43. Pesan Dari Hati

2.4K 234 28
                                    

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

🍃🍃

Datang dan pergi. Terima kasih engkau telah datang dan menerimaku dengan ketulusan hati. Semoga pergi yang kelak benar-benar memisahkan kita adalah maut. Cinta dariku untukmu kekasih hati. Pendamping hidup cinta sejati.

Aku Mencintaimu Karena Allah.

~Nurulstyansh~

Badgirl Masuk Pesantren

🍃🍃

Hampir dua minggu ini Alisya disibukkan dengan pekerjaannya di kantor milik mendiang sang ayah. Sedang Vito sang kakak juga bekerja menjalankan tugasnya sebagai dokter di sebuah rumah sakit swasta.

Akhir-akhir ini Alisya sering merasakan sakit kepala. Pekerjaannya yang begitu numpuk bahkan membuatnya sering pulang terlambat demi menyelesaikan pekerjaannya.

"Sya minum dulu nih lo kelihatan stres banget akhir-akhir ini. Pulang aja deh Sya gue nggak mau lo jadi ngdrop."

Itu Amel yang terus menyerunya pulang. Amel khawatir Alisya ambruk karena kelelahan.

Alisya tersenyum simpul sambil meyakinkan Amel bahwa dirinya tidak apa-apa.

Tok-tok!~

Pintu ruang kerjanya terdengar suara ketukan. Alisya dan Amel saling pandang lalu beralih memandang ke arah pintu.

Ternyata Nafisah yang datang sambil membawa sebuah rantang makanan. Kakak iparnya itu sungguh perhatian sekali pada Alisya. Sampai makan siang saja diantar ke kantor.

"Assalamu'alaikum adek kakak,"

Alisya menyambut kedatangan Nafisah dengan memeluknya.

"Wa'alaikumussalam kakakku."

"Hai kak Nafis?!"

"Amel? Bagaimana kabar kamu?" tanya Nafisah.

"Alhamdulillah baik dong kak seperti yang kakak lihat." ucap Amel.

"Hmn kalau gitu aku pamit dulu ya? Eum Sya gue pamit ya?" Amel tidak mau jadi pengganggu. Amel memutuskan keluar ruangan Alisya karena pekerjaannya juga masih banyak yang belum diselesaikan.

Alisya mengangguk. "Makan siang nanti kemari ya Mel? Kita makan bersama oke?" Ajak Alisya yang diangguki oleh Amel.

"Siap! Assalamu'alaikum." Pamit Amel sambil melambaikan tangannya.

"Wa'alaikumussalam," balas Alisya dan juga Nafisah.

Alisya mempersilahkan Nafisah duduk di sofa ruang kerjanya.

"Sya? Lihat deh kakak bawa undangan nih." Nafisah terlihat tengah merogoh sebuah kertas yang ternyata adalah undangan pernikahan.

Mengingat-ingat tentang itu Alisya jadi ingat satu hal.

Ali sedang mengurus persiapan akad yang dua minggu lagi akan berlangsung.

Alisya dapat melihat nama teratas di sana. Benar saja di sana tertuliskan nama Latifah. Pastinya dibawah nama itu adalah nama calon mempelai laki-lakinya.

Entah dirinya harus sedih atau bahagia. Tapi untuk apa dirinya sedih? Yang menentukan jodoh bukanlah dirinya tapi Allah. Bila ikhlas adalah jalan pintas. Maka Alisya akan cepat-cepat ke jalan pintas itu agar semua memori tentang Ali bisa terhapuskan.

Badgirl Masuk Pesantren (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang