"Aku diet."
"Cassy, untuk apa kamu menyiksa dirimu seperti itu? Mama bisa memanggil ahli gizi kenalan Mama kalau kamu mau diet seimbang. Sekarang makan dulu, nanti kamu sakit.
Cassy berbalik. "Mama tanya untuk apa?! Biar aku bisa cantik alami!"
"Kamu cantik, Sayang. Anak Mama pasti cantik."
"Cantik?" Cassy tertawa rendah. Ia menatap ibunya sekilas kemudian membalikkan badan dan berlalu.
Di luar Falak yang tengah bercengkrama dengan burung-burung peliharaan tuannya dikejutkan dengan suara bantingan pintu disusul Cassy yang keluar dengan muka masam. Burung-burung dalam sangkar pun ikut berhamburan.
"Falak, siapkan mobil!"
Falak berdiri tegap. "Siap, Nona! Nona Cassy mau ke mana? Ke rumah nona Chelia atau ke rumah tuan Rama?"
Falak berharap, jawaban Cassy adalah salah satu dari kedua pilihan tersebut. Sebab rumah Naya melewati jalur padat lalu lintas yang membuat segenap anggota gerak bagian bawahnya pegal menahan rem dan gas bergantian, sedang kosan Erva berada kompleks padat penduduk yang jalanannya dipenuhi lumpur dan kubangan air akibat sistem drainase yang buruk. Perlu untuk digaris bawahi, mobil yang diamanahkan bagi Falak untuk mengantar-jemput Cassy itu baru keluar dari premium car wash beberapa saat yang lalu.
Kenapa pilihannya harus rumah Chelia dan Rama, sih? Cassy melotot pada Falak. "Bu-bukan dua-duanya."
Jawaban Cassy membuat bahu Falak merosot tajam. "Lalu, Nona Cassy mau ke mana?"
"Kemana saja! Sudah jangan banyak tanya!"
Falak buru-buru menyiapkan mobil. Begitu Cassy duduk di kursi penumpang, Falak menunggu perintah. Namun nona mudanya itu diam membisu. Falak kemudian mengambil inisiatif membawa Cassy ke taman kota.
"Kenapa ke sini?"
"Kata nona Chelia, Nona Cassy sangat senang main ke sini kalau sedang bersedih hati."
"Chelly ...," lirih Cassy.
"Sebenarnya nona Chelia sudah menceritakan semuanya pada saya, Nona."
Cassy terperanjat. "Cerita tentang apa?!"
"Tentang masalah Nona. Nona Chelia berpesan agar saya menghibur nona.
Cassy menggigit bibir. Chelia ternyata tetap peduli padanya.
"Sebenarnya ini rahasia. Tapi saya tidak bisa membiarkan Nona Cassy sedih berlarut-larut begini." Falak kemudian menerawang. "Saya sudah lama bekerja untuk keluarga nona. Dulu saya hanyalah anak jalanan yang putus sekolah. Suatu hari saya tidak tidak sengaja menemukan dompet nyonya di jalanan dan mengembalikannya. Nyonya sangat senang dan memberi saya hadiah yang tidak bisa saya balas dengan apapun. Nyonya memberi saya tempat tinggal dan pekerjaan, hingga dipercaya menjaga nona sampai sekarang."
Falak mengejapkan matanya beberapa kali kemudian mengeluarkan selembar foto dari sakunya. "Nona Cassy tahu siapa perempuan ini?"
Cassy meraih foto lawas yang sudah sedikit usang tersebut. Potret seorang wanita cantik yang tengah menggendong bayi tergambar di sana. Wanita itu sangat cantik. Bahkan lebih cantik dari ibunya sekarang.
Cassy menyentuh liontin yang melingkar indah di lehernya. Persis seperti yang dikenakan bayi mungil tersebut. Cassy memandangi wanita tersebut lekat-lekat. Sedikit demi sedikit ia mulai mengenali sinar mata wanita dalam foto tersebut.
"Ti-tidak mungkin! Ini ... mama?!"
Falak mengangguk lambat. "Ada sedikit kecelakaan saat Nona masih kecil. Saat papa Nona dinas ke luar kota, untuk menghilangkan bukti hasil pemeriksaan keuangan, seseorang menyulut api di ruang kerjanya yang bersebelahan dengan kamar nona."
Deg! Cassy merasakan sesak di dadanya
"Nyonya mengorbankan dirinya menerobos kobaran api untuk menyelamatkan Anda. Nyonya mengalami luka bakar parah di bagian wajah. Saat itu nyonya sangat sedih, tetapi melihat Nona selamat tanpa luka sedikit pun, nyonya akhirnya bisa menerima keadaannya."
Falak menarik beberapa lembar tisu untuk Cassy yang air matanya mengalir deras.
"Apa Nona tahu alasan nyonya memutuskan untuk melakukan operasi plastik?"
Cassy menggeleng.
"Nyonya melakukan itu karena tidak tega melihat Nona mendapat hinaan."
Cassy semakin sesenggukan.
"Nyonya mengubur seluruh kenangannya di masa lalu agar tidak sakit hati. Kami pun sepakat untuk tidak mengungkit masalah ini demi menjaga perasaan nyonya." Falak mengelus punggung Cassy. "Nyonya ingin fokus merawat dan membesarkan Nona. Nyonya sangat menyayangi, Anda."
Isak tangis Cassy semakin kencang. Kenyataan ini benar-benar membuatnya terpukul. "Antarkan aku pulang, Falak!" titahnya.
Cassy menyentuh potret wajah ibunya dengan tangan bergetar.
Maafkan aku, mama ...
☕☕☕
TBC
YOU ARE READING
Prescriptio☕
Mystery / ThrillerMenjadi mahasiswa farmasi yang super sibuk seolah cobaan yang belum cukup bagi Rama dan kawan-kawannya. Berbagai kejadian misterius terjadi pada orang-orang yang memiliki masalah dengan salah seorang di antara mereka. Ketika persahabatan diuji oleh...
19. Infinitio ☕
Start from the beginning
