Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🖤
Jeongin sangat menyayangi Hyunjin. Karena kakaknya itu adalah sosok yang selalu ada disampingnya setiap kali dia memerlukan seseorang untuk bersandar.
Hyunjin juga lah yang merawat Jeongin ketika dirinya terluka, mengajarinya teknik berburu dan bertarung, menemaninya belajar, dan mereka tumbuh menjadi sepasang kakak beradik yang sempurna sejak kecil.
Papa akan meluangkan waktu di hari libur untuk menemani kedua anak laki-lakinya itu mempersiapkan diri seperti mempelajari strategi dan tradisi. Dan mama pasti akan menunggu mereka selesai berlatih dengan menyediakan meja makan yang dipenuhi santapan lezat dan hangat.
Karena itu lah, Jeongin tidak pernah sekali pun mengeluh terhadap takdirnya.
Hingga dia menemukan dirinya berada diposisi yang sangat sulit. Tidak pernah terbayangkan di benak Jeongin jika tiba hari dimana dirinya akan meninggalkan papa sendirian ditengah-tengah penyerangan keji.
Mereka benar-benar terperangkap dan tidak punya pilihan lain selain untuk menyelamatkan mama, meskipun itu berarti, mereka harus mengorbankan papa sebagai penggantinya.
Jeongin ingat sekali, mereka bertiga berlari memasuki hutan dengan hati yang berat. Jantung mereka berpacu cepat dipenuhi kalut, namun tak ada satu pun yang berani bersuara. Mereka hanya terus berlari dan bungkam, diam menyusuri hutan dan meninggalkan pack di belakang mereka tanpa menoleh sedikit pun.
Jeongin tidak pernah mengutuk dirinya sendiri dan merasa dirinya sangat tidak berguna, hingga hari itu.
Karena selain meninggalkan papa, Jeongin juga dengan payahnya tidak bisa menjaga dirinya sendiri, sampai mama harus mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Jeongin dari serangan seorang rogue.
Ironisnya, mama meregang nyawa tepat di pangkuan Jeongin, dan masih sempat menyunggingkan sebuah senyum kecil yang sejuk di sela nafas terakhirnya.
Ditengah tangisnya meratapi jasad mama, Jeongin marah pada dirinya sendiri, dan bersumpah tidak akan menjadi lemah lagi.
Mereka sangat putus asa dan menyedihkan. Kakak beradik yatim piatu tanpa pack dan hidup terluntang lantung di hutan.
Jeongin menemukan Chan kemudian, seorang Alpha yang terkapar di pinggiran hutan dengan keadaan hampir mati dan bersikeras untuk merawatnya meski Hyunjin sangsi.
Dan lalu, Changbin juga datang memasuki persaudaraan yang terikat tanpa hubungan darah itu.
Mereka hidup berdampingan dengan mudah, seolah mereka telah bersama sejak lama. Semuanya terasa sederhana disaat ada Chan yang selalu mengatur keadaan dan bijaksana ditengah-tengah mereka.
Seungmin dan Woojin ikut bergabung dengan gerombolan kecil mereka beberapa saat setelah itu. Mereka juga kakak-adik, seperti halnya Hyunjin dan Jeongin.
