05. Missing Link ☕

Comenzar desde el principio
                                        

"Alasan! Kamu ganggu orang kerja saja."

"Salah kalian bertiga tinggalkan aku sendirian! Kamu kan, tahu aku nggak suka makan sendiri!"

"Bertiga?"

"Kamu, Edward, sama Leon."

"Leon tidak pulang?"

"Tidak! Kucing kampung itu sudah terkena pergaulan bebas sekarang."

Rean menghela napas. "Sorry, tadi ada sedikit urusan."

"Ya, setidaknya kamu sudah pulang." Rama turun dan membuka pagar.

"Kali ini apa?"

"Apanya?"

"Yang buat kamu takut."

Rama mencebik. "Siapa yang takut!"

"Kamu tidak akan berlama-lama di sana kalau tidak takut."

"Aku ke sana cuma mau makan bareng satpam, kok!"

"Oh, ya? Aku pergi lagi, nih." Rean bangkit menuju motornya.

"Jangan! Oke! Aku memang takut!" aku Rama.

"Kenapa? Kuntilanak di pohon mangga lagi?"

Rama spontan menempelkan telunjuknya di bibir. "Hust! Jangan keras-keras! Nanti dia dengar!"

Rean mendorong pintu. "Bicara di dalam saja."

"Kenapa? Miss Kunti itu ada di sini?!"

"Bukan. Banyak nyamuk. Nanti kita kena DBD," sindir Rean.

Rama mendesis. "Memang kamu nggak baca pesan di grup angkatan?"

Rean yang baru saja menghempaskan tubuhnya di sofa menggeleng. "Aku nggak baca chat, pusing lihat spam stiker dari kamu."

"Ya, sudah. Kamu baca sekarang, deh."

"Kamu kan, bisa langsung cerita!"

"Oh iya, ya!" Rama berdeham. "Itu ... ada mahasiswi jurusan psikologi yang meninggal."

Rean membuka mata. "Siapa?"

"Aku nggak mau sebut namanya, nanti arwahnya datang ke sini."

"Arwah orang meninggal itu berada di alam kubur. Kamu jangan mengada-ada!"

"Masalahnya dia baru dikebumikan besok!" Rama berpikir sejenak. "Dia itu pacarnya ... Dandy. Kamu tahu orangnya, kan?"

Rean mengangguk terpatah. Dandy adalah rival yang terus berusaha menjatuhkannya, bahkan setelah berhasil memenangkan posisi ketua HMJ melalui politik gelap. Sejujurnya Rean masih belum bisa memaafkan Dandy, apalagi ketua himpunan itu pernah menuduhnya melakukan sabotase, namun membayangkan bagaimana rasanya kehilangan orang yang dicintai membuat Rean iba juga.

"Semoga dia diberi ketabahan."

Rama mengaminkan segera.

"Meninggal karena apa?"

"Karena sudah ajalnya."

"Dia benar-benar akan datang kalau kamu main-main begitu!"

Rama langsung merapat ke Rean. "Bercanda, Brother. Kabarnya karena overdosis."

"Overdosis obat?!" Rean langsung terduduk.

Rama mengiyakan. "Suicide," katanya setengah berbisik.

"Bunuh diri?!"

"Begitulah, dia stres berat karena banyak masalah di rumah dan di kampus." Rama menarik napas sebentar. "Padahal dia mengajukan judul tentang masalah depresi remaja sebagai tugas akhirnya tahun depan. Tragis sekali."

Prescriptio☕  Donde viven las historias. Descúbrelo ahora