You Are My Mate - 30

1.3K 113 3
                                    

"Melihatmu yang seperti ini, kurasa kau sangat tidak pantas menanggung gelar alpha, itu terlalu tinggi untukmu
Dan terlepas dari itu kau juga sangat tidak pantas menjadi mate dari putriku"

Setelah mengatakannya tiba-tiba tubuh Zalva terkulai lemas, hampir saja terjatuh namun sempat tertahan oleh Jason.

Ia menatap gadisnya dengan tatapan yang sendu, memikirkan betapa sulitnya semua hal ini. Menjadi seorang alpha yang bijaksana adalah sebuah tanggung jawab yang sangat besar. Ditambah ia sangat tidak ingin menyakiti gadisnya untuk yang kesekian kalinya.

Disamping itu, Alvin membisikkan sesutu kepada pria di sampingnya.

"Mario, apakah kau sadar bahwa Jason memiliki mertua yang sangat menakutkan"
Mario terbelalak mendengar pernyataan bodoh dari sahabatnya itu, kemudian ia menepuk kencang dipundak Alvin hingga membuat pri itu tersungkur.

Melihat aksi dari kedua pria itu, Danial mencoba menahan Mario untuk tidak semakin membuat keributan disaat seperti ini.

"Jika bukan karna Jason, kau sudah aku habisi dasar bodoh!" Ucap Mario dengan tangan yang mengepal, kesal dengan temannya yang selalu bodoh setiap saat

"Hey,, aku hanya mengatakan apa yang aku pikirkan! " Alvin mencoba membela dirinya

Danial memegangi Mario yang kini masih menahan amarahnya.
"Cukup!,, hentikan bukan saatnya untuk hal seperti ini"

Jason membelai kepala Zalva dengan penuh kasih, kemudian disandarkan diatas kakinya. Jason menundukkan kepalanya memejamkan matanya, menangis sendu.
Tetesan air mata yang tarjatuh dari tangisan Jason membasahi wajah Zalva yang berada di bawahnya

Zalva sudah mulai membuka matanya, pemandangan pertama saat itu adalah Jason dengan tangisannya yang kuat. Ia hanya bisa terdiam selagi Jason mengeluarkan kesedihannya.

'Jason, seberapa dalam kau menyembunyikan luka itu dalam hatimu?' _ batin Zalva

Tangannya meraih tetesan air mata yang hampir terjatuh, mengusapnya perlahan hingga membuat Jason tersentak.
Seketika Zalva memeluk pria itu, sangat erat hingga tak akan melepaskannya kembali.

"Jangan biarkan kau menyakiti dirimu sendiri, aku ada disini bersamamu" Bisikan Zalva

Mendengar perkataan Zalva, Jason terdiam sejenak kemudian mengeratkan pelukannya, tangisan yang sebelumnya tertahan kini sudah mencapai puncaknya. Jason membenamkan wajahnya dibalik rambut Zalva yang terurai.

"Apa yang harus aku lakukan? Ini sungguh sulit untukku" Jason kembali terisak

Zalva membelai kepala Jason, "Maka berbagilah kesulitan itu bersamaku" Merenggangkan pelukannya hingga menampakkan wajah sendu Jason

Mendekap wajah pria itu dengan kedua telapak tangannya, kemudian mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka saling bersentuhan

"Sangat menyakitkan jika kau berjuang sendirian, maka dari itu biarkan aku berjuang bersamamu" Ucap Zalva, kemudian mengelus wajah Jason yang masih dibasahi air matanya.
Zalva mengecup singkat bibir Jason, kemudian kembali memeluknya erat.

Hari semakin gelap, gemericik air terdengar menandakan hujan mulai membasahi bumi, bau tanah basah memenuhi ruangan disertai dengan hawa dingin dari luar membuat suasana menjadi semakin mencekam.

Semuanya masih terdiam larut dalam suasana hampir saja melupakan keresahan yang ada, seketika Danial tersadar bahwa masih ada hal besar yang harus segera diselesaikan. Pria dengan jaket kulit itu menepuk pelan bahu Mario, dengan mimik wajah Mario dapat memahami maksud dari Danial.

"Kita harus mengunjungi seorang teman lama" Dengan senyuman tipisnya serta tatapan yang tajam Mario mengatakannya.

***

Miranda memegangi setiap benda yang berada dalam aula kediamannya, masih terasa hangat menandakan bahwa seseorang belum lama meninggalkan tempat ini.

"Tolong jaga dirimu, kembalilah dengan senyuman kemenangan"_batin Miranda

Sudah tak tertahankan pelupuk matanya tak dapat lagi menopang ribuan kesedihan yang dirasakan, dadanya terasa sangat sakit seakan di serang oleh ribuan anak panah, bahkan kaki pun tak sanggup untuk menopang tubuhnya. Miranda terduduk dibawah sebuah lukisan besar yang baru saja ia tangisi. Memikirkan tentang bagaimana kemungkinan terburuk yang akan terjadi  membuat hatinya semakin hancur. Ditengah tangisannya, sebuah suara terdengar dari arah luar menyadarkan Miranda yang sedari tadi larut dalam pikirannya.

Dengan perlahan melangkahkan kakinya menuju sumber suara, mengintip dibalik tirai besar yang menutupi sebuah jendela. Dengan jarak 10 meter, ia dapat melihat Lima orang pria yang tak dikenalnya berdiri disana sedang berbincang dengan wajah serius.
Mencoba menyesuaikan penglihatannya Miranda mulai membaca gerak mulut dari kelima pria tersebut berharap ada informasi besar yang akan ia dapatkan.

Tiba-tiba salah satu diantaranya pria dengan celana pendek menatap kearah ruangan tempat Miranda berdiri, dengan cepat ia kembali menyembunyikan dirinya dibalik tirai, kembali menyesuaikan pernafasannya agar tak menimbulkan suara yang mencurigakan.

Masih dalam posisinya, Miranda kembali menatap kearah keluar jendela memastikan para pria itu masih berada disana, dan benar saja mereka masih disana. Nafas lega dikeluarkannya sembari tangan yang mengusap pelan kepala. Namun baru saja hatinya merasa tenang, sebuah nafas berat terasa berada didekatnya.

Perlahan Miranda membalikkan pandangannya, menyusuri dari bawah kaki hingga kepala. Terlihat sosok pria berada dihadapannya, wajahnya tak terlihat dengan jelas karena ruangan yang gelap, namun aura yang dimilikinya begitu kuat hingga membuat Miranda ketakutan.

Miranda merasa kakinya semakin lemah bahkan tidak sanggup untuk menopang beban tubuhnya kemudian terjatuh begitu saja diatas lantai disertai dengan tatapan kosong.
Pria dengan sepatu coklat itu pun mengikuti gerak tubuh Miranda, menyelaraskan ketinggiannya.

Didalam kegelapan yang terlihat dari pria itu hanyalah silau matanya, sembari Miranda yang masih berusaha memfokuskan pandangannya, pria itupun mendekat dan memegang bahu Miranda erat.

Entah apa yang harus dilakukannya, Miranda hanya dapat menutup erat pandangannya tak berani untuk melihat walau sejenak. Ingin rasanya berteriak meminta agar suaminya datang dan menghabisi pria yang kini berada di hadapannya

"Anthonie cepatlah kemari!"

Hey hey heyy
Readers yang cantik dan tampan semoga kalian sehat selalu yakk 😘
Btw, semoga kalian suka ya sama kelanjutannya
Aku akan usahain biar bisa udate tepat waktu, dan ga ngaret" Lagi 😊

Love you all😍

You Are My MateDär berättelser lever. Upptäck nu