Ib 12

7.2K 325 3
                                    

Bahasanya kasar kalo gak suka gak usah baca.

Ig : azzahraputrilatifah

Fhallawww y.

______

Reinka pov on

"Kenapa lo disekolah dipanggil aksa sedangkan dirumah delvin?" Gue tanya si delvin karena sumpah gue penasaran banget.

Aneh sih, padahal gue sama dia baru kenal kemarin. Tapi entah kenapa nyaman aja gitu dideket dia.

"Kepo lo" bales si delvin.

Sumpah.

Kesel banget gue sama dia. Nyebelin banget anjir. Aneh mamanya ngidam apasi waktu hamil dia.

"Ngeselin lo" ucap gue sambil mukul pelan tangan dia.

Eh si curut malah ketawa gak jelas. Dasar orang aneh.

"Ngapain si lo ketawa gitu, gak ada yang lucu juga" ucap gue.

"Lo lucu sih kalo lagi kesel" bales di delvin sambil nyubit pipi gue.

Dan entah kenapa. Badan gue serasa berdesir gitu disentuh sama dia. Tangannya anget, mungkin efek demam dia yang tinggi banget.

"Apasi lepas tangan lo" ucap gue sambil melotot ke arah dia.

Eh si goblok malah ketawa makin keras lagi. Aneh si, ini orang makin gila kalo lagi panas. Jangan jangan?

Enggak. Gak mungkin lah. Dia gak gila kan?

"Lo kenapa si ih, aneh tau gak. Gak ada yang lucu juga, malah ketawa sendiri" gue menggerutu.

Sumpah. Kesel anjir. Pengen gue tabok tuh mulut nya tapi sayang, ganteng dia.

What?

Gak. Dia gak ganteng. Biasa aja. Jelek. Nyebelin. Tadi gue typo.

Tiba tiba tangan dia terulur menangkup pipi gue, terus diteken dikit, Terus dia ketawa lagi.

"Lo lucu kaya ikan koi, hahahahaha" ucap si delvin laknat itu.

Pipi gue panas anjir. Jantung gue juga gerak nya gak normal. Ada yang aneh dari diri gue. Gak. Gue gak boleh jatuh cinta.

Gue pun menepis tangan dia agak keras, mungkin.

"Apaansii ih, sakit bego." Ucap gue sambil natap dia tajam.

Tiba tiba tangan dia terulur lagi. Ngusap pipi gue. Sumpah, gue salting banget anjir.

Ini jantung gue kenapa si deg degan gini? Gak. Gue gak jatuh cinta sama si delvin.

Reinka pov off

°°°°

Malam ini reinka putuskan untuk tidur dirumah sakit, menemani dua orang yang sangat berharga baginya.

Gadis itu kini sedang menyiapkan barang barang buat sekolah besok yang akan dibawa ke rumah sakit.

Setelah selesai gadis itu berjalan menuju garasi mengeluarkan mobil. Sebenarnya dia ingin menggunakan motor, tapi bi enah pembantu yang ada di rumah itu melarangnya.

'udah malem neng rere, gak baik sebenarnya cewe keluar malem malem, nanti kalo dijalan ada apa apa kan susah neng.' ucap bi enah.

Akhirnya gadis itu menurut saja, toh demi kebaikannya. Dia juga tertawa miris, pembantunya saja perhatian padanya, tapi keluarga kandungnya? Ah persetan dengan keluarga kandungnya.

Gadis itu mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Tiba tiba dia teringat ucapan aksa tadi.

Flashback on

"Lo jangan pernah ngerasa sendirian, ada gue, mahesa, yang akan selalu ada disisi lo. Gue suka sekarang lo mulai mau berteman dengan orang.

Tapi satu hal yang gak boleh lo lupain, jangan pernah ngerasa bahwa cuma lo di dunia ini yang paling menyedihkan.

Diluar sana masih banyan anak anak yang gak punya apapun yang lo punya saat ini. Don't be sad babe, i always beside you." ucap aksa sambil mengusap-usap lembut pipi reinka.

Kemudian gadis itu tersenyum tipis.

"Makasih, gue kira gak ada makhluk bumi yang mau berteman sama gue" ucap reinka.

Kemudian gadis itu memeluk aksa. Hangat. Mungkin karena badan aksa yang sedang demam.

Sontak hal itu membuat aksa kaget namun beberapa detik kemudian dia tersadar dan tersenyum tipis sambil membalas pelukan reinka.

Flashback off

Pipi gadis itu bersemu merah. Dia terkekeh. Aksa itu benar-benar cowok yang sangat langka.

Dia bisa menghibur saat sedih dan menjadi sandaran saat sedang sedih. Walaupun sikapnya menyebalkan, tapi itulah ciri khas nya.

Kini mobil gadis itu sudah terparkir rapih dalam basemen rumah sakit.

Reinka berjalan menuju kamar bunda dan abangnya. Tiba tiba dia menabrak seorang ibu-ibu.

"Maaf ya, ibu gak sengaja" ucap ibu ibu tersebut.

Dan saat reinka melihat wajah ibu ibu tersebut keduanya cukup kaget.

"A-a-acha" ucap ibu ibu tersebut, matanya memerah dan berair, badannya juga bergetar.

Reinka tau, sangat tau siapa wanita itu. Hanya yang ada dipikirannya saat ini 'kenapa wanita itu ada disini?'.

"Maaf, anda salah orang" ucap reinka dingin kemudian berjalan melewati wanita setengah paruh baya itu.

Reinka tidak ingin meliahat ke belakang. Ya, wanita yang tadi menabraknya menangis meraung-raung memanggil namanya kecilnya. Acha.

'acha sudah tiada, sejak kau tinggalkan dijalanan' batin reinka.

Reinka membuka pintu ruangan serba putih itu. Terlihat dua orang yang sangat ia cintai tengah tertidur lelap tanpa mau membuka matanya sedikipun.

"Bunda, Abang, rere  kangen" ucap gadis itu sambil terisak.

Nyatanya dia tidak akan pernah kuat tanpa mereka. Penguat terbaik nya.

Dia tidak pernah bisa menahan bulir bulir bening dari matanya itu ketika melihat dua orang yang tertidur lelap itu.

Sepercik penyesalan hinggap dihatinya. Seharusnya dulu, dia tidak mengijinkan mereka untuk pergi atau seharusnya dia ikut pergi agar saat ini bisa bersama sama.

Dia tidak pernah menyangka, hari itu adalah hari terakhir melihat senyuman mereka dan pelukan hangat dari mereka.

Sungguh, gadis itu rindu sapaan hangat di pagi hari dari mereka.

Kini gadis itu kembali sendiri. Dia rapuh. Dia kesepian. Dia butuh sandaran. Dia butuh hiburan. Dia butuh seseorang yang selalu ada untuknya.

Tiba tiba Layar monitor ekg yang terpasang di kedua orang yang dia sayangi itu menampilkan garis lurus.

Hal itu membuat reinka semakin ketakutan, tubuhnya bergetar hebat, hatinya teriris, air matanya semakin mengelir deras, dia berusaha memencet bell untuk memanggil dokter dan suster.

"Eng-enggak ka-kalian gak bo-leh ting-galin rere sendirian, rere sayang kalian, rere gak mau sendirian lagi. Rere butuh kalian" ucap reinka.

Tubuhnya melemas. Apa sebenarnya salahnya pada tuhan? Mengapa hidup nya terus menerus merasakan sakit?

Apakah dia tidak berhak bahagia?

______

Haiiiii

Makasih, seneng deh udah banyak yang baca cerita gue. Meskipun absurd, i hope you're like this story.

So jangan lupa vote nya yaa. Karena satu vote bagi gue itu sangat sangat berarti.

See you.

I'm broken [BHS#1]✓Where stories live. Discover now