❥ 15 : Reflection

1.8K 242 12
                                    


Malam sudah semakin gelap, kini aku memberhentikan mobilku karena gadis aneh itu menyuruhku untuk memberhentikan mobilku. Usai memberhentikan mobilku, ia langsung turun dari mobil sambil membawa tasnya. Aku pun ikut keluar dari mobil sambil berjalan menghampirinya. Aku terus berbicaranya padanya, tapi kurasa ia tidak mendengarkan ucapanku.

Namun tiba-tiba ia terdiam sambil menjatuhkan tas yang ia bawa. Aku mengernyitkan dahiku seraya menatapnya heran.


"Kau kenapa?" tanyaku dingin. Bukannya menjawab pertanyaanku. Ia justru memegang erat tanganku sambil menyembunyikan dirinya dibelakang tubuhku.

"Kau ini kenapa sebenarnya?" tanyaku.

"Diamlah.. Tolong sembunyikan aku kali ini saja." ujarnya.

"Sembunyi? Kenapa juga kau harus bersembunyi?" tanyaku sambil mengedarkan pandanganku.


Dan lagi-lagi ia tak menjawab pertanyaanku, aku berdecak pelan. Namun mataku tiba-tiba melihat seorang ahjussi yang sedang menyebrang jalan. Apa gadis aneh ini sedang menghindari paman itu? Sebenarnya apa yang telah terjadi dengan mereka?


"Lebih baik aku mengantarmu sampai rumah." ujarku.

"Terserah kau saja." jawabnya.

"Kau masuklah ke mobil.." titahku. Ia langsung masuk kembali ke dalam mobilku, aku pun ikut masuk ke dalam mobil dan mengantarnya sampai ke rumah.

"Kenapa kau bersembunyi tadi?" tanyaku.

"Tidak apa-apa.." jawabnya ketus.

"Aku tau kau menghindari seorang ahjussi. Ada masalah apa kau dengannya? Siapa ahjussi itu sebenarnya?" tanyaku.

"Dia Ayahku. Orang yang membuangku beserta kakak dan adikku." lirihnya. Sontak saja aku langsung melirik kearahnya yang sedang menggigit bibir bagian bawahnya.

"Kenapa kau menghindarinya?" tanyaku.

"Bodoh! Aku kan sudah bilang kalau aku sangat membencinya.."

"Membencinya? Tapi tadi kau sangat ketakutan saat melihatnya.." ledekku.

"Itu karena aku sangat membencinya."

"Kau benar-benar bodoh! Kau sudah membuang sebuah kesempatan emas. Seharusnya tadi kau bertanya pada Ayahmu dan meminta penjelasan padanya.." tuturku.

"Jangan berbicara seolah kau mengerti masalahku! Lagipula aku tidak membutuhkan penjelasan apapun darinya.." ujarnya dingin.


Rasanya aku ingin mengeluarkan isi otak gadis gila ini..




🐈🐇





Suara ketukan pintu selalu berhasil membuatku terbangun dari tidurku. Seperti biasanya Ibuku memang selalu membangunkanku dengan cara yang tidak pantas.

Usai memakai seragam, aku langsung turun untuk sarapan. Aku mengerutkan dahiku saat tidak menemukan Ayahku di ruang makan.


"Appa tidak ikut sarapan?" tanyaku.

"Dia sudah sarapan duluan bersama eomma dan Somin eonni." jawab Somi sambil melahap roti panggang miliknya.

"Tidak seperti biasanya.." ujarku sambil mengoleskan selai ke roti.

"Ya, rekan kerjanya akan berkunjung ke rumah kita. Sepertinya dia sudah datang." tutur Somi. Aku hanya menganggukan kepalaku.

"Kau akan mengantarku kan?" tanya Somi.

Because Everytime ✔Where stories live. Discover now