Part 30 - The Lunch Celebration

576 45 0
                                    

Suasana SMA 1 pagi itu hening sekali. Siswa kelas 1 dan 2 diliburkan karena ujian akhir kelas 3 sedang berlangsung. Sudah satu minggu ini aura tegang menyebar seantero sekolah. Tapi hari ini adalah hari terakhir ujian berlangsung. Jadi sebentar lagi siswa kelas 3 akan merayakan habis-habisan. Penduduk kelas IPS pastinya sudah membawa  pilox warna-warni. Penduduk IPA sepertinya main aman dan hanya membawa spidol warna-warni.

Tiyas sudah yakin dengan pilihan jurusannya. Sementara Rani masih ragu. Sedangkan Wisnu akan mengambil jurusan ekonomi asalkan satu kampus dengan gadisnya. Raka juga sudah memilih. Ia sudah diterima di salah satu universitas bergengsi di Inggris jurusan bisnis. Rencana Raka adalah mengadakan acara makan-makan setelah ujian berakhir dirumahnya. Adella memaksa membantu menyiapkan segalanya karena memang dia sedang libur.

'Kriiiiiiiiiing' Suara bel terakhir terdengar sangat merdu untuk siswa kelas tiga. Ujian sekolah telah berakhir. Memang masih akan ada ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri nantinya, tapi masa-masa mereka di SMA sudah hampir berakhir. Tidak akan ada PR, makalah, praktikum, ulangan harian atau ujian lagi yang membebani. Mereka bebas.

Seperti yang sudah diprediksi, euphoria kelulusan yang masih terlalu awal sudah terjadi. Mereka berhamburan keluar dari kelas-kelas dengan wajah bahagia walaupun mereka belum tahu hasil ujian mereka. Buat apa perduli, nikmati saja saat ini.

"Tiyaaaaassss Tiyaaaasss....udah selesaaiii Tiiiiii. Yuhuuuuuuu..." Rani dengan antusiasnya menghampiri Tiyas dikelas yang hanya tersenyum tenang.

Kelas Tiyas pun sedang ramai dengan pembicaraan seputar soal ujian dan kelulusan.

"Iya...iya. Semangat banget." Tanpa terasa semangat Rani menular dan Tiyas mulai merasakan antusiasme yang sama. Akhirnya setengah bebannya menghilang. Lega rasanya.

"Ti, Raka tadi bilang kita semua diundang ke rumahnya. Dia udah siapin lunch celebration gitu. Ikutan ya Tiii...pleaseee."

"Lah kemarin lo yang bilang gue ga boleh maafin Raka. Sekarang lo begini. Ada apa nih?"

"Rumahnya Raka gedee banget Tii...gue pingin masuk. Pestanya pasti di pinggir kolam renang. Kan keren tuuuh Ti. Hampir semua anak IPS kesana kok. Mana ada yang nolak traktiran juragan Raka. Jadi ikutan ya Tiii...pleasee."

Tiyas ragu. 'Apakah Wisnu juga datang?' Tiyas tidak mau mulai bertengkar lagi dengan Wisnu.

"Wisnu dateng kok, sebentar lagi dia kesini. Masih coret2an tuh sama anak-anak IPS lainnya." Rani seperti bisa membaca pikiran Tiyas.

"Iya ya udah kalau Wisnu dateng, gue dateng. Raymond mana?"

"Ya masih sama cowok-cowok itu di lapangan. Yuk cepetan ikutan coret-coretan."

"Sayang baju Raan...disini aja coret-coretannya." Tiyas mengeluarkan buku tahunannya.

"Ga mau, pokoknya gue mau gambar love yang gedeee di baju lo pake pilox."

"Ti..." Danar menghampiri Tiyas yang ingin beranjak dari kursinya. "Mau ngomong sebentar boleh? Sebentar aja."

Sebelum Tiyas menyahut Danar menarik lengan Tiyas. Sudah berbulan-bulan Danar menimbang-nimbang. Sekalipun Tiyas sudah memaafkannya tapi masih ada yang mengganjal dihatinya. Danar bukan pengecut dan ia tidak mau mulai menjadi salah satunya. Jadi sebelum semua keberaniannya habis hari ini untuk berhadapan dengan Tiyas, maka ia harus mengatakannya pada Tiyas. Sekarang juga.

"Eh...eh jangan pegang-pegang temen gue." Rani protes namun tetap menghargai privasi dengan tidak mengikuti mereka.

Danar membawa Tiyas ke tempat dimana pertama kali Tiyas menangis di sekolah dan Danar ada untuk menghiburnya.

Just another High school Story [Completed]Where stories live. Discover now