12 × 2

107 17 12
                                    

"Sekali Papa bilang tidak, ya, tidak, Aretha," tolak ayahku saat Aretha meminta izin untuk ikut denganku ke acara pentas seni PSM. Ini bukanlah penolakan pertama ayahku, awalnya ayahku juga menolak permintaanku. Namun dikarenakan pada saat itu Arissa dan Avi ada bersamaku, beliaupun setuju dan menitipkanku kepada mereka berdua.

Aretha menunjukkan wajah kecewanya. Ia terlihat sangat ingin mendatangi pentas seni itu. Aretha memang tidak memberitahuku alasan ia sangat ingin datang, tetapi aku tahu apa alasan itu. Alasan Aretha bersikeras untuk ikut adalah ia ingin melihat penampilan 5SOS, khususnya Luke. Aretha memang sudah tidak menyukai Luke, tetapi ia pernah memberitahuku kalau impiannya yang terkait dengan Luke adalah melihat penampilan Luke secara langsung. Dan malam ini adalah waktu yang tepat bagi Aretha untuk mewujudkan impiannya itu.

"Pa, Bella bakal jaga Aretha, kok. Papa tenang aja," ucapku memberanikan diri. Jujur saja, aku sangat takut untuk membela Aretha di depan ayahku. Bukan karena aku takut ayahku akan memarahiku, tetapi aku takut ayahku malah berubah pikiran sehingga beliau juga melarangku.

Pandangan ayahku beralih kepadaku. Kuprediksi ayahku akan mengucapkan sesuatu yang tak ingin kudengar. Baiklah, Bella, kau harus tenang. Ingat, ayahmu sudah memberikanmu izin, tak mungkin ayahmu melepaskannya begitu saja hanya karena kau membela Aretha.

"Om, saya bakal jaga Bella sama Aretha," ucap seseorang dari arah belakangku saat ayahku hendak mengucapkan sesuatu.

Aku, Aretha, dan juga ayahku menoleh ke sumber suara untuk mengetahui makhluk yang sangat berani memotong pembicaraan serius kami. Tak kusangka orang itu adalah Joshua yang sekarang sedang berjalan ke arah kami. Ketika ia berada di dekat ayahku, ia langsung menyalam tangan ayahku kemudian ia duduk di kursi yang berada di sampingku.

"Coba kamu ulang apa yang kamu katakan tadi," suruh ayahku.

Aku bisa melihat kegugupan sedang menyelimuti tubuh Joshua. Aku yakin dia takut untuk melakukan apa yang disuruh oleh ayahku. Tetapi beberapa detik kemudian, Joshua berkata, "Saya akan jaga anak-anak Om di sana."

Ayahku menatap Joshua dengan intens, mencoba untuk mencari keyakinan di kedua mata Joshua. Tak berapa lama kemudian, ayahku mengangguk-anggukkan kepalanya lalu beliau menatap ke arah Aretha. "Aretha, kamu Papa kasih izin, tapi ingat, kamu harus pergi bareng Joshua dan balik bareng Joshua. Kamu mengerti?"

Aretha menganggukkan kepalanya dengan kelegaan di dalam tubuhnya. Aretha pasti sangat senang dan kuyakin dia akan sangat berterima kasih kepada Joshua yang telah menyelamatkan impiannya. "Tenang aja, Pa, Aretha bakal aman sama Bang Joshua dan Kak Bella."

Pandangan ayahku kembali ke arahku dan Joshua. Kini giliranku dan Joshua yang mendapat ucapan berat dari ayahku. "Bel, kamu juga harus jaga adik kamu, ya. Dan untuk kamu, Joshua, Om anggap ucapan kamu itu adalah janji kamu ke Om. Kamu tahu, kan, apa yang harus kamu perbuat terhadap janji yang kamu buat?"

Joshua tak langsung menjawab pertanyaan ayahku. Ia terlihat sedang memikirkan sesuatu yang tak bisa kutebak. Tetapi aku yakin itu sangat berhubungan dengan janji yang pernah Joshua buat entah kepada siapa. "Iya, Om, saya bakal tepatin janji saya."

Ayahku mengangguk-anggukkan kepalanya. Beliau sudah menumpahkan kepercayaannya kepada Joshua. "Ya sudah, Aretha, Bella, kalian ganti baju sana, Papa masih mau ngobrol bareng Joshua."

×××

Joshua Benedict
Bel kamu di mana

Aku terperanjat membaca pop up pesan yang kuterima dari Joshua. Mungkin bagi sebagian orang penggunaan kata 'kamu' itu adalah sesuatu yang biasa saja. Tetapi bagiku, penggunaan kata itu sangat luar biasa. Apalagi jika kata itu digunakan oleh orang seperti Joshua dan juga Calum.

Catch Fire × Calum Hood || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang