❥ 08 : Puppy vs Kitten

2.2K 274 31
                                    


Sungguh hari ini aku benar-benar muak dengan laki-laki gila itu. Dia benar-benar tidak punya pikiran, bisa-bisanya ia bertingkah se-enak jidat seperti itu. Aku yang sudah sangat kesal langsung melangkahkan kaki ku pulang ke rumah.

Sampai di rumah, aku melihat kak Sejeong yang sedang memasak. Sepertinya ia benar-benar sudah tidak bekerja di tempat itu lagi, aku menyunggingkan senyumku lalu menghampirinya.


"Memasak untuk makan malam?" tanyaku. Ia langsung menoleh.

"Heol~ kau sudah pulang? Tentu saja ini untuk makan malam.." ujarnya.

"Ahh, aku ada kabar baik untukmu.." ujarku. Ia menatapku lekat.

"Aku juga punya kabar baik untukmu.." ujarnya. Aku mengernyitkan dahiku, apa jangan-jangan kak Sejeong sudah dapat pekerjaan baru?

"Benarkah? Apa itu?" tanyaku.

"Lusa Yerim akan datang, ia datang lebih awal karna urusan perpindahannya sudah selesai.." tuturnya. Aku tersenyum lebar mendengar penuturannya.

"Benarkah??"

"Tentu saja, lalu kabar baik apa yang kau punya?" tanya kak Sejeong sambil mematikan kompor. Aku menarik nafasku sambil menatapnya.

"Aku sudah dapat pekerjaan untukmu.." ujarku. Seketika matanya berbinar usai mendengar ucapanku.

"Apa kau bilang? Kau dapat pekerjaan untukku?" ujarnya.

"Ya, seseorang yang ku kenal merekomendasikan pekerjaan untukmu di hotel milik kakaknya. Kau akan jadi resepsionis disana.." jelasku.


Sangat tidak mungkin jika aku mengatakan kalau laki-laki gila itu temanku. Aku juga tidak menganggapnya sebagai seniorku, aku lebih memilih untuk tidak menceritakan kesepakatan itu ke kak Sejeong.


"Wahh, terima kasih.. Kau sudah berterima kasih padanya bukan?" selidiknya.

"Tentu saja.." ujarku sambil memutar bola mataku dengan malas.

"Jadi kapan aku mulai bekerja?" tanyanya. Aku langsung merogoh saku jasku dan mengeluarkan kertas yang tadi laki-laki gila itu berikan.

"Ini alamat hotelnya, katanya kau bisa datang besok jam sepuluh pagi." tuturku sambil memberikan kertas itu padanya.

"Baiklah, bilang pada temanmu itu. Kalau aku sangat berterima kasih padanya.." ujarnya.

"Aishh, dia bukan temanku. Dia hanya seorang lelaki gila yang sering mencari masalah padaku! Aku tidak mengenalnya, aku hanya tau nama dan orangnya saja!" ceplosku. Kulihat kak Sejeong tertawa usai mendengar ucapanku.

"Terserah kau saja, lebih baik kau cepat mandi dan makan bersamaku!" tuturnya. Aku hanya menganggukan kepalaku dan menuruti perintahnya.



🔥🔫





Pagi pun tiba, entah kenapa hari ini aku sangat malas untuk pergi ke sekolah. Aku benar-benar malas untuk bertemu Jungkook sunbae si laki-laki gila berjiwa psiko. Aku melangkahkan kaki ku dengan perlahan menuju kantin untuk mengisi perutku, kebetulan aku melihat Elkie sedang makan sandwich di kantin. Aku langsung menghampirinya dan duduk di depannya.



"Ada apa denganmu? Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu?" tanyanya sambil menatapku.

"Aku hanya sedang lapar.." jawabku.

"Kalau begitu cepat pesan makanan, aku tidak ingin melihatmu lemah.." ujarnya.

"Pesan saja nasi goreng untukku." ujarku.

Because Everytime ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora