You Are My Mate-22

5.9K 336 9
                                    

"Aaaaaaahhh...."

Teriakan keras Eric mencuri perhatian semua orang, termasuk Zalva yang baru saja berpegang tangan dengan Eric.

Eric mengeluarkan ekspresi luar biasa, ia tampak terpukau juga sedikit mengagumkan. Ia melihat kearah Zalva yang kini berada di pelukan Jason, ia menatapnya lekat seiring dengan langkah kakinya yang mendekati mereka.

Setelah mereka cukup dekat, Eric kembali memegang tangan Zalva dengan tatapan tak lepas dari matanya. Pandangan mereka bertemu, rasa takut mulai menyebar.

Tak ada yang berbicara diantara mereka ketika Eric memegang tangan Zalva, setelah cukup lama ia menatap gadis itu, lalu beralih ke arah saudaranya, Anthonie dan Miranda.

Matanya terbuka lebar, bibirnya membentuk senyuman lebar dan itu membuatnya tampak menyeramkan.

"Kau tau saudaraku, dia adalah gadis yang luar biasa, dapat kurasakan kesuciannya...

kekuatan yang tak terbatas,.....
.
.
tapi... membahayakan"

Matanya tak henti menatap Zalva, kemudian ia pun melepaskan genggamannya dan melangkah melewati Zalva menuju Danial
Ia melangkah perlahan, dengan tatapan tertuju tapa satu titik.

Pandangan mereka bertemu seakan saling mengunci, Eric pun berada di hadapan Danial, mendekatkan kepalanya dan mulai membisikkan sebuah kalimat pendek.

Sebuah kalimat yang seketika membuat Danial melebarkan matanya, kekhawatiran menguasainya.

Setelah selesai, ia kembali menjauh, melangkah mundur menatap sekeliling, lalu berjalan pergi meninggalkan mereka.

Seperginya Eric, Anthonie pun segera berjan mendekat ke arah putra sulungnya.

"Apa yang dia katakan?"

"B.. bukan hal yang penting" Ucap Danial dengan menahan gugup, ia tak ingin orang lain terutama ayahnya mengetahui apa yang tadi di dengarnya.

Danial pun langsung pergi meninggalkan Anthonie dan keluar dari ruangan itu, menghiraukan tatapan curiga dari semua orang.

"Jason, aku rasa Danial menyembunyikan sesuatu" ucap Zalva dengan tatapan menatap Pria yang kini merangkulnya.

Dan Jason pun hanya mengangguk meng-iya kan.

Suasana tak lagi hangat, semuanya berubah, mereka saling diam, tak ada yang bersuara, satu persatu diantara mereka keluar meninggalkan ruangan.

Kini tinggal Jason dan Zalva yang tersisa diruangan itu, tersadar dengan keadaan, Jason pun mengajak Zalva untuk ikut meninggalkan ruangan itu.

Mereka berjalan kearah pintu keluar dari istana megah itu, Zalva hanya bisa diam walaupun hatinya terus bertanya tentang apa dan kenapa. Namun pertanyaan itu hanya sampai dipikirannya tanpa mampu ia utarakan.

Kini mereka berada di taman belakang, tak ada yang bersuara ataupun hanya sedekedar kicauan burung.

"Maaf... "

Suara Jason memecahkan keheningan, tak ada jawaban dari Zalva, tapi gadis itu kini tengah menatap pria nya lekat. Berharap akan ada lanjutan dari ucapannya.

Sedangkan Jason, ia kini menatap Zalva dengan rasa menyesal dan penuh rasa bersalah, dapat terlihat dari raut wajahnya.

"Harimu jadi kacau, sungguh... aku tak tau akan terjadi seperti ini, aku sungguh menyesal, maafkan aku.. tak seharusnya kau mengalami hari ini dan a-.." ucapannya terputus ketika Zalva menempelkan telunjuknya di bibir Jason, otomatis menghentikan ocehan penyesalannya.

"Cukup... aku sama sekali tak menyesal telah datang kemari, aku senang kau mengundangku ke istanamu lalu memperkenalkan ku pada orang tuamu dan saudaramu. Ini adalah hari yang luar biasa."

"Jadi, berhentilah merasa bersalah dan jangan pasang wajah seperti itu, kau lebih tampak seperti zombie mengenaskan dari pada seorang Alpha yang tangguh"Ucap Zalva dengan senyuman tulus tak luntur terukir diwajahnya ia mengelus wajah Jason lembut membuat pria itu kembali tersenyum dan langsung memeluk gadisnya.

****

Disisi lain Danial yang tengah gundah sedang berjalan modar mandir memikirkan bagaimana sebuah solusi dapat terwujud tanpa adanya peperangan.

Ucapan Eric cukup membuatnya berpikir keras, tentang bagaimana keadaan yang tak seharusnya terjadi, menjadi kenyataan.

Dengan penuh pemikiran yang matang ia pun memutuskan untuk pergi untuk beberapa waktu, dan meninggalkan secarik kertas berisikan tulisannya tentang bagaimana situasi yang baru tergambar sekilas dipikirannya.

Surat itu ia tinggalkan diatas meja di kamarnya, setelah nya Danial pun bergegas pergi meninggalkan Istananya.

Tak lama seorang Maid pun masuk ke kamar Danial, kemudian ia pun menemukan secarik kertas yang ia pikir mungkin penting, segera Maid itu memberikan secarik kertas itu ke Tuannya.

"Permisi Tuan, saya memukan ini diatas meja di ruangan Tuan Muda Danial" ucapnya sembari menyerahkan surat itu pada Tuannya

Anthonie pun mengambil surat itu dari Maidnya, lalu memerintahkan pada maidnya untuk mengumpulkan seluruh keluarga di meeting Room.

Tak lama ia menunggu, seluruh anggota keluarga pun hadir, kecuali Danial tentunya.
Semuanya bertanya satu sama lain, tentang alasan mengapa mereka dikumpulkan.

"Danial telah pergi tadi sore" ucap Anthonie memecahkan kebisingan, seketika semua terdiam dan menatap Anthonie penuh tanya.

"Dan dia menyimpan surat ini" ucapnya, segeranya Jason menghampiri dan mengambil surat itu kemudian membacanya.

A

ku pergi untuk beberapa waktu,
jangan cari keberadaanku,
Aku pergi untuk mencari jawaban beberapa hal yang masih jadi pertanyaan,
Jaga Red Moon Pack...
Karna para penghianat masih berjaya di tahtanya.

Danial Jf.A


Hallo holla
Maaf ya lagi lagi aku lama bwanget update nya huhu....
Btw, makasih ya bwt klian yang setia membaca cerita aku😊, makasih udah kasih masukan buat aku itu sangat berarti banget 😍

Pokoknya aku selalu menunggu masukan dan vote dari kalian
..😘

You Are My MateWhere stories live. Discover now