25: Pasangan dengan Cinta

13.2K 1.3K 481
                                    

Hai! Ada yang kangen, nggak?😶

🖤

Setelah selesai mengumpulkan tanaman obat dan juga memetik bunga untuk Seungmin, Woojin dan Chan lantas memutuskan untuk langsung pulang.

Rintik hujan perlahan turun, dan jalan setapak yang basah membuat perjalanan mereka sedikit lebih lama dibanding yang seharusnya.

Jari-jari Chan diam-diam bermain pada jemari Woojin, seolah meminta izin untuk menggenggam tangannya. Dan Woojin yang tertunduk malu-malu itu, membalas dengan meraih tangan Chan lebih dahulu, menautkan jari-jarinya pada ruas milik Chan dengan begitu pas.

"Aku suka genggam tangan kamu." celetuk Chan, memecah keheningan. Jempolnya mengusap punggung tangan Woojin beberapa kali.

Woojin terkekeh pelan malu-malu, "Aku juga suka." aku Woojin, melirik ke arah Chan yang membalas dengan senyum tak kalah lebar.

Hanya ada sebuah keheningan yang menemani mereka, namun tidak terasa canggung, melainkan nyaman dan begitu tenang.

"Aku akan sangat senang kalau bisa terus seperti ini denganmu." celetuk Chan lagi.

Woojin mendorong pelan bahu Chan, salah tingkah.

Suara becek tanah beradu dengan hentak langkah kaki keduanya kembali mengisi ruang diantara mereka. Gubuk sudah berada pada jarak pandang yang cukup dekat, dan genggaman tangan mereka tetap bertahan sampai saat itu.

"Kamu tidak bohong, bukan? Ketika kamu mengatakan kalau kamu juga merasakan cinta?" tanya Chan. Rumah sudah berada di depan mata, dan ini satu-satunya waktu yang dapat ia gunakan memastikan perasaan si Omega untuk terakhir kali.

Woojin mengangguk kecil, wajahnya berbalik menatap sekitar, menghindar dari Chan. "Aku tidak pernah bohong padamu." jawabnya penuh keyakinan, namun pelan.

Chan gagal menahan senyum lebar yang mendesak melengkung dibibir. Tangannya yang bebas, kini mengusak helai rambut Woojin yang agak basah.

"Satu pertanyaan lagi," ungkap Chan berjeda, menahan tangan Woojin agar tidak bergerak lebih jauh.

Woojin menghentikan laju kakinya, menatap Chan dengan alis bertaut, "Pertanyaan apa?"

"Apa kamu akan keberatan jika mulai sekarang aku memanggilmu sebagai mateku?"

🖤

Minho mengendus udara, dan memicing ke arah salah satu pintu kamar yang tertutup. Hyunjin yang berada di sofa, juga melakukan hal yang sama.

"Felix akan heat." ujar keduanya berbarengan.

Jisung, yang sedari tadi menghindari Minho dan terus menempel di sisi Seungmin, menaikkan satu alisnya.

"Kalau begitu, kita harus memberi mereka waktu untuk sendiri." celetuk Jisung sembari berusaha meraih lengan Seungmin dengan paksa.

Seungmin merengek, menepis tangan Jisung, dan memeluk perut Hyunjin sambil cemberut.

"Umin ingin dengan kak Jinie!" tolak Seungmin tepat di depan Jisung. "Kak Jisung bisa sendiri saja, kan?"

instinct ㅡ stray kidsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora