6 | Pengakuan devan

46 11 33
                                    

CHAPTER 6 | PENGAKUAN DEVAN

***

Belajarlah berhenti menitipkan hati pada yang tak punya hati yang tak berhati-hati Menjaga hati. Hatimu layak dihuni oleh seseorang yang tau bagaimana berlaku penuh arti.

***

Zahra mengikuti Devan dari belakang. Dia tidak ingin memanggil Devan atau berjalan disampingnya, Zahra takut jika Devan marah padanya karena mengikutinya. Hingga Devan berhenti di sebuah tempat yaitu kantin yang kelihatan sepi, mungkin karena semua murid sedang berada di kelas untuk belajar.

Devan mulai duduk di sebuah kursi dan mengacak-acak rambutnya seakan-akan sedang frustasi. Zahra yang melihatnya akhirnya menghampiri Devan, walaupun masih ada perasaan takut di marahi Devan.

Zahra duduk di depan Devan. Membuat Devan menjadi sedikit terkejut karena keberadaan Zahra yang ada di depannya.

"Ngapain lo disini?" tanya Devan dengan nada ketus.

"Aku mau nemenin kamu," jawab Zahra.

"Nemenin gue?" ucap Devan sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Kenapa enggak nemenin Rangga aja?"

"Nih cowok makin hari makin rese aja, udah bagus aku mau temenin dia, eeh sekarang malah nyuruh pergi nemenin Rangga," batin Zahra.

"Oh gitu yah, yaudah aku nemenin Rangga aja," ucap Zahra yang mulai berdiri dari tempat duduknya.

Seketika tangan Devan memegang tangan Zahra. "Ada apa lagi?" ucap Zahra.

"Gue laper," ucap Devan melepaskan tangan Zahra.

"Terus?"

"Temenin gue makan!" titah Rangga.

Zahra menghela nafasnya, sungguh tingkah Devan membuat Zahra jadi bingung.

"Tadi bukannya kamu nyuruh aku nemenin Rangga? Kenapa sekarang malah harus nemenin makan?"

"Jadi lo mau nemenin gue atau  enggak? Kalau enggak yah pergi aja."

"Sabar Zahra," batin Zahra yang duduk kembali di depan Devan. Mereka mulai memesan makanan dan menyantapnya.

***

Zahra melipat kedua tangannya di depan dada. Dia hanya menatap Devan tanpa suara. Seketika dia memberanikan diri memanggil Devan.

"Devan," panggil Zahra.

"Hmm."

Mendengar jawaban Devan seperti itu lantas ia memberengut kesal. Rasanya di acuhkan tidaklah baik.

Square loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang