9.kota baru

2.6K 130 23
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 19.00 malam di bagian barat.tetapi,Salsa wanita itu sedang menangis sesegukan di terminal bus tangan kanannya setia menenteng tas besar yang entah apa isinya. Kakinya serasa lemas tak kuat berjalan tak tau kemana arah.tetapi,Salsa harus tetap kuat menghadapi ini semua, ia akan meninggalan kota kelam, kota seribu duka,salsa telah memutuskan untuk ke bandung entah disana ia akan mengontrak atau apapun itu, yang terpenting ia bisa menghidupi anaknya kelak.

"maafin aku"lirih salsa seraya sesekali mengelus perutnya,tangannya bergerak menghapus air mata di sekitar pipi dan matanya,ia tak mau air mata itu berjejak seperti takdirnya.

Flashback on

Salsa sedang berkaca di kaca spion mobil sebelum memasuki pintu rumah kakeknya, ia takut saja bila nanti kakek dan neneknya sadar ia tadi sempat menangis hebat,untunglah insiden menangisnya itu sudah terjadi 5 jam yang lalu.

"si eneng kenapa atuh ngaca?"tanya supir yang biasa mengatar lalu menjemput Salsa kembali.

"mataku ga sembab kan?hidungku ga merah kan?"tanya salsa.

"engga neng,cantik kok"jawab sang supir, dengan nada candaannya.

Dengan yakin salsa memasuki rumah dengan riang gembira,mencoba menutupi kesedihan di lubuk hatinya.

"asslam,,,, mualaikum"ucap salsa terbata pasalnya, ia melihat kakek, neneknya menatapnya begitu tajam.

"apa yang udah kamu lakuin SALSABILA?!"tanya sang kakek dengan nada tinggi,Salsa mengerutkan keningnya tanpa ia tak mengerti apa arti semua ini.

"ini apa!"bentak sang kakek seraya mendekatkan sebuah benda pipih ke arah wajah Salsa.

"Salsa bisa jelasin kek"lerai salsa dengan tangisnya, tetapi lelaki baya itu masih menatapnya tajam.

"kamu sudah mempermalukan keluarga saya,siapa ayahnya?"tanya sang kakek dengan nada sedikit Pelan.

"dia udah pergi"

"okeh, sekarang kamu ikut kakek kita gugurin kandungan kamu, sebelum aib ini menyebar" ajak sang kakek sambil menarik kasar tangan salsa, tetapi salsa malah melepaskannya.

"aku gamau"

"kenapa?!"

"dia anakku" ucap salsa mencoba tegar.

"pokoknya kamu harus gugurin sekarang!"bentak sang kakek, dengan paksaan.

Melihat sang suami mulai kasar,nenek salsa mencoba melerai keduanya.

"udah!"ucap sang nenek, tapi tetap saja di hiraukan.

"kalau emang kakek takut malu, salsa bakalan pergi dari rumah ini, pergi jauh dari kota ini"ucap salsa.

"ohh silahkan"

"mas,,, dia cucu kita!"bentak sang nenek.

Lalu,hendra memanggil anak buahnya untuk menyingkirkan istrinya itu.

"izinin salsa ambil barang-barang, maaf udah nyusahin"

"tuh kamu sadar diri!"sarkas hendra.

"salsa cuma mau bilang titip revan kek"

Flashback off

Salsa duduk termenung sembari menunggu bus yang akan membawanya pergi dari jakarta, tanpa sadar satu tetes air mata jatuh membasahi pipi mulusnya.mengingat hal itu rasanya hatinya sakit, matanya perih dan lirih.

D A N D E L I O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang