31 | P e r c a y a (?)

641 45 4
                                    

********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

********

*************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*************

Alana menghempaskan tubuhnya disofa dan menyalakan TV. Ia menoleh begitu Renggo duduk disampingnya.

"Darimana aja? Kok jam segini baru pulang?" Tanya Renggo.

"Habis ke mall beli novel kak," jawab Alana dan berbaring diatas paha kakaknya itu.

Renggo dengan pelan mengelus rambut Alana. "Kakak izinin kamu pergi kemana aja asal bareng Ronald. Karna dia orang terpecaya kakak selain Gwen." Ujarnya.

Alana hanya mengangguk mendengar ucapan Renggo dan fokus menatap TV.
"Ganti baju gih, kita makan malam bareng." Pintah Renggo. Alana berdiri dan sejenak memeluk kakaknya itu barulah berjalan menuju kamarnya.

• • •

Alana keluar dari kamarnya dan berjalan pelan menuju balkon loteng. Ia menatap langit malam yang dipenuhi kerlap-kerlip bintang.

Gue pengen semuanya berakhir dengan indah. Tak ada satupun masalah yang menghantui pikirannya.

"Belum tidur?"

Ia menoleh dan menatap Ronald yang berdiri dibelakangnya. Cewek itu menggeleng pelan dan tersenyum.

Ronald menghela nafas dan mendekat ke Alana.
"Ada yang lo pikirin? Cerita saja sama gue." Ujarnya.

"Gue pengen pulang kerumah lama gue... Tapi gue takut sama mereka." Jawab Alana pelan.

"Lo ga perlu pulang kesana, rumah lo disini." Ujar Ronald.

Alana terdiam.

"Saran gue sih gitu, karna mereka sendiri ga perduliin lo. Bahkan sampai men-" Ronald kembali mengatupkan mulutnya yang membuat Alana menatapnya dengan bingung.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang