Impian ku - Minhwan

405 56 11
                                    

Jaehwan punya impian. Dulu saat usianya masih 7 tahun, dia ingin menjadi dokter supaya bisa merawat orang-orang yang sakit. Dan juga ingin selalu menjadi dokter pribadi untuk Minhyun oppa nya, namja yang usianya terpaut 3 tahun lebih tua darinya yang tinggal di samping rumahnya.

"Mau kemana, sayang?"tanya nyonya Kim saat melihat putrinya berlari keluar rumah dengan piyama dan tas di tangan mungilnya.
"Ke rumah Minhyun oppa"
"Mau apa?"
"Memeriksa. Minhyun oppa kan sakit, eomma"

Nyonya Kim berjalan menghampiri putrinya yang sudah membawa perlengkapan mainan dokter-dokterannya itu.

"Besok saja ya, biarkan Minhyun oppa istirahat dulu"ucap nyonya Kim yang kini sudah berlutut di depan Jaehwan menyamai tinggi sang putri.
"Tapi nanti siapa yang merawat Minhyun oppa, eomma?"
"Kan ada Hwang eomma. Jaehwan jangan khawatir. Minhyun oppa hanya butuh eomma nya sekarang"
"Tapi Jae mau lihat, Jae mau rawat oppa"rengek Jaehwan.
"Besok saja ya, sayang"
"Wae?"

Tuan Kim menghampiri sang putri lalu menggendong tubuh kecil itu, menghujani wajah manis Jaehwan dengan kecupan-kecupan sayang nya. Beliau gemas sejak tadi mendengar ocehan sang anak.

"Appa, Jae mau lihat Minhyun oppa~"rengek Jaehwan.
"Iya. Tapi besok"
"Kenapa? Sekarang saja~"
"Sekarang sudah jam 1 malam, cantik. Minhyun oppa, Eomma dan appa Hwang juga pasti sudah tidur. Besok pagi saja ya? Kalau Jae kesana sekarang, nanti Minhyun oppa tidak bisa tidur lalu tidak jadi sembuh. Bagaimana? Mau?"

Bocah itu menggeleng ribut. Ia sudah bosan bermain sendiri selama 2 hari ini karna sakitnya Minhyun.

"Jadi sekarang tidur ya? Periksa appa saja, appa sepertinya juga sakit"pinta tuan Kim dengan akting seadanya.
"Mana? Sakit? Ayo appa, kita ke kamar. Jae akan periksa appa, Jae rawat sampai sembuh"

Ayah dan anak itu masuk ke dalam kamar utama, meninggalkan sang nyonya rumah yang saat ini terkikik geli menatap punggung sang suami.

"Jaehwan itu lucu sekali. Bangun tengah malam untuk merawat Minhyun. Anak itu"
.
.
.

Lalu saat usianya 14 tahun, impian gadis itu berubah. Ia ingin menjadi guru. Karna menurutnya menjadi guru berarti dia adalah orang yang pintar. Dia ingin mengimbangi Minhyun oppa nya yang juara kelas.

"Eomma, Jae boleh les tambahan?"pinta Jaehwan.
"Hm? Kenapa tiba-tiba? Biasanya juga tidak mau belajar"
"Ihh~ sekarang beda. Jae harus les, Jae harus pintar"

Nyonya Kim mengerutkan dahinya bingung. Ada apa dengan putri semata wayangnya ini? Kenapa berapi-api meminta les padahal gadis itu biasanya jarang belajar. Aneh.

"Jae harus bisa mengimbangi Minhyun oppa. Harus pintar agar oppa tidak malu. Boleh ya, eomma?"

Benar kan. Aneh. Ternyata memang karna Minhyun.

"Iya, boleh. Asal Jae serius dan nilai Jae benar-benar meningkat"
"Assa!!! Terima kasih, eomma. Jae sayang eomma"
"Eomma juga sayang Jae"
.
.
.
Lalu saat usianya 17 tahun, mimpi gadis itu kembali berubah. Ingin menjadi dokter lagi. Karna Minhyun sudah kuliah dan mengambil jurusan kedokteran.

"Appa"panggil Jaehwan saat melihat ayahnya duduk di ruang keluarga.
"Ada apa, sayang?"tanya tuan Kim.
"Jae ingin jadi dokter"ucap Jaehwan tiba-tiba.
"Huh? Dokter? Appa senang tapi tiba-tiba sekali"
"Biasanya nama Minhyun akan ada dalam kata-kata nya setelah ini"tebak nyonya Kim yang baru saja bergabung dengan membawa nampan berisi teh dan kue kering.
"Ih, eomma~"rengek Jaehwan.
"Benar?"tebak nyonya Kim.
"Iya"jawab Jaehwan disertai cengiran lucunya.
"Auh anak appa ini, selalu mengekori Minhyun oppa nya sejak kecil. Tidak bosan?"goda tuan Kim.
"Tidak akan, appa. Dunia Jaehwan kan memutari dunia Minhyun oppa"jawab Jaehwan polos.

Lovely Jae 💗Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum