Part 1 - Tiyas

2.9K 125 2
                                    

Hai-Hai semua.

Ini tulisan kedua gue. Setelah sadar bahwa tulisan pertama kayaknya kok terlalu terburu-buru, jadi tulisan kali ini nyoba lebih santai. Setting ceritanya di awal-awal tahun 2000. Perlu diingatkan cerita ini fiktif belaka ya. Tapi kalau mau baper ya dipersilahkan...hehehe.

So, tidak mau berpanjang-panjang. Hope you enjoy it! Kritik dan saran dipersilahkan.

_____________________________________________________________________________

SMA Negri 01 berada di pinggiran kota Jakarta. Sekolah Negri itu tidak jauh beda dengan sekolah yang lain pada umumnya. Satu lapangan besar di tengah bagunan dikelilingi kelas-kelas yang di depannya terdapat koridor panjang dan satu lapangan basket yang ukurannya lebih kecil di bagian samping bangunan. Bangunan satu lantai itu asri dengan pohonan di kebun-kebun kecil yang bersebaran di pinggir lapangan.

Ini tahun ke2 untuk Tiyas bersekolah di SMA Negri 1 Jakarta. Sudah jam 3 sore hari itu. Tiyas masih sibuk mencetak undangan acara debat OSIS minggu depan di ruang guru. Setelah selesai mencetak, Tiyas membawa tumpukan undangan ke ruangan OSIS karena Tiyas harus membagikannya besok pagi.

'Gubrak'. Laki-laki bertubuh tinggi dan besar itu tidak sengaja menabrak Tiyas, Wisnu namanya. Undangan pun tersebar di lantai.

"Sorry-sorry Ti".  Wisnu dengan panik membantu Tiyas membereskan undangan yang berserakan di lantai.

"Udah ga apa-apa kok. Abis basket ya?" Tiyas memulai pembicaraan sambil masih membereskan undangan.

"Iya, sama anak2 barusan. Kok tahu?"

"Ya itu, kaos basah dan bau kayak gitu." Tiyas tersenyum meledek.

"Hehehe... iya nih mau ganti. Sini gue bantu, ruang OSIS kan?" Wisnu melangkah menuju ruang OSIS yang sudah kosong.

"Thanks yah." Tiyas tersenyum manis dan langsung kembali sibuk dengan undangannya.

Wisnu ingin segera pergi dari ruangan namun langkahnya terhenti.

"Ti, pulang bareng siapa? Ini udah sore lho." Wisnu menatap Tiyas dari seberang ruangan.

"Sendiri, naik angkot. Udah biasa kok gue." 

"Selesai jam berapa?"

"Wisnu, gue bisa naik angkot. Ga apa-apa kok."

"Gue tungguin yah sampe jam 4. Bareng sama gue."

"Wisnu, kan gue bilang..." Wisnu sudah pergi sebelum Tiyas menyelesaikan kalimatnya. Tiyas hanya menggelengkan kepala sementara Wisnu sudah berada di luar ruangan OSIS berjalan cepat-cepat sebelum ada yang melihat mukanya yang memerah malu.

Jam 4.30 sore. Tiyas baru saja selesai dengan urusan OSISnya. Setelah mengunci ruangan, ia mulai berjalan keluar sekolah. Tiyas baru sadar, masih ada Wisnu di lapangan basket bermain sendirian. Ketika Wisnu melihat Tiyas keluar ruangan OSIS, ia pun berlari menghampiri.

"Ayo pulang." Wisnu berujar.

"Wisnu, ini sudah 2 kali lho lo nungguin gue OSIS. Gue ga enak ah." Tiyas berhenti melangkah.

"Gue ga nungguin lo, gue kebetulan ada basket sama anak-anak." Wisnu mulai merasa canggung.

"Sekarang coba jelasin, kenapa ekskul basket jadi latihan hari Selasa-Kamis, sebelumnya kan Rabu-Jumat. Kenapa bisa barengan sama jadwal piket OSIS gue tiba-tiba?"

"Kenapa nanya sama gue?"

"Ya kan elo ketua ekskul nya Nu."

"Paskibra juga jadwalnya berubah. Lo nanya juga alasannya sama Danar ga si ketua Paskibra itu?"

Just another High school Story [Completed]Where stories live. Discover now