Suamiku

602 57 40
                                    

Dia suamiku, yang sudah menikahiku selama 3 tahun. Aku mencintainya, aku menghormati nya, aku menyayanginya. Dia adalah sosok kepala rumah tangga yang baik, tak pernah menuntut meskipun kami masih belum diberi kepercayaan untuk memiliki momongan. Namun terkadang aku merasa kesal, amat sangat kesal saat sifat tidak pekanya timbul. Aku pernah marah, bahkan mengamuk padanya karna masalah itu, tapi aku lebih sering menangis. Dia terlihat menyebalkan jika bersikap baik pada semua orang, maksudku wanita. Aku tidak cemburu, sungguh. Atau eumm, aku memang seorang pencemburu? Entahlah, yang pasti aku tak suka melihat suamiku terlalu baik pada wanita lain. Dia sering sekali dimanfaatkan tapi tak sadar, para wanita itu hanya berpura-pura agar bisa dekat dengan suamiku. Terkadang dia memang bodoh. Iya bodoh. Tapi mau bagaimana lagi, aku mencintainya. Mencintai si Minhyun itu. Hwang Minhyun. Suamiku.

"Sayang~"

Jaehwan segera mematikan kompor lalu berjalan menuju pintu saat mendengar suara suaminya yang baru saja pulang kerja.

"Hai~,bagaimana hari ini? Lelah?"tanya Jaehwan sembari membawa jas dan tas kerja Minhyun, keduanya berjalan memasuki kamar mereka berdua.
"Sedikit lelah tapi sudah tidak karna istriku menyambutku dengan senyum manisnya ini"jawab Minhyun sebelum mendaratkan sebuah kecupan pada bibir merah Jaehwan.

Jaehwan tersipu, suaminya ini benar-benar. Diluar, Minhyun terlihat seperti namja baik yang polos, bahkan dulu Jaehwan juga berpikir seperti itu. Tapi semua pemikirannya berubah sesaat setelah ia menyandang marga barunya. Minhyun tak sebaik dan sepolos itu. Kalian tau maksudnya kan?

"Sayang, kau terlihat sangat manis jika memakai apron imut ini ditambah dengan pipi merahmu. Aih manis sekali"goda Minhyun.
"Jangan menggodaku, cepat mandi. Aku sedang memasak, kita bisa makan malam setelah kau selesai mandi"
"Lalu?"
"Lalu apa?"tanya Jaehwan bingung.
"Setelah makan malam?"
"Kau berjanji menemaniku menonton film horor yang kemarin kita download kan?"
"Ah iya, lalu setelah itu?"
"Tidur"jawab Jaehwan.
"Kau yakin? Tidak ingin bermain dulu? Aku merindukanmu"bisik Minhyun.

Plak!, pukulan sayang mendarat mulus pada lengan kanan Minhyun.

"Dasar mesum! Cepat mandi!"seru Jaehwan lalu berjalan cepat meninggalkan kamar mereka.
"Aku kan mesum pada istriku sendiri~"rengek Minhyun yang tak digubris oleh Jaehwan.
"Sayang!!~"rengek Minhyun lebih keras.
"Mandi atau tidak ada makan malam?"ancam Jaehwan yang sudah berdiri di depan pintu kamar mereka lagi.
"Aku kan bisa memakanmu, sampai kenyang"seloroh Minhyun.
"Oppa~~"
"Iya, iya aku mandi"

Minhyun memasuki kamar mandi dalam di kamarnya diiringi senyum geli dari sang istri.

Manis sekali suamiku - KJH.
.
.
.
Jaehwan masih berdiri di lobby kantor Minhyun saat ia melihat suaminya itu berjalan bersama beberapa teman wanitanya. Tunggu, biarkan Jaehwan mengatur nafasnya dulu.

"Sayang, sudah lama?"tanya Minhyun yang hanya dibalas gelengan istrinya.

Dahi Minhyun berkerut, istrinya jarang sekali bersikap seperti ini kecuali....

"Sudah bercandanya? Sudah bicaranya? Asik sekali. Lupa jika aku menunggu? Bukankah kau yang mengajak makan siang bersama?"cerocos Jaehwan kesal.

-cemburu.

"Sayang, dengarkan aku dulu. Kami hanya naik lift bersam-"
"Apa perlu memukul-mukul lenganmu? Dia itu sengaja~"

Minhyun menghela nafasnya, ia menyerah jika Jaehwan sudah seperti ini. Dia hanya perlu minta maaf sekarang.

"Maafkan aku ya, besok aku tidak akan naik lift bersama mereka lagi"

Jaehwan menatap serius ke arah suaminya yang kini memeluknya tanpa malu di depan lobby.

Lovely Jae 💗Where stories live. Discover now