14: Butuh Kuota

9 7 2
                                    

Snow paling tidak suka film berepisode ratusan bahkan hingga ribuan yang sering di tampilkan di televisi. Menurutnya, ceritanya terlalu direkayasa dan terkadang memuakkan. Lalu, saat ini televisi di kamar tempatnya dirawat malah mempertontonkan perselisihan yang memperebutkan suami orang! Kenapa tidak memperebutkan nenek orang saja?! Snow 'kan jadi kesal sendiri.

Cewek itu terus berbaring seharian dan kini ia bosan. Biasanya kala bosan Snow akan menjelajahi Youtube dan menonton video tentang teori konspirasi. Kesukaannya.

Snow tidak sepenuhnya percaya akan ratusan teori konspirasi yang berterbaran di dunia ini, tapi sisi lain yang bisa ia nikmati adalah ikut berpikir kritis.

"Saya bisa cari suami yang lebih baik dari kamu!"

Mendelik tak suka pada televisi. Dua perempuan dan satu laki-laki yang tengah bertengkar itu mulai reda karena salah satu perempuan memilih pergi dengan tangisan. Kenapa nggak dari tadi coba? Snow melirik Nazri yang duduk di sofa dengan ponsel di tangannya. Sibuk bermain game online.

Jika Nazri bisa main game online, maka kuotanya banyak. Snow jadi ngiler ingin menonton Youtube, tapi kuotanya saat ini tidak memadai. Kuota chat, haa.

Ditariknya selimut hingga menutupi setengah wajahnya. Snow cemberut saking bosannya. Hanya berdua di sini tanpa ada keluarganya. Sore tadi dia sempat menghubungi Bi Siti untuk memberitahu keadaannya. Tak lama Bi Siti datang, tapi pulang kembali saat hari beranjak malam. Nazri yang menyuruhnya segera pulang dan tak mencemaskan Snow. Karena ... Nazri yang akan menemaninya.

Benar saja omongan cowok itu. Sekarang hanya Nazri yang menemani Snow. Alma serta Sarah pulang ke rumah dan akan kembali besok pagi. Kebetulan besok hari Minggu, Sarah bilang ingin marathon menonton film Disney bersama Snow di rumah sakit.

"Nazri."

"Hm?"

Jawaban Nazri yang hanya gumaman membuat Snow urung untuk berbicara. Dia kembali diam.

"Lo butuh sesuatu?" tanya Nazri kemudian. Dia mematikan ponsel dan menghadap Snow sepenuhnya.

Butuh kuota... Ingin sekali meneriakan itu tapi Snow sadar diri dan gengsi. "Nazri, ngapain?"

Satu alis Nazri terangkat, "Main game, kenapa?"

"Seru?"

"Lumayan."

"Suka?"

"Ya gitu."

"Main Pou suka?"

Nazri menatap Snow aneh. Dia jadi ingat pertengkaran Arga dan Leon soal 'Pou itu makhluk apa'. "Mainan bocah gitu gue nggak suka."

"Ta-tapi aku suka main itu." Snow gelagapan sendiri dengan jawaban Nazri. "Dulu, sih."

"Lo 'kan emang bocah."

Snow nyesek sendiri, tapi tak urung dia tetap tersenyum kecil. Nazri dan segala ucapannya; selalu bikin nyesek.

Keduanya kembali terdiam. Nazri dengan ponselnya entah sedang apa, dan Snow memerhatikan televisi yang menampilkan iklan sampo. Em, sudah dua hari dirawat dan Snow belum mandi bahkan keramas. Apa kabar wangi tubuhnya saat ini?

Nazri berdiri dan duduk di kursi yang berada di samping ranjangnya. Gerakannya yang tiba-tiba membuat Snow refleks menjauh karena takut dengan wangi badannya yang mengkhawatirkan.

"Liat pocong lo?"

"Jangan sembarangan!" Tak sadar Snow membentak. "Ini di rumah sakit, omongannya harus dijaga."

Nazri acuh dan mengotak-atik ponselnya kembali. Dia bergumam, "Pocong di sini takut liat wajah ganteng gue."

"Hah?"

"Nih, lo tadi ngode-ngode gue buat main itu?" Nazri memberikan ponselnya pada Snow. Layar persegi panjangnya menunjukan gumpalan berwarna cokelat yang memiliki mata bulat yang lucu. Itu game Pou.

"Kamu download ini tadi?"

"Secara, gue cowok yang peka."

"Aku nggak nanya itu." Snow jadi gemas. Nazri yang cuek itu ternyata diam-diam masih mau memenuhi keinginannya. Meskipun sebenarnya yang Snow inginkan adalah menonton video tentang teori konspirasi di Youtube. Nessie Judge pasti sudah upload video Nerror baru minggu ini.

Snow mulai memberi makan Pou telur dan beberapa sayuran. Tak lupa dia memberinya minum susu. Supaya cepat besar katanya. Nazri diam memerhatikan. Wajah Snow agak cerah dari sebelumnya. Mungkin bermain Pou membuatnya senang.

"Makasih ya Nazri udah mau download game bocah kaya gini." Snow berbicara pelan pada ponsel, lalu dengan cepat memberikannya pada Nazri.

"Makasih ya Nazri udah mau download game bocah kaya gini."

Suara Snow diucap ulang oleh Pou dengan suara yang imut. Cewek itu tersenyum padanya.

"Dasar bocah."

***

Snow White Queen Where stories live. Discover now