4. Murid Baru

52 10 2
                                    

Satu minggu telah berlalu, aktivitas berjalan seperti biasa. Bel sekolah berbunyi membuat para siswa duduk di tempat masing-masing. Bu Dini, guru bahasa Inggris yang mengajar saat ini datang dengan seorang gadis di sampingnya. Gadis yang terlihat lugu dengan penampilan rapi dan tertutup. Rambutnya dikepang satu ke belakang. Sepertinya dia bukan anak Jakarta.

"Morning students,"

"Morning, Miss,"

"Oke anak-anak, hari ini kelas kita kedatangan murid baru," ucap Bu Dini yang membuat semua siswa beralih pandangan menuju gadis di samping Bu Dini. Gadis itu menatap Bu Dini, lalu dibalas anggukan olehnya.

"Nama saya Dila Ayuningtyas, bisa dipanggil Dila, asal saya dari Jogja, saya pindah ke sini karena mendapat beasiswa untuk bersekolah di sini,terima kasih," ucapnya dengan logat Jawa yang sangat kental.

"Baiklah anak-anak, semoga kalian bisa berteman baik. Dila, kamu duduk di sebelah Anggi ya, itu di pojok," ucap Bu Dini seraya menunjuk tempat duduk Dila.

"Baik, bu, terima kasih," Dila berjalan ke arah mejanya yang terdapat di pojok. Mita menatap Dila sepanjang ia berjalan. Seperti ada sesuatu yang janggal.

"Hai, aku Anggi," sapa Anggi saat Dila baru saja duduk.

"Aku Dila," jawabnya membalas sapaan Anggi.

"Kamu anak Jogja?" tanya Anggi penasaran.

"Iya, aku asli Jogja," jawab Dila yang membuat Anggi tertawa.

"Kenapa kamu ketawa?" tanya Dila bingung. Pasalnya, tidak ada hal aneh dalam dirinya. Menurutnya.

"Kamu lucu, logatnya gimana gitu," jawab Anggi masih tertawa.

"Hehe, medhok ya," ucap Dila dengan tersenyum.

"Nggak kok, lucu,"

"Anggi, attention please,kamu bisa mengobrol nanti saat jam istirahat," tegur Bu Dini yang sedang menjelaskan materi di papan tulis.

"Sorry, Miss,"

"Nanti aku kenalin sama temen-temen aku," bisik Anggi pada Dila. Dila hanya membalasnya dengan tersenyum.

Empat jam pelajaran dihabiskan untuk pelajaran bahasa Inggris. Bel istirahat menutup pelajaran bahasa Inggris hari ini.

"Ayo ke kantin," ajak Bella.

"Yuk, yuk Dil ke kantin," ajak Anggi pada Dila yang masih duduk di tempatnya.

"Maaf aku nggak ikut, aku bawa bekal," jawab Dila.

"Bawa bekal?" Dila mengangguk lalu menunjukkan bekalnya pada Anggi. Anggi melongo melihat bekal yang dibawa Dila. Nasi, tempe goreng, dan sambal.

"Yaudah aku ke kantin dulu ya," pamit Anggi.

Anggi menyusul para sahabatnya yang sudah menunggunya di luar kelas. Kemudian mereka berjalan menuju kantin. Setelah memesan, mereka mencari tempat kosong yang ada di dekat pintu kantin.

"Nggi, kamu keliatan seneng banget sama anak baru itu," ucap Aura agak sinis.

"Iya dong, akhirnya aku punya temen duduk," jawab Anggi senang.

"Tapi dia tuh anaknya kayak, hmmm, tradisional banget gitu,you know lah," sahut Bella.

"Iya, logatnya aja Jawa banget gitu," sahut Aura sambil tersenyum aneh.

"Emang kenapa?" tanya Anggi pada mereka.

"Ya nggak papa sih, tapi aneh aja," jawab Bella dengan nada sedikit tak suka. Anggi hanya mengedikkan bahunya.

Melepas Kau Senja Where stories live. Discover now