24: Saling Sayang

10.1K 1.4K 945
                                    

🖤

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

🖤

Sebagai mates, Seungmin menyadari jika ada sesuatu yang mengganggu Hyunjin akhir-akhir ini, dan Seungmin berusaha keras untuk bersikap lebih ceria untuk menghibur Alpha tersebut.

Seperti sekarang, melihat Hyunjin yang duduk kelelahan di sofa dengan satu tangan menutupi sebagian wajahnya, Seungmin menghampiri dan duduk di pangkuan Hyunjin, membuat laki-laki yang lebih tua tergelak kaget.

"Kak Jinie! Minie temani disini, ya!" serunya riang, dan tanpa diduga, menangkup kedua pipi Hyunjin, lalu mencuri sebuah ciuman singkat di bibir lelaki itu dengan malu-malu.

Hyunjin menyengir lebar dengan senang, kemudian menahan tengkuk Seungmin, membawa yang lebih muda kedalam ciuman mesra. Bibir si Alpha memagut bibir tipis itu dengan tergesa, dan berhasil membuat Seungmin mengerang pelan kepayahan.

Ciuman mereka tidak berlangsung lama, dan Hyunjin memegangi pinggang Seungmin setelahnya. "Aku suka bibir Minie, manis sekali." celetuk Hyunjin, sembari mengusap bibir bawah Seungmin menggunakan jari telunjuknya dengan gerakan pelan. "I think I can kiss you all day, and still couldn't feel enough."

Kedua pipi Seungmin sontak memerah. Laki-laki itu mengalungkan tangannya pada leher Hyunjin, dan berbisik-bisik seolah sedang memberitau rahasia, "Minie juga suka cium dengan kak Jinie!"

Hyunjin menggigit pelan pipi tembam Seungmin dengan gemas, "You really are the best puppy in the world."

Seungmin merengek, mendorong Hyunjin menjauh, "Minie is not a puppy!" sanggahnya lucu sembari menjewer telinga Hyunjin, "Minie sudah besar!"

"Oh? Minie memang bayi besar." ledek Hyunjin, yang membuat si Omega mencubiti lengan Hyunjin dengan wajah merengut.

"Minie bukan bayi!" protes Seungmin lagi, kemudian menunduk dan menyandarkan dahinya pada dada Hyunjin untuk mengelak dari bertatapan dengannya, "Minie tau kak Jinie sedang sedih. Itu membuat Minie ikut sedih juga. Tapi kak Jinie tidak pernah cerita pada Minie." Seungmin melirik Hyunjin gelisah, lalu melanjutkan dengan, "Bukan kah bayi tidak akan tau tentang hal semacam itu? Minie tau, jadi Minie bukan bayi!"

Hyunjin terdiam selama beberapa detik, kemudian menunjukkan senyum yang lebih seperti ringisan, "Aku tidak sedang bersedih." elaknya.

Seungmin menekan-nekan hidung mancung Hyunjin dengan alis menukik merajuk, "Kak Jinie tidak boleh bohong!" pekik Seungmin, "Kak Jinie bisa cerita pada Minie, nanti Minie akan bantu kak Jinie!"

Hyunjin terkekeh, "Kalau aku sedih, aku hanya perlu dipeluk dan dicium Minie."

"Apa kak Jinie tidak akan sedih lagi kalau Minie peluk dan cium?" tanya Seungmin memastikan, dan Hyunjin mengangguk dengan meyakinkan.

Seungmin mendekatkan wajahnya pada Hyunjin, matanya refleks menutup rapat. Dengan jantung yang berdetak bertalu-talu, tangan Seungmin bergerak mencengkram bagian depan pakaian atas Hyunjin, selagi yang lebih tua mengusap paha Seungmin yang hanya memakai celana pendek.

instinct ㅡ stray kidsOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz