Aku mencintaimu

260 43 13
                                    

Haiiiiiiiiiii~~~~~~
Ada yang rindu aku engga?
Aku juga rindu kalian nihhhh
Maaf ya baru bisa update
Ada sesuatu yang sedang menyita waktu wkwkwkwk (alibi)
Intinya aku ngga lupa sama work ini, aku akan update tapi tidak sesering dulu
Jangan marah ya 😄
Ai sayang kalian~~~ 😘
Selamat membaca ya, cintanya Ai ❤❤










Menikah dengan restu orang tua itu sangat membahagiakan, benar? Jaehwan tau itu dengan sangat baik. Ia bahagia akhirnya bisa menikah dengan namja yang ia cintai di sertai restu orang tuanya dan orang tua Minhyun, suaminya. Tapi apa yang terjadi jika tiba-tiba kakek dari suaminya itu datang dari Canada, meminta Minhyun untuk ikut dengan beliau mengurus usaha keluarga disana?

"Aku benar-benar tidak mau pergi"keluh Minhyun dengan wajah nelangsa nya.
"Tidak boleh begitu. Kakek jauh-jauh datang kemari untuk menjemput mu berarti kakek memang membutuhkan bantuan mu"
"Tapi, sayang-"
"Sssshh, kita masih bisa berkomunikasi. Kau bisa pulang nanti, aku juga bisa datang kesana. Iya kan?"

Minhyun terlihat menghela nafas lelah, menatap kamarnya yang baru ia dan istrinya tempati selama 7 bulan. Masih sangat sebentar untuknya.

"Aku akan rindu kamar ini, ranjang ini, sofa ini, dan pelukan hangat ini"gumam Minhyun lalu beringsut masuk ke dalam pelukan istrinya, menyembunyikan wajah tampan nya ke dalam ceruk leher Jaehwan.
"Aku akan rindu rengekan ini"balas Jaehwan.
"Jangan terlambat makan ya, sayang"ingat Minhyun.
"Iya"
"Jangan pulang sendiri, minta saja Jinyoung menjemput"
"Kau pikir adik ipar tidak sibuk?"sindir Jaehwan geli.
"Dia kan sangat menyayangi mu"
"Beruntung Daehwi tidak cemburu"
"Gadis itu mana kenal cemburu jika menyangkut kau?"

Jaehwan terkekeh lalu kembali mengusap kepala bagian belakang suaminya dengan lembut.

"Jangan terlalu lelah ya, oppa"suara Jaehwan kali ini terdengar.
"Iya, sayang"
"Jangan sering lembur, tidak ada yang mengurus mu jika sakit"
"Iya, sayang ku"
"Jangan lupa untuk terus mengabari ku"
"Itu pasti"
"Aku akan merindukan oppa~"ucap Jaehwan sebelum mengecup pucuk kepala suaminya dengan sayang.

Minhyun memisahkan diri perlahan dari istrinya, menatap wajah cantik yang selalu ia puja setiap hari. Mengusap setiap inci bagian wajah Jaehwan yang pasti akan selalu ia rindukan. Lalu terakhir, mengecup seluruh bagian wajah tanpa sedikitpun tertinggal.

"Jangan pernah berhenti mencintai ku ya"ucap Minhyun.
"Mana mungkin aku berhenti mencintai suami ku? Aku akan selalu mencintai oppa, dan cintaku akan selalu bertambah setiap harinya"balas Jaehwan di tambah dengan senyuman manisnya.
"Auh, cantiknya istriku ini"ujar Minhyun sebelum memeluk tubuh mungil itu.
.
.
.
"Oh, cucu menantu ku sudah bangun"sapa tuan Hwang, kakek Minhyun.

Jaehwan tersenyum manis lalu menghampiri sang kakek dengan segelas teh hangat.

"Tanpa gula ya, kek. Seperti biasa?"
"Tepat sekali. Sudah berbulan-bulan tak bertemu tapi masih ingat. Memang kesayangan"puji tuan Hwang.
"Karna Jaehwan sayang kakek"
"Manis sekali. Sebenarnya kakek sangat ingin kau ikut ke Canada"
"Nanti ya, kek. Jika kuliah Jaehwan selesai, tinggal sidang"
"Apa Minhyun tidak perlu pergi? Kalian bisa ke Canada bersama"saran tuan Hwang yang terlihat bimbang.
"Jangan, kek. Kakek sudah kemari jauh-jauh untuk membawa oppa. Harus di bawa"

Tuan Hwang tertawa mendengar jawaban Jaehwan yang lucu, mereka terdengar seperti sedang membicarakan sebuah barang ketimbang sesosok manusia.

"Apa aku ini barang?"protes Minhyun yang ternyata sudah ada di belakang istrinya.
"Ya, begitulah"jawab Jaehwan lalu menjerit saat tiba-tiba Minhyun mengecup bibirnya di depan sang kakek.
"Oppa! Ada kakek"omel Jaehwan.
"Biar saja, kakek juga pernah muda. Iya kan, kek?"
"Sesuka mu saja"

Lovely Jae 💗Where stories live. Discover now