33. Tentang Sebuah Rasa

8.8K 622 61
                                    

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

🍃🍃

Tentang sebuah rasa. Diri yang tak kunjung menyadarinya. Namun ternyata dalam diamnya tersirat akan sebuah rasa yaitu cinta.

~Nurulstyansh~

Badgirl Masuk Pesantren

🍃🍃

Hati yang sedang gundah lalu apa obatnya? Yaitu dengan mengingat Allah. Sebab, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd:13:28).

Karena diri senantiasa selalu yakin kepada Allah maka hal sesulit apapun akan ada jalan keluar dan petunjuk yaitu apabila dengan berdoa meminta kepada Allah serta mengingat-Nya, semua pasti akan ada jalan keluar.

Allah akan memberi petunjuk kepada hati yang tidak lalai kepada-Nya. Yaitu mereka manusia yang selalu mengingat-Nya dalam setiap keadaan baik susah maupun senang. Yaitu mereka manusia yang selalu berusaha bersungguh-sungguh mencari jawaban atas segala persoalan yang sedang dihadapinya.

Ali masih berada di kelas saat semua santrinya telah menyelesaikan belajarnya. Pertemuan minggu lalu seakan masih terus terekam dalam memorinya. Tak pernah lepas bayangan-bayangan itu terus menghantui pikirannya. Dari kejadian itu Ali tahu akan suatu hal. Sisi lain yang mengklarifikasikan fakta yang sebenarnya.

"Gue mau kasih tahu hal yang sebenarnya Al."

Ketika Ali sedang seorang diri disebuah masjid terdekat di rumah sakit. Ali sedang berzikir. Suara yang tak lagi asing baginya mencoba mengajaknya bicara. Kemudian Revan berjalan keluar Ali pun mengikutinya.

"Al? Gue menyadari suatu hal. Gue banyak berdosa Al terutama sama Allah dan juga keluarga lo." Revan terus menunduk menyembunyikan air matanya yang masih membendung.

Ali masih terdiam mencoba mendengarkan penuturan Revan sampai dengan selesai.

"Sejak saat itu. Saat kepergian ayah, hidup gue terasa hancur Al. Jujur gue iri sama kehidupan lo. Lo punya segalanya. Lo selalu dikelilingi oleh orang-orang yang baik. Gue iri! Gue kesal! Dan gue nggak suka!" Revan mulai terbawa akan rasa emosinya. Namun itu semua ditahan dirinya dan kembali melanjutkan ungkapannya.

"Gue sudah mendapatkan segalanya Al. Termasuk mengambil calon istri lo!" Ali melebarkan kedua matanya. Betapa sangat terkejut dirinya mengetahui hal itu.

Seluruh tubuh Ali terasa panas akibat keringat dingin yang tiba-tiba muncul. Jantungnya terpompa begitu cepat. Debaran dihatinya membuat Ali terasa lemas.

"Tapi, itu semua nggak kunjung membuat gue bahagia. Sampai detik ini gue nggak pernah merasakan kebahagiaan. Gue gagal menjadi pribadi yang baik. Gue juga gagal menjadi imam yang baik buat istri gue." ungkap Revan.

"Jadi benar? Revan juga mencintai Zahra? Apa Zahra juga mencintai Revan? Apa Zahra bahagia bersama Revan? Astaghfirullah Ya Allah." lirih Ali.

"Gue nggak bisa melepaskan Zahra agar dia kembali lagi sama lo. Karena gue sudah mulai mencintainya. Dan gue berjanji akan menjadi imam yang baik buat Zahra. Maaf Al!" ujar Revan.

"Gue menyesal Al. Gue ingin meminta maaf sama lo!" Revan terus menunduk menyesali segala perbuatannya.

Ali sudah ikhlaskan itu semua. Memang jika yang tidak ditakdirkan untuknya, maka tak akan Allah dekatkan. Karena Ali yakin jika takdir itu datang untuknya pasti Allah akan mudahkan jalannya. Sungguh Allah Maha Baik yang selalu adil dalam segalanya atas segala takdir untuk setiap makhluk ciptaan-Nya.

Badgirl Masuk Pesantren (END)Where stories live. Discover now