukan temen lo itu?"

"Kalau gue boleh jujur, gue gak pernah nganggep dia sebagai teman gue. Gue cuma nanggepin segala curhatannya karena dia selalu curhat tentang Calum," jawab Gytha dengan santainya.

Sikap santai Gytha itu tidak sesuai dengan jawabannya yang sungguh di luar akal sehatku. Dalam jawaban Gytha itu tersirat sesuatu yang sangat mengejutkan. Sesuatu itu adalah kebenaran bahwa remaja perempuan yang berada di sebelahku ini menyukai kakak lelakiku.

"Maksud lo apa, Gyth?" tanyaku berpura-pura tak mengerti. Aku sengaja bertanya seperti itu untuk memancing Gytha agar ia menjelaskan secara detail apa maksud dari jawabannya itu.

"Menurut lo?" tanya Gytha balik.

Aku memutuskan untuk diam sejenak. Aku tak mau langsung menanggapi pertanyaan Gytha itu karena aku takut aku akan memperburuk suasana. "Lo suka sama Calum?"

Seperti dugaanku, Gytha menganggukkan kepalanya. Ia benar-benar menyukai Calum. "Gue suka sama Calum sejak Luke deketin Arissa, Bel."

"Tunggu deh, Gyth, lo kan suka sama Calum, kenapa lo malah bantu Mawar deketin Calum?" tanyaku penasaran.

"Gue bantu Mawar karena dia minta tolong sama gue seolah-olah dia lagi sekar-"

"Dia pake alasan sakit jantungnya itu?" tanyaku, memotong perkataan Gytha.

Gytha menganggukkan kepalanya. "Gue di situ kasihan banget sama dia makanya gue rela ngorbanin perasaan gue. Tapi, setelah gue tau kalau dia cuma jadiin Calum sebagai pelampiasan, gue gak kasihan lagi sama dia. Gue udah gak peduli lagi sama penyakitnya itu."

"Lo tau dari mana?" tanyaku.

"Lo masih ingat waktu kita ngumpul di kantin SM?" tanya Gytha balik.

"Yang waktu latihan buat pensi, kan?" tanyaku memastikan.

Gytha menganggukkan kepalanya. "Waktu lo sama Calum pergi, beberapa menit kemudian Mawar ngajak gue ke toilet. Di toilet dia kayak marah-marah gitu karena Calum pake 'aku-kamu' ke lo. Dan karena gue tau ada orang di toilet, gue bilang sama Mawar kalau dia mau ngamuk, lebih baik dia ngamuk di mobil gue. Dan di mobil guelah dia ngebandingin Calum sama Jonah. Dia bilang Jonah gak pernah lembut ke siapapun kecuali dia."

"Kenapa waktu kita bahas tentang tipuan Mawar lo gak bilang soal itu, Gyth?" tanyaku.

"Gue bilang, Bel, gue bilang ke Calum-nya langsung," jawab Gytha.

Aku terkejut mendengar jawaban Gytha. Aku tidak menyangka Gytha melaporkan hal itu secara langsung kepada Calum. "Lo tau gak kalau Mawar dan Calum pernah berantem dan Mawar bawa-bawa nama Jonah?"

Gytha menggelengkan kepalanya. "Calum bohong, Bel. Dia gak bener-bener berantem sama Mawar. Dia bilang kayak gitu buat nutupin fakta kalau dia tau masalah itu dari gue."

Catch Fire × Calum Hood || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang