Tragic

382 47 34
                                    

"Jae"panggil Minhyun.
"Hm?"

Hening.

"Ah tidak jadi, lupa"

Jaehwan yang awalnya sibuk menatap air tenang sungai Han memilih menoleh, memusatkan perhatiannya pada namja tampan di sampingnya yang sekarang terkekeh seperti orang bodoh.

"Lupa? Bagaimana bisa, oppa?"
"Tidak tau. Tiba-tiba lupa"

Kali ini Jaehwan lah yang terkekeh. Minhyun sering sekali seperti ini, memanggilnya iseng lalu mengatakan jika ia lupa dengan apa yang akan namja itu katakan. Lucu sekali kan?

"Senyum mu indah sekali"ucap Minhyun.
"Indah? Di sebelah mana? Mataku tertutup saat tersenyum, oppa"
"Disitulah keindahan nya"
"Benarkah? Terima kasih"

Aku terlalu pengecut hanya untuk sekedar mengatakan sayang padamu - HMH.

Jaehwan kembali menatap sungai, matanya terpejam menikmati terpaan angin sepoi yang memainkan rambut panjangnya.

Perasaanku tak akan pernah terbalas. Selamanya kami hanya teman - KJH.

"Ayo pulang, Jae. Sudah hampir malam"ajak Minhyun.
"Ah, benar juga"

Minhyun berdiri dari duduknya, mengulurkan tangannya yang segera di sambut oleh si manis. Namja Hwang itu berjongkok untuk membersihkan rumput yang menempel pada celana dan sweater Jaehwan.

Bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta pada perlakuan manisnya ini- KJH.

"Kajja!!"seru Minhyun.

Jaehwan tertawa lalu menarik tangan Minhyun agar ikut berlari kecil bersamanya.

Setidaknya aku bisa mencintaimu secara diam-diam seperti ini - HMH.
.
.
.
"Bantu aku ya, Jae. Eonnie benar-benar mengandalkan mu"

Jaehwan masih terdiam, wajahnya terlihat terkejut. Baru saja sepupu cantiknya -Jisung- mengatakan jika gadis itu memiliki perasaan lebih pada Minhyun, sahabat baik Jaehwan sejak kecil.

Belum hilang rasa terkejut Jaehwan, Jisung sudah meminta tolong untuk di dekatkan dengan namja Hwang itu. Apalagi ini?

"Jae? Kau dengar eonnie kan? Kau keberatan?"

Jaehwan terkesiap.

"Huh? Aku tidak keberatan, eonnie. Aku, aku akan bantu"
"Benarkah? Kau serius? Terima kasih, Jjaeni~. Saat aku sadar jika aku menyukai nya, aku jadi sedikit malu jika ada di sampingnya. Padahal sebelumnya kita sudah akrab"
"Iya, tenang saja. Aku akan bantu eonnie"

Dan aku akan membantu diriku sendiri untuk menghapus perasaan ini - KJH.

"Tapi, Jae. Kau tidak memiliki perasaan pada Minhyun kan? Aku takut jika aku merusak hubungan kalian"

Jaehwan menggenggam jemari lentik Jisung, mengusap nya lalu tersenyum dengan sangat manis.

"Kami hanya teman, eonnie. Tidak perlu merasa tidak enak"
.
.
.
Minhyun kembali meneguk cola nya lalu menghela nafasnya lagi.

"Mau kan oppa?"tanya Jaehwan.
"Mmm, bagaimana ya? Jisung itu sudah seperti saudara bagiku. Sulit"

Jika Jisung eonnie saja sulit, lalu bagaimana dengan aku? Mungkin jauh dari kata "cinta". Benar kan? - KJH.

"Tapi Jisung eonnie itu yeoja baik. Oppa tau itu kan? Hatinya pasti terluka"ucap Jaehwan, dalam hati ia sedang berperang antara membujuk atau membiarkan Minhyun menolak.
"Yasudah"

Jaehwan menatap Minhyun dengan tatapan sendu meskipun bibirnya terangkat menampakkan senyum.

Menyerahlah Jae, sudah jelas tak ada tempat untukmu - KJH.

"Terima kasih, oppa. Semoga kencan kalian berjalan lancar"
"Ya, kemana kami akan pergi?"tanya Minhyun.
"Hanya jalan-jalan saja, terserah kalian"
"Baiklah, aku akan menjemput nya saat makan siang"
"Eum, aku akan beritau Jisung eonnie. Aku pulang dulu ya, oppa"pamit Jaehwan lalu beranjak pergi setelah Minhyun memberi usapan lembut di kepalanya.

Dia memang tak pernah memiliki perasaan yang sama denganku. Aku banyak berharap - HMH.
.
.
.
Akhirnya berita itu datang. Jaehwan sudah mempersiapkan diri meskipun pada akhirnya tetap terluka.

Jisung dan Minhyun sekarang adalah sepasang kekasih. Sejak kencan pertama 2 bulan lalu, mereka berdua semakin dekat. Jaehwan tau semua dari Jisung, gadis itu berkata jika Minhyun menerima ajakan kencannya dan mereka resmi berkencan sekarang.

"Harusnya aku bahagia untuk sahabat dan eonnie ku. Lalu kenapa sekarang aku menangis?"keluh Jaehwan, ia mengusap air matanya kasar.
"Ayolah, berhenti mengalir"isak Jaehwan lirih.

Jari lentik itu hendak kembali mengusap wajah manisnya saat sepasang tangan merengkuh tubuhnya lalu memberi tepukan pada punggungnya.

"Kalau sedih itu menangis, jangan bersikap sok tegar. Aku disini, kau bisa menangis sepuasmu"

Lemah. Tangis Jaehwan pecah setelah mendengar bisikan menenangkan yang ia dapatkan dari teman baiknya itu.

"Jangan ditahan, tak apa. Ini aku"
"Hiks, hiks, hiks. Aku..aku harusnya bahagia~"
"Jae, jangan membohongi perasaanmu sendiri"

Isakan Jaehwan semakin jelas, tangannya mengenggam ujung kemeja namja itu dengan kuat.

"Niel, aku harus bagaimana? Hiks, hiks"tanya Jaehwan.

Daniel, teman baik Jaehwan sejak awal kuliah itu pun melepas pelukannya perlahan lalu mengusap sisa air mata di wajah Jaehwan.

"Sudah tenang?"tanya Daniel lembut.

Jaehwan mengangguk pelan.

"Sekarang dengarkan aku ya. Apa kau yakin dengan keputusan mu ini? Aku tau kau menyukai Minhyun hyung sejak lama"
"Jisung eonnie adalah eonnie ku, dia meminta padaku karna benar-benar menyukai Minhyun oppa. Aku tidak mungkin menolak, aku tidak sejahat itu"
"Dan kau memilih mengorbankan dirimu sendiri?"tanya Daniel lagi.
"Asal mereka berdua bahagia. Aku tak apa"
"Kau yakin? Dengan begitu maka rasa cintamu harus segera kau akhiri. Kau siap?"
"Ya"

Daniel meraih jemari Jaehwan lalu menatap dalam manik bening yang masih terlihat memerah itu.

"Ijinkan aku menyembuhkan lukamu. Aku akan lakukan apapun agar kau bahagia"pinta Daniel.
"Niel..."
"Aku serius"
"Tapi-"
"Aku akan menunggumu sampai hatimu siap"

Jaehwan mengangguk setelah tak melihat kebohongan di dalam sorot mata Daniel. Namja berbahu lebar itu kembali membawa Jaehwan ke dalam pelukannya.

Ijinkan aku bergantung pada Daniel. Aku yakin dia namja baik dan tidak akan melukai ku - ucap Jaehwan pada dirinya sendiri.

"Jangan menangis lagi, kau terlihat jelek"goda Daniel.
"Aaaa~, aku tidak jelek"
"Meskipun tidak jelek tapi aku tak mengijinkan mu menangis lagi"

Jaehwan tertawa di dalam pelukan namja Kang itu, setidaknya ada seseorang yang akan berdiri di sisinya mulai sekarang.

"Terima kasih, Niel"
"Apapun untukmu"

Minhyun yang sedang melintasi taman universitas tak sengaja melihat adegan Jaehwan dan Daniel yang sedang berpelukan dan saling tertawa. Senyum pahit hadir pada wajah tampan itu setelahnya.

Tidak pernah ada aku dihatinya. Keputusan ku sudah benar, aku tak boleh berharap banyak, sekarang sudah ada Jisung - kata Minhyun dalam hati lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju gerbang.

END

Ngerti maksudnya ngga ini? Sebenernya cuma iseng, jadi ngga bagus juga ya
Maafkan aku~

Lovely Jae 💗Where stories live. Discover now