17. De Memoria☕

Start from the beginning
                                        

"Itu hadiah dari klinik yang bekerja sama dengan perusahaan kakak. Pakailah. Ajak Cassy, Erva, dan Naya juga."

Chelia hanya mengangguk kecil lalu memeluk Riva. "Terima kasih, Kak Riva. Teman-temanku pasti senang, apalagi Cassy," tuturnya.

Riva membalas pelukan Chelia.

"Ayah tidak pulang, Kak?" tanya Chelia begitu rengkuhan Riva melonggar.

Riva terhenyak beberapa saat. "Ayah ... periode ini tidak sempat pulang."

"Kenapa?"

"Masih ada urusan katanya."

Chelia merebahkan kepalanya di pangkuan Riva. "Apa sih, yang ayah cari? Aku selalu merasa hidup kita sudah lebih dari cukup."

Riva menyisir rambut Chelia dengan jarinya. "Ayah pasti punya alasan sendiri. Sabar ya, Sayang."

Chelia hanya mengangguk kecil. Sebentar kemudian matanya mulai memejam dengan kepala yang sesekali tersengguk ke depan. Riva membenarkan posisi tidur Chelia kemudian menepuk-nepuk pundaknya, membiarkan adiknya itu terlelap dalam pangkuannya.

Riva mengusap wajah Chelia yang kini tertidur pulas dengan penuh kasih. Ada kepingan memori yang ditarik keluar secara paksa dari ingatan superior adiknya tersebut.

Sesuatu yang menjerumuskan sekaligus menyelamatkan Chelia dari kelamnya ruang isolasi. Sesuatu yang membuat Riva merasakan sedih dan senang di waktu bersamaan. Sesuatu yang membuat Chelia percaya akan cerita-cerita fiktif yang dibuat Riva untuk menutupi kisah kelam keluarganya di masa lalu.

⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️

Memang sudah menjadi hukum alam bagi para organisme untuk hidup berkoloni berdasarkan jenisnya.

Begitu pula dalam dunia farmasi di fakultas Gio.

Mahasiswa di jurusan yang identik dengan obat dan segala tetek bengeknya itu terbagi menjadi beberapa kelompok, mulai dari kelompok penguasa materi pelajaran--bibit unggul fakuktas dengan IPK di atas normal, kelompok penggerak roda perekonomian angkatan--putra-putri bangsawan dan konglomerat, kelompok disipliner organisatoris--penganut idealisme bermodalkan retorika, kelompok sensasional--para tukang gosip kelas sosialita, kelompok pemberontak--mereka yang hobi merepotkan dosen dan staf akademik, sampai kelompok rakyat jelata--golongan mahasiswa missquen dan para penerima beasiswa bidikmisi.

Mungkin Gio adalah sebagian kecil dari mahasiswa yang hidup soliter tanpa koloni yang jelas. Meski sekilas tampak memiliki banyak teman dan pandai bergaul, Gio tidak memiliki teman akrab. Gio hanya menjalankan tugasnya sebagai informan sehingga sebisa mungkin menyelinap ke dalam tiap kelompok agar bisa memperoleh informasi.

Hanya ada satu kelompok yang pantang Gio usik. Satu-satunya kelompok heterogen yang terdiri atas campuran mahasiswa dari berbagai jenis koloni. Kelompok Rama dan kawan-kawannya. Gio selalu dibuat penasaran apa yang menyatukan berbagai kepribadian itu hingga tampak sesolid ikatan logam.

"Maaf Gio, tapi ini sudah kesepakatan kita semua! Kamu dikeluarkan dari kelompok!"

Gio tersentak begitu mendengar teguran dua orang perempuan di hadapannya. Mereka adalah salah satu golongan terpelajar yang begitu kaku bila menyangkut masalah pelajaran. Namun sialnya, Gio terdampar di kelompok yang sama dengan mereka kali ini.

Prescriptio☕  Where stories live. Discover now