You Are My Mate - 26

2K 165 4
                                    

"Hallo Nona Dynard!"

Sebuah suara menyerukan nama yang lama tak diucapkan.
Zalva membalikkan wajahnya dan terlihatlah seorang lelaki paruh baya yang dibalut dengan jas hitam tersenyum padanya.

Jantungnya seakan berhenti berdetak ketika melihat pria itu, kakinya melemas hingga Zalva terjatuh dengan tatapan kosong.

Sedangkan pria dihadapannya langsung berlutut berusaha menyamaratakan ketinggiannya dengan Zalva.

"Kau tak merindukanku?

Heh, kau sungguh melupakan ku?

Pu-tri-ku?"  Ucap pria itu dengan sedikit tawa sinis dalam ucapannya.
Tangannya mencoba meraih Zalva namun seketika tangan lain menggenggam tangan pria itu, menahannya dari Zalva.

Pria itu mendongakkan wajahnya melihat tangan yang menahannya. Seorang lelaki muda dengan jas hitam menatap serius kearahnya.

"Sedang apa kau?" Ia melepaskan genggamannya dan mencoba memapah Zalva yang masih terdiam dengan tatapan kosong.

"Hallo tuan, saya Ja..." belum menyelesaikan perkataannya, sebuah kalimat kemudian dilontarkan padanya

"Tak perduli siapa kau, tapi menjauhlah darinya" ucap pria itu kemudian membawa Zalva menjauh.

Sedangkan pria paruh baya itu melihat kepergian Zalva dan pria dengan jas hitam semakin menjauh.

Dengan bisikan ia melanjutkan kalimatnya yang terpotong

"Saya Jackson Dynard,, Tuan"

Pria paruh baya bernama Jackson itupun kemudian meninggalkan tempatnya dan berjalan menjauh.

Disisi lain, Zalva yang masih saja terdiam memperlihatkan wajah shock, membuat pria itu semakin khawatir.

"Zalva katakan padaku, siapa lelaki itu?" Ia menghentikan langkah kakinya, menatap Zalva khawatir.

"Mario, aku takut" dengan suara bergetar Zalva berbicara pada Mario.

"Tak apa, Biar ku antar kau pada Jason" dengan suara lembut, Mario kemudian memapah Zalva menghampiri Jason yang masih mengobrol dengan pengusaha lain.

Jason menyadari keberadaan Zalva langsung mengalihkan pandangannya dan terlihatlah Zalva dengan wajah pucatnya sedang dipapah oleh Mario.

"Silahkan, saya akan segera kembali" ucap Jason mengakhiri pembicaraan dan segera menghampiri Zalva.

"Apa yang terjadi padanya?" Ucap Jason mengambil alih Zalva dan kemudian memeluknya erat.

Tubuh Zalva bergetar, nafasnya tak beraturan dan terdengar detak jantung yang begitu kencang.

"Entah lah, seorang pria tua menghampirinya dan kemudian Zalva,,," Ucap Mario mencoba menjelaskan apa yang diketahuinya.

Jason menangkup wajah Zalva dalam genggamannya hingga terlihat jelas raut wajah Zalva sedang ketakutan. Melihat keadaannya membuat Jason semakin khawatir.

"Terimakasih, Mario untuk selanjutnya aku minta tolong kau urusi sisanya, aku akan membawa Zalva pulang" Ucap Jason seraya menggendong Zalva dan kemudian diangguki Mario.

Jason menggendong Zalva, terlihat kini ia mencoba menyembunyikan wajah pucatnya dalam pangkuan Jason.

Sepanjang perjalanan Zalva tetap saja tak berbicara. Hingga saat sampai ke rumah Jason menggendong Zalva menuju kamarnya dan membiarkannya beristirahat.

"Tidurlah, jika ada apapun panggil saja aku" ucap Jason dengan mengenggam tangan Zalva.

"Jason aku takut" ucap Zalva dengan tatapan kosong yang menatap lurus kedepan.

"Apa yang membuatmu takut? Katakan padaku" Jason mengelus pelan kening Zalva

Zalva mengalihkan pandangannya dan menatap Jason penuh rasa takut.
"Aku,, aku hanya takut"

"Aku tak bisa mengatakan pada Jason sekarang" - batin Zalva

Zalva menggenggam erat tangan Jason dan menempelkan diwajahnya
"Jangan pernah tinggalkan aku,, janji!" Ucap Zalva dan kemudian mengeluarkan jari kelingkingnya pada Jason.

"Jangan buat aku khawatir, kau tau aku hampir saja mati saat melihatmu tadi, aku sangat takut melihatmu seperti itu,,"

"Jason berhentilah mengomel dan tautkan kelingkingmu padaku" ucap Zalva dengan suara serak, mendengarnya Jason pun menautkan kelingkingnya pada Zalva.

"Sekarang tidurlah,, aku akan temanimu disini" ucap Jason dengan kecupan pada kening Zalva.

Zalva mengangguk pelan dan mencoba menutup matanya.

Jason melihat Zalva sudah tertidur lelap, namun itu tak mengehentikannya untuk menyelidiki apa yang telah terjadi pada gadisnya hingga ia menjadi seperti itu.

Sebelumnya, Jason telah meminta Mario untuk datang mengunjunginya dan menjelaskan apa yang terjadi di aula pertemuan.

Tak lama kemudian, Mario pun datang ditemani dengan Alvin. Mereka menunggu Jason diruang tamu.

Jason berjalan menghampiri kedua temannya, "Kalian sudah datang"

"Jason bagaimana dengan Zalva?" Ucap Alvin

"Dia tak mengatakan apapun padaku"

"Apa kalian mendapatkan sesuatu?" Tanya Jason

"Jason, sepertinya Zalva mengenal dengan jelas pria tua itu" ucap Mario

"Dari apa yang kutelusuri, nama dari pria tua itu adalah Jackson Dynard, yang artinya itu adalah ayah biologis Zalva" timbal Alvin,

Jason sempat berpikir sejenak mengingat yang pernah dikatakan oleh Zalva sebelumnya, bahwa ayahnya adalah alasan dari penyamarannya selama ini.

"Zalva mengatakan padaku tentang ayahnya dan tuan William, kita harus mencari tau juga siapa dia, aku tak ingin Zalva terus dihantui olehnya" jelas Jason yang kemudian diangguki oleh Mario dan Alvin.

***
Disisi lain Miranda dan Anthonie dalam perjalanannya menuju gunung selatan, tempat kediaman Richard adiknya. Beberapa petunjuk yang diungkapkan oleh Danial membuatnya harus bertindak lebih awal.

"Apa kau yakin jika Richard dapat membantu?" Ucap Miranda tak yakin
Namun Anthonie kembali meyakinkan istrinya digenggamnya tangan Miranda dan ditatapnya sejenak

"Kita harus mengusahakannya"

Miranda tersenyum kecil, mencoba menguatkan hatinya untuk menyelesaikan ini.

Beberapa hari dibutuhkan untuk sampai ke kediaman Richard, hingga akhirnya tibalah saatnya mereka berada dihadapan Richard.

"Hallo, kakak apa yang membawamu kemari?" Sapa Richard ketika melihat kakaknya datang.

"Aku butuh bantuanmu" ucap Anthonie serius, Richard yang menangkap keseriusan dalam wajah Anthonie kemudian mengajaknya masuk kerumahnya.

Anthonie menceritakan segalanya pada Richard, tentang kedatangan Eric hingga surat yang ditinggalkan oleh Danial.

"Menurutmu mengapa Danial melakukannya?" Richard bertanya

"Apa mungkin jika ia menemukan sebuah petunjuk?" Miranda menimpal pertanyaan Richard

"Petunjuk saat ini berada dalam genggaman Danial dan gadis itu" ucap Richard yang membuat Anthonie dan Miranda berpikir bahwa ada satu hal istimewa dalam diri Zalva.

"Pilihannya adalah kau menunggu kepulangan Danial atau menelusuri apa yang dimiliki oleh gadis bernama Zalva itu"

Disini Richard itu sebagai adik angkat Anthonie, dia adalah werewolf yang memiliki insting kuat pada permasalahan.
Perkiraan yang dilakukannya selalu tepat sasaran.

Hai readers ku sayangg😍
Gimana nih bab 26?
Semoga kalian suka yaa🤗

Jangan lupa untuk like dan komentarnya ya😍
Karrna jujur aku seneng banget kalian like dan komentar di ceritaku ini😍

You Are My MateWhere stories live. Discover now