7 | Peka Or Enggak Peka

22 6 8
                                    

CHAPTER 7 | Peka Or Enggak peka

☘☘☘
Kalimat mana lagi yang lebih munafik dari : "Aku bahagia lihat kamu sama dia"

***

Dokter yang baru saja memeriksa keadaan Zahra, sudah berdiri di depan kedua cowok tersebut.

Devan yang sudah meredam emosinya lekas bertanya keadaan Zahra.

Dokter menjelaskan kalau Zahra sempat pingsan karena alerginya. Devan hanya mengangguk, lantas masuk ke ruang tempat Zahra di rawat di ikuti Rangga dari belakang.

"Ternyata lo tau banyak tentang Zahra," kata Rangga yang baru saja membuka suara sebelum perdebatan mereka tadi.

"Iya, emang kenapa? Ada masalah kalo gue tau banyak tentang dia?" Devan membalas dengan tatapan yang menusuk.

Rangga sempat ingin bertanya lagi, tetapi ia tidak sempat melanjutkan pertanyaannya karena Altaf dan Anisa sudah datang.

"Gimana keadaan Zahra?" tanya Altaf pada mereka berdua.

"Udah baikan, tapi dia masih belum sadar. Kata Dokter alerginya kambuh," jawab Devan.

Altaf yang sudah tau keadaan adiknya segera menghampiri Zahra yang masih pingsan, dia mengelus puncak kepala Zahra dengan lembut.

***

Tangan Zahra yang tadinya diam tiba-tiba bergerak diikuti matanya yang sudah terbuka.

Zahra mengedarkan pandangannya dengan sedikit meringis kesakitan karena kepalanya yang terasa berat.

"Kenapa aku udah disini?" tanya Zahra dengan suara seraknya.

Altaf yang mendengar suara adiknya langsung mendekat.

"Tadi kamu pingsan, terus dibawah kesini sama temen kamu," ucap Altaf.

Zahra yang baru sadar kalau didalam ruangan bukan hanya dia dan kakaknya lantas tersenyum pada teman-temannya.

"Tadi aku udah panik kamu pingsan Zah ... Aku nggak tau kalo kamu alergi, untungnya Devan langsung bawa kamu ke Rumah Sakit," kata Anisa.

Zahra yang mendengar penuturan Anisa kalau Devan yang membawanya ke rumah sakit sontak menatap Devan.

"Jadi devan yang bawa aku kesini?" tanya Zahra untuk meyakinkan.

Anisa membalasnya dengan anggukan.

Devan hanya menatap Zahra tanpa ingin menjelaskan lebih detail lagi.

"Makasih Devan," ungkap Zahra dengan senyumannya.

"Sama-sama."

Rangga yang melihat mereka hanya diam mematung. Dia hendak keluar dari tempat itu, tetapi tangannya sempat di tarik oleh Anisa

"Mau kemana?" tanya Anisa.

"Mau ke toilet, kenapa? Lo mau ikut?" jawab Rangga.

"Ehh enggak. Apaan, sih."

Square loveHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin