114 15 15
                                    

"Eh, Cal, War, lo berdua udah selesai latihan?"

Suara Luke yang memang sengaja ia besarkan itu membuatku, Ashton, dan Michael menghentikan percakapan kami. Untung saja Luke memberikan kode kepada kami, kalau tidak, Calum pasti akan mengetahui percakapan yang sebenarnya bersifat rahasia ini. Selang beberapa detik, dua pasang remaja, yaitu Calum-Mawar dan Luke-Aretha, memasuki tenda.

"Lo berdua udah selesai latihannya?" tanya Ashton kepada Calum dan Mawar.

Calum menggelengkan kepalanya. "Kita ke sini mau ngambil handphone-nya Mawar." Setelah mengucapkan kalimat itu, Calum menoleh ke arah Mawar yang sudah memegang ponselnya. "Udah dapat, War?"

Mawar menganggukkan kepalanya. "Gue ke toilet dulu, ya, Cal, nanti gue nyusul lo ke studio." Kalimat itu menjadi kalimat terakhir Mawar sebelum ia meninggalkan kami.

Entah kenapa kepergian Mawar meninggalkan kejanggalan bagiku. Aku merasa ada sesuatu yang salah, tetapi aku tidak menemukan tanda-tanda kesalahan itu. Untuk menghindari masalah akibat keterlambatan, aku memutuskan untuk memikirkan sesuatu yang salah itu.

"Bel, kamu kenapa?" tanya Calum.

Pertanyaan Calum itu membuat pikiranku buyar begitu saja. Calum telah membuatku tidak konsetransi dengan apa yang sudah hampir tiba di otakku. Namun, karena aku tak ingin membuat semua orang yang ada di sini merasakan hal yang sama denganku, aku harus bersikap biasa saja. "Engga apa-apa, Bang."

Sesaat setelah aku mengucapkan kalimat tipuan itu, ponsel yang kugenggam bergetar. Ada sebuah pop up pesan yang masuk, pesan itu berasal dari Austin. Isinya adalah Joshua ingin aku menemuinya di salah satu stan makanan.

"Guys, gue keluar dulu, ya," pamitku seraya beranjak dari tempat dudukku. "Tha, lo di sini aja, ya."

"Kamu mau ke mana, Bel?" tanya Calum.

"Mau ketemu Joshua," jawabku. "Sekalian kembaliin handphone-nya."

"Abang anter, ya," tawar Calum.

Aku menganggukkan kepalaku. Lalu aku dan Calum pun melangkahkan kaki kami keluar dari tenda. Keheningan mendominasi di antara aku dan Calum ketika kami berjalan menuju stan yang dimaksud oleh Joshua. Aku bersyukur Calum tak mengajakku mengobrol karena sejujurnya, sikap Mawar tadi masih mengganggu pikiranku.

"Nih, Josh, handphone lo," kataku seraya memberikan ponsel itu kembali ke tangan pemiliknya yang sedang memakan setusuk sate.

"'Makasih, ya, Bel," balas Joshua seraya mengambil ponselnya dari tanganku. Tak berapa lama kemudian, Joshua menyodorkan satenya tepat di hadapan mulutku. "Mau gak?"

Aku menganggukkan kepalaku lalu aku memegang tangan Joshua yang sedang memegang tusuk sate, takut-takut Joshua akan menjauhkan sate itu ketika aku hendak memakannya. Saat aku hendak memakan sate itu, suara dehaman memasuki indra pendengaranku. Dehaman itu adalah dehaman milik Calum yang sedang menatapi aku dan Joshua dengan kedua tangannya yang tersembunyi di saku celananya.

Akupun membatalkan kegiatanku itu dan kembali ke posisi normal. Sementara Joshua malah menyodorkan sate itu kepada Calum. "Bang Cal mau?"

Calum menggelengkan kepalanya. "Gue ke studio dulu, ya, Josh, Bel." Tanpa menunggu balasan dari aku dan Joshua, Calum langsung melangkahkan kakinya menjauhi kami.

Setelah figur Calum sudah tak terlihat oleh mataku dan juga Joshua, Joshua tertawa. Aku menatapi Joshua dengan tatapan kebingungan. Joshua sudah aneh, ia tertawa atas sesuatu yang tidak lucu. Kurasa itu faktor karena kurang dari satu jam lagi, Jamming J dan 5SOS akan tampil.

"Lo kenapa sih, Josh?" tanyaku seraya mengambil tusuk sate milik Joshua yang seharusnya dagingnya sudah memasuki mulutku sejak beberapa detik yang lalu.

Catch Fire × Calum Hood || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang