12: Kisah Katak

8 8 0
                                    

Katak, katak apa yang baperin?
Katakan cinta padaku!

❄️❄️❄️

Kala itu langit yang biasanya cerah, kini mendung tertutup awan gelap. Rintik air pun yang turun bersamaan. Mula-mula kecil, tapi lama kelamaan membesar. Dua anak yang sedang bermain sepeda di taman, bergerak pulang.

"Nazri, hujan!"

"Siapa bilang udang." Nazri kecil menjawab ketus. Dia mengayuh sepedanya meninggalkan gadis kecil yang bermain bersamanya.

"Nggak nyambung. Eh, tunggu!" Snow berkerut kening. Dia menghalau air hujan dengan tangannya. "Jangan ninggalin, Snow 'kan nggak bawa sepeda."

Nazri berhenti sebentar, menunggu Snow yang berlari ke arahnya. "Ya udah sana duduk di boncengan."

"Asik!"

Snow duduk di jok penumpang sepeda merah milik Nazri. Tangannya tak lepas dari atas kepala. Hujan ternyata semakin lebat. "Ayo, jalan. Aku basah."

"Iya, bawel."

Dua anak sekolah dasar itu membelah hujan dengan sepeda. Nazri mempercepat kayuhannya agar bisa cepat sampai. Roda-roda yang bergerak dan bersentuhan dengan tanah basah, menciptakan cipratan kotor yang malah disoraki oleh Snow.

"Nazri! Airnya terbang-terbang!"

"Terbang apaan, sih."

"Nazri, baju aku basah kena air hujan."

"Ya sama."

"Kotor juga, haha!"

"Kotor kok ketawa." Meski berkata sinis, tak ayal Nazri juga tersenyum.

"Nyampe rumah, aku pasti dekil banget. Kamu juga." Snow berteriak. "Nanti kita mandi bareng, yuk!"

"Mau disiram pake air selang, hah?!"

Snow malah tergelak. Menepuk-nepuk punggung Nazri saking lucunya respon cowok itu. Ajakan mandi itu 'kan cuman bercanda.

"Nazri lucu, Snow suka."

Cewek itu terus tertawa senang, tak peduli dengan pakaiannya yang basah total. Bersama Nazri, hidupnya penuh kebahagiaan.

"Nazri, awas katak!"

"Mana, mana?!"

Sepeda yang dibawa Nazri oleng. Cowok itu berniat menghindari katak yang Snow teriaki, namun malah berakhir buruk. Keduanya terjatuh dari sepeda.

"Aduh," Snow merintih sakit. Tangannya menyentuh tanah duluan dan terluka. Nazri cepat-cepat berdiri dan menyingkirkan sepeda yang menimpa kaki mereka berdua.

"Mana kataknya? Nggak ada juga!" Nazri menyentaknya. Merasa kesal dengan tingkah Snow yang berteriak seenaknya.

"Ya, maaf. Aku niatnya bercanda tadi."

"Nggak lucu tau."

Snow diam memerhatikan luka tangannya yang mulai keluar darah. Tercampur dengan tanah dan air hujan membuatnya perih.

"Sakit nggak?"

Snow menoleh, "Sakit."

"Makanya jangan bercanda lagi. Jadi bahaya 'kan," kata Nazri kini pelan. Dia juga merasa tak tega. Bagaimana pun, Snow adalah orang yang berharga baginya.

Snow White Queen Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin