Part 31 - Time

507 47 4
                                    

Raka melihat Tiyas dari kejauhan. Gadis itu sedang duduk disalah satu bangku panjang dipinggir kolam renang dengan Wisnu disebelahnya, merangkulnya. Rani dan Raymond berbincang bersama mereka. Dadanya masih terasa sakit. Tapi reaksi Raka sudah tidak ekstrim seperti sebelumnya. Sekalipun tidak rela, tapi jika dia bisa memilih maka lebih baik Tiyas bersama Wisnu sahabatnya daripada bersama cowok lain.

Dimas dan Ferdi menepuk bahu Raka. "Kereeen pestanya. Jago ya Della nyiap-nyiapin kayak begini? Udah siap banget kayaknya." 

"Sial. Macam gue udah mau kawin aja sama dia. Ga usah puji-puji, nanti dia gede kepala lagi."

"Berangkat kapan bro?"

"Dua mingguan lagi lah. Masih siap-siap. Della visanya belum keluar."

"Bareng Della? Katanya ga sukaa." Dimas menyikut dada Ferdi ingin meledek Raka.

"Si kunyuk kecil itu emang ngintil mulu mau bantuin gue cari apartemen disana."

"Asik dong berduaan, udah hampir summer kan?" Ferdi nyengir.

"Asik dari hongkong. Beduaan sama Tiyas mau gue, sama si kunyuk kecil itu mah ogah. Lagian nyokap dan kakak gue ikut. Beneran deh kayak nganter orang mau sunat aja rame-rame begitu. Sebel gue."

"Yah yang itu dibahas lagi. Udah Ka." Dimas geleng-geleng kepala.

"Apa yang dibahas?" tiba-tiba Wisnu datang merangkul Dimas dari belakang.

"Eh Nu. Mau pisah juga dari bini lo." Ferdi berkelakar.

"Takut dicolong kali sama Raka." Dimas tertawa.

"Yaah malah nyerempet lagi. Kunyuk lo semua." Raka menyahut sebal dan disambut dengan gelak tawa tiga sahabatnya.

"Nu, maafin gue ya. Gue sadar bikin banyak salah." Raka mengulurkan tangannya.

"Salah apa?"

"Banyak lah. Gue males bilang satu-satu nanti lo gede kepala lagi."

Wisnu tertawa sambil menggenggam tangan sahabatnya. "Udah gue maafin Ka." Dimas dan Ferdi tersenyum sumringah melihat akhirnya semua baik-baik saja.

"Baik-baik sama Tiyas ya Nu." Raka masih menggenggam tangan Wisnu.

"Yaaah mulai lagi becandaan ga lucu." Kali ini disambut dengan tawa Raka, Dimas dan Ferdi.

"Apa sih seru banget?" Tiyas ikutan nimbrung.

"Nah nih primadona nya dateng." Dimas berkelakar.

"Nu pinjem Tiyas sebentar. Sumpah sebentar doang." Tanpa basa basi Raka menarik lengan Tiyas. Tiyas yang linglung tidak punya pilihan hanya bisa mengikuti. Wisnu pun belum sempat protes sudah ditahan oleh kedua sahabatnya.

"Bro, kasih lah waktu barang sebentar. Raka mau berangkat, paling cuma pamitan. Habis itu lo bisa 24/7 deh bareng Tiyas."

"Masa udah baikan mau tonjok-tonjokkan lagi Nu." Ferdi menimpali.

"Oke, oke." Wisnu berusaha mengenyahkan pikiran buruknya. Mereka bertiga berjalan ke meja makanan.

***

"Ti, fokus dong." Raka risih melihat Tiyas yang kelihatan tidak tenang.

"Iya-iya. Ada apa?"

"Fokus dulu ke gue. Gue cuma minta waktu 10 menit atau kurang. Habis ini lo mau langsung akad nikah sama Wisnu terserah deh." 

"Raka mulai deh."

"Hehehe...maaf." Raka membawa Tiyas ke lantai atas rumahnya. "Sebentar jangan kemana-mana." Raka berlalu masuk ke dalam kamar dan membawa dua bungkusan. Satu besar dan satu lagi lebih kecil. "Ini pilih mana?"

Just another High school Story [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang