Feli tersenyum miring saat ia kembali teringat ketika Arvind bilang kepadanya kalau Arvind sayang dirinya. Ia ingat betul jika dulu dia sangat bahagia mendengar pernyataan Arvind tersebut, tapi sekarang? Rasaya Pahit, ia bahkan sangat menyesal karena dia gampang baper dengan ucapan Arvind.

Cowok emang enggak punya hati! Pekiknya dalam hati.

Kalau emang enggak niat sama gue mending enggak udah sekalian! Feli terus-terusan mengungkapkan apa yang dirasakan dirinya saat ini.

"Lo jahat! Lo bener-bener jahat! Gue benci lo!! Gue benci lo!" Feli berteriak saking kesalnya. Namun, setelah itu ia kembali menangis saat pikirannya kembali menampilkan sosok Arvind yang sedang dipelukoleh Anya.

"Agghh... gue benci lo!!" Feli sudah tak tahan lagi dengan semua ini. Ingin sekali dia menghilang dari muka bumi saat ini juga, tapi dia juga masih punya akal dan bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah untuk ia lakukan.

Karena ia tak mau bunuh diri karena masalah konyol seperti ini, Feli pun hanya bisa menagis sampai matanya lelah untuk mengeluarkan cairan bening itu.

Di sudut lain, Arvind tengah berdiri di balkon belakang untuk menatap Feli yang masih menangis karenanya. Jujur saja dia ingin sekali menemui Feli dan bilang kalau sekarang dia memang tulus sayang sama Feli dan ia sudah lupa dengan tujuannya yaitu menjadikan Feli pelampiasan. Tapi jika dia ke sana, pasti Feli akan lebih sedih dan hal itu membuat dia makin merasa bersalah karena telah melukai hati istrinya sendiri.

"Nangis sepuas lo Fel, tapi janji ke gue besok lo gak boleh nangis karena gue lagi." Gumam Arvind pelan.

"Gue minta maaf udah nyakitin elo... gue tau gue salah... gue minta maaf... lo boleh marah sepuas lo Fel tapi gue gak akan pernah lepasin lo karena gue udah janji buat sehidup semati sama lo." Lagi-lagi Arvind menghela napasnya saat berucap seolah-olah sedang berbicara kepada Feli.

○○○

Beberapa jam kemudian, matahari sudah tergantikan oleh bulan, dan hingga saat ini Feli belum juga kembali ke kamar.

Arvind semakin was-was dan takut jika Feli melakukan hal yang aneh-aneh di taman belakang. Dan karena itulah ia memberanikan diri untuk mencari Feli ke taman belakang.

Saat ia sudah berada di taman belakang, ia melihat Feli masih duduk di sofa sambil memeluk bantal sofanya.

Syukurlah dia gak ngelakuin hal yang aneh-aneh. Batin Arvind.

"Ayolah Fel masuk ke rumah! Gue ikhlas deh nanti tidur di sofa asalkan lo masuk ke rumah!" Ucap Arvind pelan sembari mencari tempat untuk sembunyi.

Baru saja Arvind meminta Feli untuk masuk, Mamanya pun keluar dari dapur dekat taman belakang dan menyuruh Feli untuk masuk ke dalam.

"Feli! Masuk ke dalam sayang! Udah malem loh! Jangan kebanyakan ngelamu di sana! Nanti kesambet." Teriak Mama Arvind kepada Feli.

"Iya, Ma." Jawab Feli.

"Mama emang paling the best!" Puji Arvind pelan diselingi helaan napas lega.

Feli pun bangun dari duduknya, kemudian ia memakai sandal rumahnya dan segera masuk ke dalam rumah.

"Eh mampus Feli pasti lewat sini!" Arvind kaget melihat Feli bergerak menuju dirinya. Ia sampai kelimpungan harus bagaimana, apakah dia harus tetap bersembunyi atau masuk kedalam rumah terlebih dahulu?

 Perjodohan Where stories live. Discover now