Pregnant

615 45 10
                                    

Seongwoo kembali berbaring di atas ranjang, tepat di sebelah istrinya yang masih bergelung dengan selimut. Seongwoo tau jika yeoja itu sudah bangun bahkan sudah mandi saat ia sibuk di dapur tadi.

"Mau makan, Jae?"

Jaehwan menggeleng.

"Mau minum?"

Jaehwan menggeleng lagi.

"Atau mau buah, sayang?"
"Tidak mau, oppa~"rengek Jaehwan.

Seongwoo tersenyum lalu mengusap kepala istri manisnya itu dengan sayang. Sudah 2 hari ini Jaehwan sakit dan jadi sangat rewel. Bisa bayangkan Jaehwan yang biasanya manja akan bertambah manja saat sakit? Ouh, merepotkan. Tapi Seongwoo tidak keberatan, dia suka saat istrinya itu manja dan tidak mau ditinggal olehnya.

"Lalu mau apa? Kau kan belum makan, nanti tidak sembuh bagaimana?"
"Lidahku pahit"

Cup

"Jangan cium bibirku! Nanti bisa tertular"omel Jaehwan.
"Biar saja, biar kita sakit sama-sama"
"Sakit itu tidak enak"
"Lalu kenapa kau betah tak makan? Supaya sakit nya lama kan? Berarti sakit itu enak"

Jaehwan menghela nafas, suaminya memang selalu bisa membuatnya terdiam dengan beberapa kata saja. Jaehwan kalah.

"Makan ya, sayang? Sedikit saja. Makan apa saja boleh, yang penting makan"rayu Seongwoo lagi.
"Bubur yang tadi oppa buat saja"
"Benar? Tidak mau yang lain?"
"Eum, lagi pula makan apapun tetap pahit"

Seongwoo kembali mengusap lembut kepala Jaehwan lalu memberi kecupan pada kening yang masih terasa hangat itu. Kakinya berjalan ke arah dapur untuk mengambil bubur setelah membantu Jaehwan duduk.

"Minum obat ya?"
"Aku mau suntik saja"pinta Jaehwan.
"Yasudah, kita ke rumah sakit siang ini"
"Aku pusing~"rengek Jaehwan.
"Mau ke dokter sekarang saja?"tawar Seongwoo.
"Tidak, aku mau dengan Sungwoon eonnie saja"
"Yasudah iya, tapi makan dulu. Kita tidur lagi lalu siang nanti kita menemui Sungwoon noona, oppa akan kabari noona setelah ini. Ya, sayang ya?"

Seongwoo mengerahkan segala kemampuan nya untuk merayu sang istri agar menurut, ia harus sabar. Iya, sabar, karna Jaehwan akan berontak jika Seongwoo terlihat marah atau kesal.

Jaehwan akhirnya mengangguk pasrah. Senyum Seongwoo merekah kala istri manisnya setuju untuk makan setelah acara -mari merayu Jaehwan- itu berlangsung cukup lama.

"Anak pintar. Sekarang minum air putih sedikit dulu"

Jaehwan menurut, tangannya menerima gelas dari sang suami lalu meletakkan nya di meja nakas setelah ia minum.

"Buka mulutnya, sayang~ Aaaaa~"

Jaehwan kembali menurut. Badannya masih ingin tidur, jadi ia memilih menyelesaikan urusan makan secepat mungkin agar bisa kembali merebahkan tubuhnya.

"Tinggal sedikit lagi habis"ucap Seongwoo.
"Aku boleh tidur lagi kan?"
"Tentu saja, masih pusing ya?"
"Iya~ pusing~"

Seongwoo meletakkan mangkok bubur yang sudah kosong ke atas meja nakas di dekat ranjang lalu segera berbaring di samping Jaehwan yang sudah merengek minta di peluk.

"Kemari, kemari. Aigoo, bayi besarku"
"Oppa"
"Hm?"
"Lullaby"pinta Jaehwan.

Seongwoo mengangguk setuju lalu mulai menggumamkan lagu pengantar tidur untuk istrinya itu. Tidak perlu menunggu lama bagi Seongwoo untuk mendengar dengkuran halus dari bibir Jaehwan yang kini sudah kembali masuk ke dalam alam mimpinya.

"Cepat sembuh ya, sayang. Rumah jadi sepi karna tak ada yang mengomel"bisik Seongwoo sebelum mengecup pucuk kepala Jaehwan berkali-kali.
.
.
.
"Bagaimana noona? Istri ku sakit apa?"tanya Seongwoo.

Lovely Jae 💗Where stories live. Discover now