"Iya."

"Gue duduk di sini ya." Belum Srestha menjawab dia udah mendudukkan dirinya di kursi sebelah Srestha, membuat Srestha tertawa.

"Oke."

Dia Giawan, teman semasa SMP-nya dulu. Ia hanya tau Giawan namun tidak akrab karena mereka tidak pernah satu kelas. Ia hanya tau anak itu bersuara bagus karena ia sering ikut lomba nyanyi dari sekolah dan juga sering mengisi acara perpisahan ataupun pentas seni di sekolahnya dulu.

"Lo tau gue kan, Niel?" Tanya Giawan sambil menatap Srestha, sanksi kalau Srestha ternyata nggak mengenalnya.

"Giawan, kan?"

"Panggil Wawan aja, atau Triji." Giawan terkekeh memberitahukan namanya pada Srestha.

"Oke."

"Ini kita nggak ada acara digencet gitu kan ya?" Giawan bertanya sambil melongok-longok ke luar jendela. Memperhatikan beberapa kakak OSIS yang lalu lalang.

"Kata Adit sih nggak ada."

"Adit cungkring?" Wawan bertanya lagi dan hanya dibalas angkukan oleh Srestha.

Hari pertama PLS di sekolah Srestha juga berjalan lancar, nggak ada acara gencet-gencetan oleh kakak kelas, seperti yang Adit ceritakan pada Srestha bahwa di sekolah mereka nggak ada yang seperti itu.

"Dek, makannya yang bener dek." Bahu Srestha ditepuk pelan oleh seseorang saat ia sedang menyantap baksonya saat jam istirahat berlangsung.

"Dit, ah." Srestha menyeka kuah baksonya karena kaget dengan tepukan di bahunya yang ternyata dilakukan oleh Adit.

"Laper banget, lo?" Adit mengamati Srestha yang lahap menyantap baksonya. Temennya ini kenapa hobi banget makan sih?

Ia sendiri heran dari kecil ngeliat Srestha yang nggak pernah lepas dari makanan. Berbeda dari dirinya, dibandingkan makanan ia lebih nggak bisa lepas dari cewek.

"Hooh." Srestha hanya mengangguk singkat, ia makin sibuk dengan mangkok baksonya itu. Setelah menyelesaikan makannya baru ia menyadari bahwa sedari tadi Adit nggak sendiri. "Eh, siapa Dit?"

"Kenalin nih, temen gue Aksa." Kata Adit sambil menunjuk teman sebelahnya, Aksa.

" Kata Adit sambil menunjuk teman sebelahnya, Aksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Daniel." Srestha mengulurkan tangannya pada teman Adit tersebut.

"Aksa." Aksa membalas uluran tangan Srestha sambil tersenyum, temen Adit ini badannya besar dibanding teman-temannya tapi terlihat seperti bocah. "Lo yang tetangganya Adit itu, Srestha?"

"Iya, kok lo tau?" Srestha balik bertanya. "Adit cerita apa aja?"

"Aib lo, Ta." Kata Adit cuek dan dibalas tatapan malas Srestha.

"Enggak kok, Adit cerita yang bagus-bagus soal lo. Katanya dia punya sahabat dari kecil namanya Srestha." Aksa tersenyum melihat Srestha dan Adit yang emang keliatan udah sahabatan lama.

SynesthesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang