❥ 38 : My Tear, My Fear

1.2K 187 46
                                    


Hari ini aku memutuskan untuk memaksakan diri pergi ke sekolah walaupun masih terganggu dengan pikiranku yang sangat kacau. Saat melihat kedua sahabatku tersenyum lebar ke arahku, aku tetap memaksakan diri untuk membalas senyuman mereka walaupun terasa sulit untukku saat itu. Ketika tiba di koridor dekat kelas, mataku tak sengaja bertemu dengan Yeri. Yeri terlihat menatapku dengan sayu seolah ingin berbicara dan meminta maaf padaku. Namun aku memilih untuk menghiraukannya dan pergi masuk ke dalam kelas. Tentu saja sikapku barusan langsung terbaca oleh kedua sahabatku, aku mendengus sebal saat mendengar ucapan mereka yang mencoba bertanya tentang masalahku.



"Dahyun, cepat ceritakan pada kami apa yang terjadi sebenarnya padamu! Jangan hanya kau sembunyikan sendirian." keluh Elkie.

"Kau ini jangan begitu, akhir-akhir ini kau jadi orang yang sangat berbeda." celetuk Rena yang seketika membuatku menoleh ke arahnya.

"Aku berubah? Bukan aku yang berubah, tapi keadaan yang membuatku terlihat berubah! Aku tidak mengerti mengapa Tuhan selalu mengujiku, mengapa ujian selalu harus kuhadapi?" gerutuku.

"Apapun itu cobalah ceritakan pada kami, bebanmu pasti akan sedikit berkurang kalau kau ingin membaginya bersama kami." ucap Elkie.





Ahh~ lihatlah mereka lagi-lagi membuatku terlihat rapuh! Aku benci terlihat rapuh.





"Tidak apa-apa, kali ini aku bisa menyelesaikannya sendiri. Kalian tidak perlu khawatir." ucapku.

"Handphone mu bergetar!" tegur Rena padaku. Seketika aku langsung melirik ke arah handphone milikku, tertera nama Jungkook sunbae di layar handphone ku.




Ck, apa yang sebenarnya ingin ia bicarakan di pagi ini!




Aku pun mengecek voice note yang baru saja dikirim Jungkook sunbae.






“Eonnie, ini aku. Kumohon jangan ditutup dan dengarkan sampai akhir penyesalanku. Maafkan aku, aku sudah terlalu kasar padamu, Sejeong Eonnie, dan juga orang tua kita. Aku hanya tidak tahu dan bingung bagaimana aku harus berhubungan dengan mereka, di sisi lain kekecewaanku pada mereka masih sangat membekas. Aku benar-benar meminta maaf pada kalian agar mengampuni kesalahan fatalku, aku pun terkejut ketika sadar dengan kesalahan yang sudah aku lakukan. Aku siap menerima konsekuensinya, aku bahkan siap untuk kembali tinggal di rumah nenek jika kalian memintaku untuk benar-benar melakukannya. Kumohon maafkan aku, ada satu hal lagi yang ingin ku bicarakan. Kuharap nanti sepulang sekolah kita bisa bertemu di Cafe yang ada di seberang sekolah. Ada hal penting yang benar-benar ingin kusampaikan padamu, kuharap kau datang. Sampai jumpa..”






Seketika aku langsung menghela nafasku secara kasar, tentu saja aku sudah memaafkannya. Hanya saja aku masih ragu dengan Yeri yang mungkin akan kembali khilaf melakukan kesalahan karena aku sangat paham dengan sifatnya. Sepertinya aku harus menemuinya nanti untuk mencari tahu.





🔥🔫






Because Everytime ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin