Pengumuman dari speaker yang berada di lapangan besar itu langsung membuat seluruh warga SMA Wijaya menuju tengah-tengah lapangan, beberapa saat setelah berbaris rapi upacara pun dimulai.

Seluruh penjuru lapangan sangat hening tak ada suara sedikit pun, kecuali sang pemimpin dan juga pembawa acara. Hingga kini upacara hampir berjalan kurang lebih lima belas menit. Tapi entah kenapa mata Vira sudah mulai berkunang-kunang, keringat dingin juga terus bercucuran di pelipisnya. Rasanya seperti banyak batu besar yang disimpan di kepalanya, hingga sekarang parasnya yang cantik itu tiba-tiba berubah menjadi pucat.

Ia mencoba membalikkan badan untuk pergi ke UKS. Namun baru saja berjalan satu langkah tubuh Vira langsung tumbang seketika. Anggota PMR yang melihat itu segera menghampiri Vira yang sudah terkapar lemas tak sadarkan diri. Salah satu guru juga langsung menyuruh seseorang untuk membawanya ke UKS.

Dan tanpa menunggu lama, seorang laki-laki dengan lambang anggota OSIS yang dilingkarkan di lengan kirinya itu berlari ke arah Vira, lalu mengangkatnya dan membawanya ke UKS.

Vira ditidurkan di salah satu kasur kabin di sana. Lelaki yang mengangkatnya tadi hanya bisa menatap Vira dalam diam, menatap setiap inci wajah gadis itu dan hanya bisa menunggu sampai Vira tersadar.

***

Dio mengedarkan pandangannya mencari sang pacar. Tapi setelah cukup lama melihat ke seluruh sudut kelas, Vira memang belum berada di sana.

"Vira mana, Min?" tanya Dio pada Yasmine yang sedang asik mengobrol dengan teman sebangkunya.

"Nggak tau, bukannya udah ke sini?"

"Kalo dia udah ke sini ngapain gue nanya lo?"

"Iya juga."

"Terus dia ke mana?" tanya Yasmine ikut bingung.

"Mana gue tau, makanya bantu cari."

"Asep, lo liat Vira nggak?" tanya Yasmine pada cowok bermata sipit yang bernama asli Joseph. Cowok itu biasanya selalu tahu keberadaan Vira, karena dirinya menjabat sebagai ketua kelas di sini.

"Pingsan, tadi dibawa sama Adzando."

"Hah? Apa lo bilang?"

Dio segera menghampiri Joseph yang sedang membersihkan meja guru, apa cowok ini tak salah bicara? Bagaimana bisa Vira pingsan lalu dibawa oleh musuhnya itu.

"Dia pingsan, terus dibawa sama Adzando." jelas Joseph masih sama.

"Lo nggak bercanda?" tanya Yasmine ikut-ikutan tak percaya, karena setiap perkataan yang diucapkan Joseph selalu datar tanpa ekspresi.

Joseph menggeleng pelan. Lalu dengan langkah seribu, Dio berlari untuk menyusul Vira ke UKS. Bagaimana pun tidak boleh ada cowok yang berani menyentuh gadisnya. Apalagi saat ini yang dapat ia ketahui bahwa Vira dibawa oleh musuh sialannya itu.

Sungguh Dio sangat membenci Adzando dengan segala ucapannya yang sok benar. Apalagi, sejak menjabat sebagai ketua OSIS, dia merasa berhak menghukum anak-anak bandel sesuka hatinya.

"DIO LO MAU KE MANA?!" teriak Yasmine sangat kencang saat melihat cowok itu beranjak pergi keluar kelas.

"NYUSUL PACAR, LO NGGAK USAH IKUT!"

Dio terdiam sebentar saat sudah sampai di depan ruang UKS yang begitu sepi. Ia mengintip jendela yang ada di sana, seperti tidak ada orang tapi sangat tidak mungkin jika Joseph berani berbohong padanya.

Dengan rasa penasaran, ia membuka pintu UKS itu dengan perlahan, lalu masuk ke dalamnya yang memang sangat sepi. Tapi saat membuka tirai terakhir dilihatlah Adzando yang tengah duduk menunggu Vira.

Out of Script [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang