Bagian 34 Ngidam Ya?

38K 2.3K 900
                                    

HELLOWWW
MAKASIH SERIBU VOTENYA

KALIAN KEREEEENN..
😚😚😚

NEXT
1050
VOTE

***

Seorang gadis cilik menggugu di bawah tangga rumahnya. Hatinya terluka karena keinginannya tidak terwujud. Seseorang yang ia harap mewujudkan impiannya tak mau turut serta. Ia bermimpi memiliki pabrik permen sebagaimana sepupunya.

Sejak perjalanan pulang di dalam mobil Dina kecil tak henti merengek-rengek protes. Ia ingin pulang ke Jakarta bersama Elan. Sebagaimana kesepakatannya bersama Asya bahwa mereka akan bertukar saudara.

Ranti cenderung membiarkan putri kecilnya tersedu. Bukan cara didikannya membujuk anak dengan segala hal agar berhenti menangis. Ia tidak mau putrinya terbentuk sebagai gadis yang lemah hanya karena orang lain tak mau menuruti kemauannya.

Lain Ranti lain pula Raka. Ia tak tega membiarkan adiknya terisak-isak tanpa ada yang menolong. Sedari dalam mobil Raka tak henti menghibur adiknya, yang kemudian berujung pada sasaran omel ibunya pula.

Raka mendekati Dina yang menyudutkan diri di bawah tangga. Pipi tembemnya basah oleh air mata. Nafasnya tersengal-sengal karena tangisnya tak kunjung reda.

"Sini adik Kakak.." Ajak Raka seraya merangkul adiknya ke dalam gendongan.

"Huuu.. Huuu.. Huuu... Hikss..."

"Sudah, jangan menangis lagi.. Kan ada Kakak Dek.." Hibur Raka seraya mengusap rambut adik dalam gendongannya.

Dibawanya adik kecilnya ke kamar. Mencoba dihibur agar air matanya tak lagi tumpah. Ia mendudukan adiknya di tepi ranjang bergambar Woody Woodpacker itu. Menghapus air mata adiknya sembari bersila di lantai.

"Ka.. Kata Mamah aku boleh tukeran Ka.. Kakak sama Kak Asya tapi hiks Mama bohong!!"

"Memangnya boleh kalau Kak Raka diambil Kak Asya? Jujur hayo.." Tanya Raka dengan nada menggoda.

"Eng.. Eng.. Hik.. Tidak boleh.."

"Terus kenapa minta tukeran sama Kak Asya?"

"Soalnyahh.. Kak Elan suka beliin permen, Kalau sama Kakak kan tidak boleh.. Hik hik.."

Raka tertawa kecil. Ada saja alasan lugu adiknya. Jadi soal permen ya?

"Tadi Kak Elan bilang apa waktu kamu minta ikut ke Jakarta?"

"Dia bilang tidak bisa ikut, soalnya kuliah di Bandung. Nanti dimarahi gurunya kalau bolos."

"Dina kalau bolos dimarahi gurunya tidak?" Tanya Raka menjebak.

Dina mengangguk lugu. Air matanya mengering.

"Sama Dek.. Elan juga begitu.. Besok-besok kalau ada acara keluarga kan bisa kumpul lagi.." Hibur Raka menguatkan bahu adiknya dengan usapan.

"Memangnya Kakak tidak mau kalau ikut Kak Asya?"

"Nanti Kak Asya yang ikut Kakak." Jawab Raka asal.

"Berarti Kak Elan juga bisa ikut aku?"

"Emm.. Ya.. Bisa jadi.." Raka semakin ngawur menjawab.

"Nanti tinggal serumah sama Kak Asya dan Kak Elan?"

"Emm.. Ya mungkin." 

"Yeeeeeyyy.."

REVENGE (SUDAH TERBIT) PART LENGKAP DI GOODNOVEL ATAU KARYAKARSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang