Our Struggle (2)

400 53 31
                                    

"Yakin tidak ingin menginap lagi?"tanya Jaehwan pada Jisung yang sudah bersiap untuk pulang.

Kemarin sore Jisung datang berkunjung lalu menginap,  ia membawa beberapa barang dari ibu Jaehwan dan ibu Jonghyun. Selama ini kurir setia Jaehwan adalah Jisung.

"Aku akan kemari lagi minggu depan, hari ini aku ada rapat dengan bawahanku"sesal Jisung.
"Auh, dasar orang sibuk"canda Jaehwan.
"Melelahkan, ku pikir mengelola perusahaan appa itu mudah, ternyata aku sering merasa sakit kepala setelahnya"ungkap Jisung.
"Bekerjalah yang benar, jangan membuat appa mu kecewa. Mengerti?"

Jisung mengangguk paham, kedua yeoja itu masih sibuk berbicara di teras rumah hingga tak sadar jika Jonghyun sudah berjalan menuju keduanya.

"Aku pergi ya, sayang"pamit Jonghyun.

Jaehwan mengangguk lalu tersenyum saat mendapat kecupan di pucuk kepala sebelum suaminya berjalan menuju cafe yang berada di depan rumah mereka.

"Heol! Cafe kalian hanya berjarak 4 langkah dan dia berpamitan dengan cara seperti itu?"
"Memangnya kenapa?"tanya Jaehwan.
"Aku iri!"seru Jisung lalu keduanya tertawa.
"Bagaimana Daniel?"tanya Jaehwan.
"Entah. Kami tak lagi bertukar kabar setelah aku wisuda dulu. Hampir 6 bulan kan?"
"Apa dia tak serius padamu?"
"Mungkin saja, ku dengar kemarin dia baru saja berkencan dengan adik tingkatnya"jelas Jisung.
"Dan kau biasa saja?"
"Lalu aku harus bagaimana? Aku memang pernah menyukainya tapi tidak sekuat yang kau pikir. Aku hanya senang saat dia menghiburku saja"
"Ku pikir kau benar-benar menyukainya"gumam Jaehwan.
"Tidak. Karna aku tau jika sejak awal dia tak serius padaku"

Jaehwan mengusap punggung Jisung lembut lalu tersenyum semanis mungkin pada sahabat baiknya itu.

"Aku bahagia kau masih memiliki senyum cantik ini setelah melalui banyak masalah"kata Jisung.
"Alasan ku tersenyum secantik ini selalu bersamaku sekarang. Mana mungkin senyum ini hilang?"
"Baiklah, terserah kau saja"
"Jisung-ah"
"Hm?"
"Kabar ayah dan ibuku baik kan?"tanya Jaehwan.
"Tentu saja, kedai ayam sudah sangat besar dan bibi akan membuka kedai lagi di dekat SMA kita dalam waktu dekat. Kau tau kan?"

Jaehwan mengangguk, ibunya sudah mengatakan semuanya tapi ia merasa takut jika itu hanya kebohongan, dan ternyata kebohongannya hanya ketakutan tak berdasar. Sebenarnya ia rindu ayah dan ibunya, rindu teman-teman nya, rindu rumah yang sudah ia tinggalkan hampir 1 tahun. Tapi ia masih takut. Bagi Jaehwan yang paling penting adalah kabar orang tuanya. Orang tuanya baik-baik saja maka Jaehwan juga baik-baik saja.

"Lalu ibu mertua ku?"
"Baik. Ibu mertua mu sering datang ke kedai asal kau tau, ibu kalian menjadi teman baik  sekarang"
"Ayah mertuaku?"
"Aku tak banyak tau tentang itu, maaf"
"Tak apa. Asal semuanya sehat, itu sudah cukup untukku"

Jisung berdiri lalu menatap Jaehwan yang masih menatap pergerakannya.

"Aku pulang ya, perjalanan ku akan memakan banyak waktu"pamit Jisung.
"Hati-hati di jalan, tak perlu pamit pada Jonghyun oppa. Kau harus segera sampai rumah. Hubungi aku setelah sampai nanti"
"Tentu saja"

Jisung berjalan menuju mobilnya namun terhenti saat Jaehwan memanggilnya.

"Jirung!"
"Wae, Jjaeni~~"
"Lain kali datanglah dengan Seongwoo oppa"
"Apa dia-"
"Ya. Masih sangat menyukaimu"

Jisung tersenyum lalu mengangguk mengerti sebelum masuk ke dalam mobil yang segera melaju menjauh dari rumah Jaehwan.
.
.
.
Jonghyun masih sibuk dengan caffe nya saat tiba-tiba ponselnya berbunyi dan orang di seberang mengatakan bahwa istrinya mengalami kecelakaan, korban tabrak lari di depan super market.

"Aku harus ke rumah sakit, Minki-ya. Jaehwan kecelakaan, aku titip caffe"ucap Jonghyun yang segera bergegas menuju rumah sakit.

Jalan menuju rumah sakit terasa sangat jauh hari ini bagi Jonghyun, jalannya tak terlalu ramai namun ia merasa mobilnya tak kunjung sampai di rumah sakit. Kakinya segera berlari setelah berhasil sampai rumah sakit, mencari ruangan sang istri dengan panik setelah berhasil bertanya pada receptionist.

Lovely Jae 💗Where stories live. Discover now