Bagian 25 Semalaman ML Atau HS??

59.2K 2.1K 606
                                    

Ga bosen thor ngabarin kalo ini lapak 21+
Bocah kecil minggir dulu sayang..

Ciyeee yg maren pada puas..

Maaf ya telat up, soalnya hari ini sibuk nemenin mas suami..

VOTE AND COMMENTS!!

***

"Pak.. Pak Elan? Permisi.."

"Oh?" Aku melongo. Baru sadar jika Damar memanggilku sedari tadi.

"Ini beberapa informasi tentang Sakura Town yang bermasalah pajaknya, kita bisa menjadikan ini cela untuk memeroleh penawaran yang lebih rendah jika kita bisa mendapat solusi yang minim resiko untuk menyelesaikan masalah mereka. Menurut Bapak, kawasan ini cukup menarik minat penyewa atau bagaimana?"

"Mar, kamu sudah menikah kan?"

"Loh Kok?"

Damar terlihat kebingungan mendengarku sama sekali tak menggubris penjelasannya. Pikiranku seperti diremote oleh Dina dari jauh. Tak bisa berhenti memikirkannya.

Iblis macam apa yang telah merasukiku hingga berlaku sekejam itu? Aku sudah menendang harga dirinya bertubi-tubi dengan sikap yang sangat menjijikkan. Bodohnya aku baru menyadari semuanya sekarang.

Sakit hati dan dendam itu sangat tidak perlu. Sekarang bisa jadi aku yang mengusung dendamku sendiri padanya. Aku baru menyadari saat mendengar ucapan Asya di telepon.

"Kak Elan sudah tahu belum? Empat hari lagi Dina ulang tahun. Sudah menyiapkan kado?"

"Kado?"

"Kak Elan bagaimana sih? Katanya mantan playboy tapi kok begitu saja tidak paham. Hmm.. Jangan tua deh. Dina itu masih seusia aku loh, semua gadis ingin mendapat kejutan dari pasangannya di hari spesial, hadiah atau kado-kado begitu. Kak Raka saja paham, masa Kakak tidak? Jangan malu-maluin aku deh.."

"Ada-ada saja kamu Sya. Dina bukan anak manja."

"Mau manja atau tidak, istri manapun akan sangat bahagia kalau dapat surprise dari suaminya. Kalian kan sudah saling mencintai."

"Sok tahu kamu Adek gembul.."

"Iiihh.. Kan aku hamil makanya gembul, jahat ah Kakak! Kalian tempo hari kan sudah begituan masa belum cinta? Malu ah kalau ingat."

Aku terdiam mendengar ucapan Asya. Dina mencintaiku, aku tahu itu. Lalu mengapa kami yang saling mencintai tidak sebahagia Asya? Mengapa kami tergelung dalam pusaran benci yang seperti ini? Mengapa aku sangat bernafsu untuk balas dendam, sedangkan adikku bahagia bersama Raka? Mengapa perilakuku keji dan tak manusiawi terhadap seseorang yang aku cintai?

"Sya, Kakak mau tanya sesuatu.."

"Tanya apa?"

"Kamu bahagia bersama Raka?"

"Pertanyaan konyol, masa perlu dijawab? Keponakan Kakak di perut sampai goyang bareng nih gara-gara mendengar pertanyaan konyol om nya. Ya pasti bahagia lah Kakakku.. Kak Raka sayang sama aku, anak-anakku, keluargaku.. Dia selalu melindungiku, mewarnai hari-hariku penuh cinta. Jadi malu ah sama Kakak.."

Aku hanya terdiam. Adikku bahagia. Mengapa Dina tidak?

"Sya, kapan kamu melahirkan?"

"Kata dokter Barry kurang lebih masih satu setengah bulan lagi. Tapi karena kembar bisa jadi sebelum itu aku sudah harus operasi. Soalnya perutku sudah besar sekali, bobot mereka juga semakin berat. Maklum dua-duanya laki-laki. Kenapa?"

REVENGE (SUDAH TERBIT) PART LENGKAP DI GOODNOVEL ATAU KARYAKARSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang