47. Interview Lagi

Start from the beginning
                                        

Gue malu banget anjir, sumpah! Kayaknya gue musti cari-cari lowongan baru deh. Rasanya udah nggak punya muka sekarang!

"Berarti dia masih ngarepin lo tuh." kata Ella cuek.

"Xia, Xia, beruntung banget sih lo. Gue sempet baper padahal kemarin, gue kirain Darren ada feeling sama gue saking baiknya dia." sambung Eliana.

"Bisa banget ya! Dia yang bikin peraturan, dia juga yang melanggar." Lina terlihat masih kesal, lalu kembali duduk di bangkunya.

Tak berapa lama, rombongan bos-bos yang sedang meeting mulai berdatangan dan salah satunya ada yang bertanya kenapa semua pada berkumpul di dekat kubikel Gea, kamipun kembali ke meja masing-masing melanjutkan pekerjaan.

Awas lo, Darren, gue sebel sama lo!


***


Akibat insiden kemarin, aku memutuskan mengirim aplikasi lamaran ke beberapa perusahaan. Sebenarnya aku sangat betah kerja di kantor itu karna suasana kerjanya yang menyenangkan dan tidak membosankan, serta karyawannya yang sangat seru. Namun, setelah semuanya tau aku dan Darren berpacaran, aku merasa tak punya muka lagi untuk bertemu mereka, apalagi Lina yang semakin ketus padaku meskipun dia sudah menikah. Lama-lama aku jadi tak nyaman.

Ditambah lagi, hubunganku dengan Raffa semakin buruk. Ia bahkan dengan terang-terangan menghindariku. Raffa sekarang lebih sering tugas ke luar kota. Aku jadi kangen sama keisengannya yang suka bikin aku kesal.

"Oi, bengong aja lo!" Ella melempar kerupuk ke wajahku membuatku tersadar dari lamunan.

"Tau nih! Apalagi yang dipikirin sih, sampe makanan lo belom abis juga tuh, cuma diacak-acak doang." kata Maya.

"Nggak napsu gue."

"Mikirin siapa? Darren?"

"Ih, enggak! Gue udah nggak ada rasa lagi sama dia." semenjak Darren posting foto itu aku jadi ilfeel sama dia, meskipun setelah kumarahi dia langsung menghapusnya.

"Apa mikirin Raffa?"

Aku terdiam sebentar, "Nggak kok! Nggak penting mikirin dia!"

"Yakin?" goda Ella.

"Yakin!"


***


Hari ini aku tidak masuk kerja karna ada panggilan interview di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang elektronik. Kenapa ya kalau kita sudah bekerja, panggilan interview cepat sekali datang, sangat berbeda waktu dulu aku masih jadi pengangguran.

Aku mengabarkan ke Bu Carla serta di grup whatsapp divisi bahwa aku terserang diare. Harus pura-pura dong, tapi semoga aja nggak kualat deh.

Aku sudah tiba di lobi perusahaan yang gedungnya tinggi menjulang ini. Setelah melapor kepada resepsionis gedung dan memberikan kartu identitas untuk ditukar dengan kartu visitor, aku menaiki lantai lima belas tempat dimana aku akan menjalani sesi interview.

Ya ampun, sudah setahun lebih tidak menjalani interview membuatku menjadi gugup lagi. Penyakit lamaku bisa kumat lagi nih. Grogi tingkat dewa. Semoga saja nanti semuanya berjalan lancar, jangan sampai aku melakukan kekonyolan yang memalukan lagi.

INTERVIEW (END) - revisedWhere stories live. Discover now