4: Bintang Jatuh

9.4K 1.5K 579
                                    

🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



🖤

Jisung ingin sekali mengelak saat Woojin meminta tolong padanya untuk mengantarkan makanan pada Minho. Terakhir kali Jisung berhadapan dengan Minho, dia merasakan perasaan aneh yang terus mengganggu hatinya, dan Jisung sebisa mungkin menghindari hal semacam itu. Jisung tidak ingin terjebak perasaan, karena dia masih trauma ditinggalkan.

Namun, Jisung merasa jika menolak permintaan Woojin akan sangat tidak sopan. Lagi pula, hanya Jisung yang bisa melakukannya sekarang, karena Felix sudah lebih dulu dimintai tolong untuk mengantar makanan pada para Alpha yang sedang bekerja.

Dengan terpaksa, Jisung membawa sebuah nampan berisi hidangan lezat yang masih hangat.

Jisung memantapkan hatinya; mengatakan berulang-ulang bahwa dirinya harus kukuh pada pendiriannya. Dan dengan satu helaan nafas panjang, Jisung akhirnya menarik knop pintu kamar yang Minho tempati.

"Ini, makan siangmu." kata Jisung sembari meletakkan nampan di sebelah Minho yang sedang duduk bersandar pada kepala ranjang sambil membaca buku sebagai pengisi waktu.

Alpha itu tersenyum, "Terima kasih. Maaf merepotkanmu."

"Tidak masalah. Kamu sudah menyelamatkan nyawaku, hal seperti ini sama sekali tidak sebanding."

"Aku melakukannya dengan tulus. Jangan merasa berhutang budi padaku." tegur Minho yang meraih nampannya dengan susah payah.

Jisung melirik ke arahnya sekilas, dan memutuskan untuk membantu.

Kali ini saja dia mengalah pada perasaannya, tidak akan salah, kan? Minho kelihatan benar-benar kesusahan dan Jisung hanya berusaha untuk membantunya sebagai seorang teman yang baik. Setidaknya itu lah yang terlintas di hatinya untuk meyakinkan otaknya yang menolak mentah-mentah alasannya yang terdengar seperti membual itu. Karena isi kepalanya berteriak menuding hatinya saat ini; kamu melakukan ini bukan sebagai teman! Tetapi karena kamu peduli padanya!

"Aku akan menyuapimu." itu adalah sebuah kalimat yang dikatakan dengan nada pernyataan, bukan pertanyaan. Jadi Minho tidak tau apa kah dia bisa menolak atau tidak.

"Kamu makan saja dulu, aku bisa mengurus diriku sendiri." Minho berusaha merebut nampan makan itu dari pegangan erat Jisung, tetapi tentu saja sia-sia, karena Jisung menghindar dengan mudah.

"Hargai aku yang sudah berbaik hati membantu." sungut Jisung, kemudian menyendok sup dan menyodorkannya ke depan mulut Minho, "Buka mulutmu dan kunyah dengan cepat."

Minho menghela nafas dan memilih untuk mengalah. Tanpa membantah, Minho sungguh membuka mulut dan menerima suapan makanan dari Jisung.

Seterusnya, mereka hanya diam. Sibuk dengan kegiatan masing-masing sampai akhirnya makanan di piring itu ludes tak bersisa.

Jisung menyerahkan gelas berisi air hangat yang sudah mendingin, juga tumbukan tanaman obat, kepada Minho.

"Kuharap kamu bisa cepat sembuh." ungkap Jisung setelah selesai membereskan alat makan dan menyusunnya kembali ke nampan.

instinct ㅡ stray kidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang