Onghwan

443 50 12
                                    

Seongwoo berlari menyusuri koridor almamater kampusnya dengan wajah panik, ia sedang mencari sosok manis yang pagi tadi sempat ia larang berkuliah tapi nyata nya sosok itu nekat kuliah dan berakhir dengan kabar jika kesayangan nya itu tengah pingsan karna terlalu lelah.

"Hyung! Ada apa kemari?"tanya Guanlin saat melihat Seongwoo berlari panik.
"Guan, dimana noona mu? Dimana?"
"Jae noona?"
"Memangnya noona mu ada berapa?!"seru Seongwoo kesal.
"Tenang dulu, hyung. Kenapa panik sekali?"tanya Guanlin lagi.
"Kau ini, masa satu kampus tapi tidak tau jika noona mu pingsan? Sekarang dimana Jaehwan ku?"

Guanlin diam sebentar lalu seperti tertular, ia juga menjadi panik dan menatap ke segala arah, persis sekali dengan apa yang Seongwoo lakukan.

"Hei! Kenapa malah ikut panik? Dimana Jaehwan ku?"tanya Seongwoo.
"Mana aku tau, hyung! Aku tau kabar ini saja dari hyung"
"Lalu?"
"Siapa yang mengabari, hyung?"tanya Guanlin mencoba tenang.
"Jisung, Jisung yang bilang"
"Kalau begitu noona pasti di ruang kesehatan, hyung"
"Bilang dari tadi"

Seongwoo sudah berlari lagi menuju ruang kesehatan yang lumayan jauh dari posisi keduanya. Guanlin menatap punggung ceking yang sama dengan miliknya itu dengan tatapan penuh amarahnya.

"Auh, untung kenal, untung lebih tua, untung noona ku cinta dia"rapal Guanlin mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Pukk

Guanlin menoleh dan mendapati kekasihnya sedang tersenyum teduh sembari mengusap lengannya.

"Jihoon ku~"rengek Guanlin dengan suara yang ia buat sememelas mungkin.
"Jangan marah, Seongwoo oppa kan sedang panik"
"Aku tau, Ji. Tapi yang bodoh kan dia. Kalau dia tau dari Jisung noona kenapa harus panik? Jisung noona kan dokter kesehatan disini"keluh Guanlin kesal.
"Hei, jangan mengomel. Kau tidak pantas mengomel, tampan mu hilang"goda Jihoon.
"Ji~"
"Kau tidak mau melihat Jaehwan eonnie?"tanya Jihoon.
"Ah iya, kau benar. Ayo, sayang"
.
.
.
Brakk

"Jaehwan!! Jaehwan ku!! Sayang!"seru Seongwoo setelah membuka pintu ruang kesehatan dengan anarkis.

Bugh

"Auh, sakit. Jisung-ah, kau-"tangan kurus itu mengusap perutnya dengan sedikit membungkuk.
"Jangan berisik disini, beruntung sedang sepi"omel Jisung setelah memukul perut Seongwoo.
"Sakit sekali"keluh Seongwoo.
"Oppa"

Seongwoo kembali menegapkan tubuhnya lalu menghampiri yeoja manis yang tengah duduk di atas ranjang dengan wajah yang pucat.

"Sayang, kau kenapa? Ya Tuhan, pucat sekali. Apa yang kau rasakan? Yang mana yang sakit? Bilang pada oppa, sayang"cerocos Seongwoo yang menimbulkan senyum tipis di bibir pucat Jaehwan.
"Tanyakan satu-satu, bodoh"hardik Jisung.

Seongwoo menatap teman sekampus nya dulu itu dengan tatapan kesalnya.

"Apa? Mau marah padaku kau?"tantang Jisung.
"Cih, tidak. Aku tidak mau di hajar beruang kutub"balas Seongwoo.
"Daniel bukan beruang kutub!"protes Jisung.
"Lalu apa? Panda? King kong?"
"Dia itu beruang madu! Dia pooh"jawab Jisung dengan wajah polosnya.
"Sama saja, dasar bodoh"
"Kau bilang apa?!"
"Jisung-ah, Jaehwan sakit apa? Kenapa pucat sekali?"tanya Seongwoo mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.

Jisung terdiam sebentar, kakinya berjalan menuju Jaehwan yang tersenyum tipis dan Seongwoo yang menatapnya cemas.

"Sudah ku bilang tahan, sampai Jaehwan wisuda saja sudah cukup"omel Jisung.
"Hah? Tahan? Wisuda? Maksud mu apa, pinguin?"
"Dasar, tusuk gigi!"

Kali ini Jaehwan terkikik geli meskipun dengan suara yang lemah. Ia selalu terhibur jika Seongwoo dan Jisung bertemu karna hanya akan ada percakapan konyol dan kejadian komedi lainnya. Ah, akan lebih sempurna jika ada Sungwoon, sepupu nya yang paling cerewet dan tidak pernah bisa berhenti bicara. Mereka bertiga adalah kombinasi sempurna untuk hari penuh tawa bagi Jaehwan.

Lovely Jae 💗Onde as histórias ganham vida. Descobre agora