3. Oh Ternyata

57 9 8
                                    

Matahari yang terik perlahan tenggelam, warna langit yang begitu indahnya seperti persahabatan mereka. Rapat telah usai, mereka akan pulang bersama.

"Huh... Rapat apa sih tadi,gak mutu, cuma bikin capek aja," gerutu Aufa. Sejak ia melihat kejadian tadi siang, sampai sekarang mood nya belum kembali baik.

"Daripada muka-muka kusut itu nempel diwajah kalian, mending nanti malam kita quality time," kata Hanifah memberi usul.

"Aashiiaaap," jawab mereka serempak diiringi tawa.

Matahari pun sempurna berganti bulan dan bintang. Bella datang paling awal, ia sudah menunggu lama di cafe tempat mereka berkumpul. Sekian lama menunggu,ia memutuskan untuk mengechat para sahabatnya. Ia membuka aplikasi whatsapp nya dan mengetik di salah satu grup chat.

Tela pendhem group

Bella : Guys pada dimana sih, lama amat, dandan nya gak usah lama lama bisa gak? kayak mau ketemu sama camer aja

Aura : Udh di jalan kok

Andin : Sabar dikit napa?! Sini kejebak macet!

Mita : Bentar OTW, OTW mandi maksudnya. Hehehe...

Bella : Emang bener-bener kamu ya, Mit, anak cewek jam segini baru mandi, ceroboh amat. Cepet sana gih mandi, baunya sampe sini ni..

Aufa : Guys ada yang mau jemput aku gak? mobil ku mogok ni, kan kampret :(

Anggi : Bareng aku aja Fa, aku OTW ke rumahmu yaaa

Aufa : BTW Hanifah dah sampai rumahku, aku bareng Hanifah aja Nggi, makasih tawarannya..

Setelah lama Bella menunggu, satu persatu dari mereka pun datang. Wajah Bella terlihat sok marah.

"Idih, tuh muka ngapain ditekuk gitu?" sindir Mita. Bella tak menganggapi.

"Hai guys, I am sorry, I and Aufa late," teriak Hanifah yang baru datang bersama Aufa.

"Kamu tuh selalu telatan, nggak bisa on time," kata Aura. Hanifah hanya menyengir menanggapinya.

Mereka memesan makanan seperti biasanya. Setengahnya mereka bercanda ria, Mita dan Hanifah izin ke toilet, mereka sedang merencanakan sesuatu agar Aufa dan Anggi tidak berdiam-diaman seperti itu.

Brukkk!!
Mita menabrak seorang cewek lugu yang membawa banyak buku. Mita membantu membereskan bukunya yang jatuh dan meminta maaf, sedangkan cewek itu langsung pergi, sepertinya terburu-buru.

"Makanya jalan tuh pake mata, bukan matanya buat lihat HP mulu. Emang di HP mu ada apanya sih? Kayak ada yang ngechat aja," ledek Hanifah.

"Enak aja, adalah yang ngechat, emang kamu yang whatsapp nya selalu sepi kayak jangkrik, krik..krik... Hahahaha...," balas Mita meledek balik.

"Udah gih debatnya, sekarang kita bahas gimana cara nyatuin mereka lagi. Emang Aufa sejak kapan jatuh cinta ke cowok, orang dia anti cinta gitu,lagian gantengnya Dafa apaan sih, muka kayak gitu aja direbutin," cerocos Hanifah tak berjeda.

Melepas Kau Senja Where stories live. Discover now