04. Ethernal Lethargia ☕

Comenzar desde el principio
                                        

1. Hindari kontak mata tapi jangan terlalu kentara, diharamkan untuk menunduk.
2. Jangan lari dari kenyataan semisal minta izin ke WC.
3. Duduk tenang.
4. Beritikad baik.
5. Pura-pura mengerti.

Cassy menguap lebar beberapa kali. Masalah ia jadi ngantuk berat sekarang. Berpura-pura itu memang melelahkan!

Cassy melirik Chelia dan Naya di
sisi kanan dan kirinya bergantian. Chelia fokus memperhatikan
pelajaran sedang Naya yang sibuk
mencatat.

"Kenapa?" Naya menoleh dengan
tatapan sinis, membuat rambut model bobnya ikut tersibak.

"Ngantuk."

"Terus?"

"Lihat kamu biar fresh sedikit." Cassy tersenyum hambar.

"O." Hanya dengan satu huruf vokal itu Naya lalu kembali pada aktivitas mencatatnya.

Betul-betul bongkahan es antarika yang dingin! umpat Cassy dalam hati, meminjam istilah Rama. Ia melirik catatan Naya yang luar biasa rapi dan penuh. Naya adalah aktualisasi dari orang yang sungguh-sungguh menjalani hidup, kalau kata Rama, Squidward Tentacles versi manusia.

Tak tahan lagi dengan keseriusan
yang mengekangnya, Cassy meraih ponselnya dari dalam tas lalu mulai berselanjar di dunia maya.

"Cassy ... Cassy ...!" bisikan dari Chelia mengalihkan perhatian Cassy dari timeline instagramnya.

"Kenapa, Chelly? Mau ke toilet?" Cassy melihat sekilas pantulan wajahnya di layar HP. Ya, lipstiknya juga sudah lumayan kering dan perlu dipoles lagi.

"Bukan. Itu ... Prof. Attar melihat ke sini."

Cassy langsung terkesiap. Benar saja, tatapan prof. Attar jatuh padanya.

"Cassytha Earline Rum!"

Cassy menelan ludah.

"Tuliskan nama senyawa dari struktur kimia yang ada di papan tulis!"

⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️

Erva berlari menuju ruang kelasnya dengan rambut berantakan. Tali sepatunya lepas kanan-kiri tapi tidak sempat diikatnya lagi. Dosen jam pertama hari ini adalah Prof. Attar yang diwanti-wanti seluruh mahasiswa. Awalnya Erva berniat tidak masuk dengan alasan sakit, namun berhubung jatah absennya sudah habis, mau tidak mau ia harus masuk untuk memenuhi persentase kehadiran sebagai syarat final.

Erva memutar kenop pintu dengan jantung berdebar keras. Tangannya gemetaran sementara giginya saling bergemeletuk, panic attack-nya kambuh lagi.

"Astaganaga!" Meski sudah mempersiapkan diri, Erva tetap terkejut melihat Prof. Attar di tengah ruangan.

"Astaganaga?!" Suara Prof. Attar menggema. "Sudah datang terlambat malah bicara sembarangan!"

"Ma-maaf, Pak! Sa-saya mau bilang assalamualaikum tapi kaget jadi salah ucap."

Prof. Attar melemparkan tatapan
mengintimidasi pada Erva. "Kamu kenapa terlambat?"

Erva meneguk sesaat. "A-anu, air keran di kost saya tidak mengalir, Pak."

Prof. Attar mendengus. "Klasik sekali."

Prescriptio☕  Donde viven las historias. Descúbrelo ahora